Top 5 This Week

Related Posts

Komitmen BSD City Membangun Infrastruktur dan Ekosistem Digital

PropertyandTheCity.com, Tangerang – BSD City, township seluas 6.000 hektar yang dikembangkan Sinar Mas Land (SML) di Serpong, Tangerang, Banten, tetap konsisten mengembangkan kawasan hunian yang ramah lingkungan (green development). Sekarang pengembangannya makin advanced atau canggih. Tidak sebatas area hijau yang luas, banyak taman dan pepohonan, melainkan membangun kota cerdas berbasis internet.

Beberapa tahun terakhir SML secara serius membangun infrastruktur digital itu di BSD yang membuat segala aktifitas hidup penghuninya semakin mudah. Ekosistem digital yang dikembangkan mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang disebut integrated smart digital city. Ini transformasi jauh ke depan dari sekedar memasang WiFi dan CCTV seperti yang diterapkan di banyak tempat. OneSmile, RisewithSAP, eCatalog Sinar Mas Land dan Outsystem adalah beragam aplikasi digital yang dibekali teknologi AI dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan konsumen SML.

“Tujuan utama investasi di dalam pengembangan teknologi ini adalah improved customer experience dan juga enhanced productivity. Dengan memanfaatkan teknologi yang bisa mempercepat pekerjaan-pekerjaan rutin, talent kami memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan hal yang lebih produktif seperti analisa dan inovasi,” ujar Chief Information Officer Sinar Mas Land, Stefanus Mulianto, pada Tech Media Workshop “Go Beyond Property: Embracing Emerging Tech in Property Business”, di Digital Hub, BSD City, Selasa (3/12/20240.

Chief Transformation & Data Officer Sinar Mas Land, Mulyawan Gani, mengatakan BSD City sudah siap menerapkan smart city karena kawasannya sudah dilengkapi dengan koneksi internet dengan high resiliencies fiber backbone, sehingga koneksinya dijamin tidak putus. Berapapun kebutuhan internet tersedia.

Warga BSD City yang saat ini mencapai lebih 500 ribu orang tentu akan dimudahkan dalam membayar iuran pengelolaan lingkungan (IPL), pembayaran sewa properti, hingga melakukan pemesanan di berbagai fasilitas yang ada di BSD City. Fasilitas seperti ini dimungkinkan  karena masyarakat sudah terbiasa dengan pemakaian smartphone,” kata Gani.

Gani menjelaskan, pengembangan ekosistem digital itu memudahkan perusahaan-perusahaan bidang ICT terutama start up berkantor di BSD. Ini sejalan dengan era industri 5.0 yang menjadi tren global. Salah satu bentuk proyek integrated smart digital city itu adalah Digital Hub yang dikembangkan di area seluas 25 hektar. Konsepnya mirip Silicon Valley di Amerika Serikat, hasil rancangan NBBJ, konsultan arsitektur yang mendesain kantor Microsoft, Alibaba, Amazone, dan kantor pusat Samsung di Sillicon Valley-San Jose, California.

“Kehadiran AI memberikan keuntungan bisnis yang strategis, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan terbukti meningkatkan manajemen operasional. Kami telah menggunakan Optical Character Recognition (OCR) yang terintegrasi dengan ChatGPT dan secara akurat dapat menafsirkan gambar kompleks menjadi teks. Hal ini menyederhanakan pemrosesan dokumen dan meningkatkan efisiensi dengan otomatisasi ekstraksi pengelolaan data,” paparnya. 

Pengembang juga mengoptimalkan kecerdasan buatan untuk mengembangkan integrated smart city dengan melakukan optimalisasi traffic management, smart security system, dan smart building system, termasuk pengawasan lalu lintas melalui traffic command center. 

“BSD City dengan luas 6.000 hektar jalanannya sangat panjang dan luas, seperti 6 km di selatan, 11 km di barat dan timur. Jumlah jalan besarnya sepanjang 120 km. kalau ada yang retak susah dikontrol, pakai mata juga susah mendeteksi secara aktual karena retak-retak aspal jalannya kadang tipis. Oleh sebab itu, kami benamkan kamera di BSD Link, salah satu moda transportasi yang melayani mobilitas warga BSD menuju Intermoda dan stasiun Rawabuntu, untuk memantau jalanan. Jadi kalau ada retakan gampang sekali mendeteksi. Besok dicek lagi, lalu konfirmasi. Perbaikan bisa langsung jalan, validasi dilakukan ketika pekerjaan itu selesai. Teknologi ini sangat membantu kami melakukan koreksi,” ungkap CEO Technology Advisory and Business Sinar Mas Land, Irvan Yasni.

Belum lama ini, SML dengan Microsoft menggagas smart cities di BSD City, dengan memanfaatkan infra security, data lake, dan sentiment analysis. Kerja sama dilakukan dalam hal application modernization yang meliputi citizen genome, citizen experience, dan operational excellent, untuk melayani kebutuhan konsumen secara optimal. 

BSD City juga menggunakan teknologi Microsoft pada command control untuk mengawasi lalu lintas dan keamanan, pemantauan drainase untuk mengantisipasi meningkatnya debit air dalam waduk serta teknologi field security untuk mengamankan akses data di lapangan.

“Tahun depan kami akan fokus pada traffic. Makin dibukanya klaster baru makin banyak event di ICE BSD, koneksi ke kawasan lainnya juga semakin luas, maka traffic harus diperhatikan. Yg kita punya masih belum mumpuni untuk memprediksi algoritma yang ruwet. Ke depan kalo ada event tertentu atau tambahan traffic dari kawasan lain, kemacetan bisa kita prediksi lebih tepat. 

Selain itu, semakin banyak daerah baru di BSD City, berdampak pada pertambahan penduduk dan tempat hiburan baru sehingga menimbulkan masalah sosial. Untuk itu tahun depan pihaknya juga mulai menambah titik CCTV khususnya di wilayah BSD Barat agar keamanan lebih mumpuni. 

“Kami juga akan fokus dalam hal pengontrolan green water untuk menjaga pasokan dan kualitas air bersih ke penghuni. Kami akan pasang beberapa sensor di WTP (Water Treatment Plant) sehingga bisa melihat apakah WTP memproduksi air dengan kemikel dan kualitas air sesuai resep,” pungkas Irvan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles