
Jakarta, propertyandthecity.com — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong penguatan infrastruktur pariwisata berkelanjutan melalui implementasi konsep ekonomi biru, hijau, dan sirkular (Blue-Green-Circular Economy/BGCE).
Langkah ini melibatkan sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk menciptakan destinasi wisata yang ramah lingkungan, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen agar destinasi wisata senantiasa bersih dan sesuai dengan Sapta Pesona, yakni aman, tertib, dan bebas sampah,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, Dadang Rizki Ratman, dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (5/12).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Pra-Rakornas Pariwisata 2024 yang digelar sehari sebelumnya.
Dadang menekankan pentingnya penguatan destinasi sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) untuk mencapai target pertumbuhan sektor pariwisata sebesar 80 persen.
Kolaborasi dalam Pengelolaan Limbah
Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Vinda Damayanti, menambahkan bahwa pengelola kawasan wisata perlu aktif berkolaborasi dengan bank sampah untuk mendaur ulang limbah secara optimal.
“Upaya ini bertujuan tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga mendukung program BGCE yang menitikberatkan pada keberlanjutan,” ujar Vinda.
Ia juga mendorong hotel, kafe, dan restoran untuk mengurangi penggunaan bahan sekali pakai seperti botol plastik, yang sebaiknya diganti dengan botol isi ulang.
Optimalisasi Kebijakan Imigrasi untuk Wisatawan Berkualitas
Dari sisi aksesibilitas, Direktorat Jenderal Imigrasi turut berkontribusi dengan kebijakan adaptif yang mendukung masuknya wisatawan berkualitas. Anggit Suhandono, perwakilan Direktorat Visa dan Dokumen Perjalanan, menyoroti berbagai inovasi seperti Bebas Visa Kunjungan, Visa on Arrival, E-Visa, serta layanan Autogate dan Golden Visa.
“Kami menargetkan good quality travelers, yaitu wisatawan yang memberikan dampak positif bagi Indonesia. Proses masuk ke Indonesia kini semakin mudah dan cepat,” jelas Anggit.
Baca Juga: MODEST FASHION WASTRA INDONESIA KEMBALI MENEMBUS PASAR GLOBAL
Ia juga mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan asing pada November 2024 setara dengan periode yang sama pada 2019, menunjukkan efektivitas kebijakan visa dan promosi pariwisata lintas kementerian.
Melalui penguatan destinasi, pengelolaan sampah yang optimal, serta kebijakan visa yang mendukung, Kemenparekraf optimistis pariwisata Indonesia akan terus tumbuh dengan pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif, sejalan dengan visi Sapta Pesona. (*)