Beranda Berita Investasi KUARTAL I, PENJUALAN READY STOCK MENINGKAT, INDENT TURUN

KUARTAL I, PENJUALAN READY STOCK MENINGKAT, INDENT TURUN

0
penjualan rumah indent

Kebijakan penghapusan/pengurangan PPN untuk rumah sejak 1 Maret 2021 berdampak positif ready stock yang dimulai bagi penjualan rumah ready stock. Hal ini tergambar
dari peningkatan sebesar 661,0% selama Q1-2021 meskipun kebijakan ini baru berjalan 1 bulan. Beberapa pengembang besar yang memiliki rumah
ready stock mengalami peningkatan penjualan. Sebagian pengembang mempercepat pembangunan rumahnya melalui unit pre-cast untuk mengejar batas waktu siap huni sampai 31 Agustus 2021. Hal
ini juga terlihat dengan kenaikan tertinggi penjualan rumah ready stock di Jakarta sebesar 975%.

Namun harus dicermati, peningkatan yang terjadi pada ready stock ini tidak terjadi pada penjualan rumah indent yang justru mengalami penurunan penjualan 4,9%. Dimana 16,3% dari total penjualan unit berasal dari unit ready stock. Meskipun demikian secara total penjualan selama kuartal I tahun 2021 mengalami peningkatan 10,9% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai penjualan pun mengalami peningkatan 7,2%.

Pergerakan pasar masih bervariasi dan belum membentuk pola yang stabil. Pertumbuhan unit terjual di segmen harga > Rp 2 miliar mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 238,5% yang menyebabkan komposisi unit terjual pada Q1-2021 juga mengalami kenaikan dari 1,5% menjadi 4,6%. Meskipun demikian jumlah unit terjual masih didominasi rumah di segmen harga dibawah Rp1 miliar.

Wilayah Tangerang dan sekitarnya mencatat pertumbuhan unit terjual tertinggi sebesar 19,6% dan terendah berada di wilayah Bekasi yang turun 12,7%. Sedangkan berdasarkan nilai penjualan, pertumbuhan tertinggi terjadi di Jakarta sebesar 37,8% dan terendah di Bogor turun 11,2%. Kenaikan unit penjualan di Jakarta tidak dapat dipungkiri merupakan kontribusi dari penjualan rumah ready stock.

Diperkirakan penjualan pasar perumahan, khususnya di Jabodebek-Banten pada triwulan
selanjutnya sedikit menurun dikarenakan siklus hari raya Idul Fitri dan bukan semata-mata dikarenakan pandemi. Meskipun demikian risiko penurunan lebih tinggi dapat terjadi bila pandemi mengalami peningkatan lagi sehingga pengetatan PSBB tidak dapat dihindari.

+ posts