PropertyandtheCity.com – Emiten properti melihat pergerakan pasar Indonesia di tahun 2024 akan semakin cerah walau pasar keuangan dunia kian “gerah” dan bergejolak.
Realitas pangsa pasar property dunia kini sedang tidak baik-baik saja. Misalnya pergerakan properti di China kini mengalami kemacetan akut, yang menyebabkan sirkulasi udara keuangan negara semakin terhimpit.
Sentimen negatif di akhir tahun 2023 yang terjadi pada penjualan properti dan hutang pengembanglah yang menjadi “dalang” volatilitas keuangan negeri Tirai Bambu itu.
Ada semacam gaya tarik ulur antara konsumen (pembeli) dan produsen (pengembang) perumahan dan secara luasnya di real estate. Misalnya merujuk pada keterangan Reuters (15/12/2023), yang menyatakan bahwa Biro Statistik Nasional (NBS) China menunjukkan kalau penjualan rumah mengalami penurunan dan diperparah dengan harga rumah baru yang semakin menurun.
Investasi di sektor properti per Januari hingga Oktober 2023 mengalami penurunan hingga 9,3% dan pada kurun Januari-November 2023 (yoy) semakin bertambah menjadi 9,4%. Sedangkan penjualan pada ritel sedikit mengalami kenaikan walau secara umum tetap tak seperti yang diharapkan yakni di kisaran 12,5%. Yaitu di bulan November 2023 naik 10.1% dibanding bulan Oktober di angka 7,6%.
Salah satu contoh real dari kematian real estate di China ini adalah kompleks State Guest Mansions di daerah Shenyang, China. 260 rumah bak istana berarsitektur Eropa itu kini terbengkalai tak terurus. Bahkan perumahan yang dibangun oleh perusahaan raksasa propert Greenland Group itu dikenal sebagai kompleks hantu.
Pasar properti diperparah dengan adanya lonjakan yield atau imbal hasil surat berharga dAmerika Serikat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini hingga 5%. Kenaikan ini imbas dari suku bunga Fed Fund Rate Amerika Serikat yang terus molonjak. Padahal biasanya berada di kisaran angka 0,25 persen atau basis points (bps).
Hal inilah yang menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani bisa mempengaruhi kondisi keuangan global, termasuk Indonesia. Terlebih di sektor real-nya.
“Karena volatilitas atau gejolak pasar keuangan ini mememiliki dampak ke sektor riil,” ungkap Sri Mulyani bulan lalu, (25/10/2023).
Baca juga: Topping Off Beres, The Veranda Siap Dihuni Tahun 2025
Begitupun perekonomian di belahan Eropa, kini situasinya semakin tak terprediksi. Terjadinya perang Rusia vs Ukraina menyebabkan inflasi yang semakin tinggi.
Situasi yang gamang itu diperparah dengan genosida Israel terhadap kependudukan Gaza di Palestina. Kondisi yang seamkin gerah dan kering di pusaran geopolitik ini membuat harga minyak melonjak tak terkendali. Hingga akhirnya keunagan di Eropa atau European Central Bank (ECB) mengalami kebekuan kebijakan suku bunga atau hawkish.
Pasar Properti Indonesia Cerah
Para pelaku bisnis properti dalam negeri justru menunjukkan sikap optimis dan sumeringah melihat pangsa pasar yang terus bergairah selepas bangkit dari pandemi Covid-19. Apalagi kebijakan pemerintah sola perpajakan dinilai sangat memihaknya. Terutama soal Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP).
Baca juga: Mudahkan Pekerja Miliki Rumah, BPJS Ketenagakerjaan Berikan MLT Pembiayaan Perumahan Se Nasional
Optimisme itu misalnya ditunjukkan oleh pengembang besar Indonesia, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Melaui sekretaris perusahaannya menegaskan kalau kebijakan itu sangat berefek luar biasa pada penjualan properti, terlebih yang ready stock.
Misalnya pada semester tiga 2023 Summarecon Agung mampu membukukan pendapatan hingga 21% atau senilai Rp 5,08 triliun dibandingkan periode yang sama. Adapun dari sisi laba, juga tumbuh 122% atau Rp 939 miliar pada kurun semester tiga.
Dengan penglihatan dan data yang didapatnya, maka SMRA berencana mengembangkan lagi beberapa lokasi perumahan dan tempat bisnis lainnya di 2024.
“Tahun depan kami sudah merencanakan beberapa peluncuran produk baru di lokasi pengembangan eksisting,” kata Jemmy Kusnadi, (15/12/2023).
Hal yang sama ditunjukkan oleh emiten PT Agung Podomoro Land Tbk. Pihaknya hingga kini melihat pangsa pasar properti Indonesia semakin membaik. Pasalnya, setiap kali membuka pembangunan lahan baru, ludes diserbu pembeli.
Misalnya Pembangunan Ruko Bukit Avenue di Kawasan Bukit Podomoro Business Park Jakarta, setelah selesai proses pembangunan sesuai jadwal, langsung dilakukan serah terima kepada pembeli.
Bukit Podomoro Jakarta yang diproyeksikan menjadi the biggest commercial area dan new central business district (CBD) di Jakarta Timur.
Direktur Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk. Agung Wirajaya, menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ini adalah wujud nyata komitmen pengembang dalam membangun kawasan yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi konsumen, investor, dan masyarakat sekitar.
“Ini menunjukkan komitmen kami dalam menghadirkan produk properti unggulan dan terbaik, khususnya fasilitas bisnis dan komersial,” ujarnya, (16/12/2023), sambil berharap kawasan ini jadi The Most Exclusive Shophouse in East Jakarta. (*)