Propertyandthecity.com, Jakarta – Setelah penantian panjang, harapan tambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akhirnya mulai menemui titik terang. Pengembang yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mendapat kepastian tersebut usai melakukan audiensi dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) di Jakarta, Jumat, 28 September 2024.Ketua Umum DPP Apersi, Junaidi Abdillah, menyatakan bahwa kuota tambahan FLPP sebanyak 34.000 unit akan segera cair dalam waktu dekat. Kepastian ini diperoleh setelah pertemuan antara pengurus DPP Apersi dan perwakilan Kementerian Keuangan dengan BP Tapera.
“Sebanyak 34.000 unit tambahan kuota FLPP akan dicairkan minggu depan. Kami mendapatkan informasi dari perwakilan Kementerian Keuangan bahwa proses pencairan akan segera dilakukan,” kata Junaidi seperti dilansir propertynbank.com, (28/09/2024).
Sebelumnya, pada akhir Agustus 2024, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pemerintah akan menambah kuota FLPP dari 166.000 unit menjadi 200.000 unit. Penambahan kuota ini dijadwalkan berlaku mulai 1 September 2024, namun hingga kini pencairannya belum terealisasi.
Junaidi berharap, pencairan dana tambahan ini dapat dilakukan sesuai jadwal agar dapat mengatasi ketidakpastian yang selama ini dirasakan oleh para pengembang. “Kami berharap proses pencairan tidak mengalami penundaan lagi, karena gejolak yang terjadi di lapangan akibat ketidakpastian ini cukup berdampak pada para pengembang,” ujarnya.
Dia juga menambahkan bahwa Apersi akan segera menyampaikan kabar baik ini kepada seluruh anggota asosiasi yang belum dapat hadir dalam audiensi di Jakarta.
Dampak Penundaan Kuota FLPP
Selama beberapa bulan terakhir, para pengembang perumahan subsidi menghadapi berbagai tantangan akibat tertundanya pencairan kuota FLPP. Menurut Junaidi, banyak pengembang terpaksa mencari pinjaman dari bank dengan bunga tinggi demi kelangsungan proyek mereka. Hal ini diperparah dengan pemberhentian pekerja di proyek-proyek perumahan yang dikembangkan oleh anggota Apersi.
“Beberapa pengembang sudah mengajukan pinjaman ke bank, dan ini tentu menambah beban biaya. Selain itu, banyak pekerja bangunan yang harus diberhentikan karena proyek perumahan terpaksa dihentikan sementara,” katanya.
Baca juga: Kuota FLPP Selalu Habis, Pemerintah Tidak Antisipatif
Kondisi Darurat bagi Pengembang Subsidi
Ketua Satgas Darurat Kuota FLPP Apersi, Bambang Setiadi, juga menyoroti kondisi memprihatinkan yang dihadapi pengembang perumahan subsidi. Dia menegaskan, penyaluran pembiayaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) perlu segera diperhatikan agar tidak berdampak lebih luas.
“Kami melihat kondisi yang sangat mengkhawatirkan di lapangan, terutama bagi pengembang daerah. Stagnasi penyaluran pembiayaan FLPP menyebabkan penumpukan stok rumah yang belum bisa dijual karena terhambatnya akad kredit,” ujarnya.
Bambang juga menambahkan bahwa keterlambatan pencairan ini bukan hanya berdampak pada sektor perumahan, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat yang sangat bergantung pada program perumahan subsidi ini.
Dengan adanya kepastian pencairan kuota tambahan FLPP, para pengembang berharap kondisi ini dapat segera membaik, sehingga proyek-proyek perumahan yang terhenti bisa kembali berjalan dan kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah dapat terpenuhi. (ed.AT)
Mantap akhirnya ..