...

BANJIR, BELAJARLAH DARI KOTA ROTTERDAM

Propertyandthecity.com – Kota Rotterdam terkenal karena berada di bawah permukaan laut. Teknologi bendungannya membuat kota ini aman dari laut. Perlukah Jakarta belajar ke Rotterdam.

Belanda dikenal sebagai jago membuat bendungan. Itu sebabnya, Belanda selain dikenal sebagai “Negeri Tulip”, juga dikenal sebagai negeri di bawah laut. Artinya, daratan Belanda lebih rendah dari permukaan air laut. Kota Rotterdam, misalnya adalah kota di Belanda yang berada sekitar 6 meter di bawah permukaan air laut. Kota yang lebih dari 80 persen daratannya berada di bawah permukaan air laut mampu bertahan dari serbuan air laut. Bahkan dari perubahan iklim cuaca yang membuat permukaan air laut naik.

Baca: Tujuh Distrik Pariwisata Bangkok

Walaupun demikian bukan berarti Rotterdam tidak pernah dilanda banjir besar akibat air laut. Tercatat tahun 1953 Rotterdam pernah dilanda banjir besar yang mendorong masyarakat Rotterdam mencari cara dan beradaptasi di dataran rendah. Bencana banjir itupun membuat seluruh rakyat Rotterdam bertanya-tanya, “Apakah bencana ini akan berulang? Apakah Rotterdam sanggup bertahan di lokasi rendah yang bersisian dengan laut? Bila tidak sanggup, apakah yang harus dilakukan?”

Untuk mencari jawaban tersebut, Pemerintah Kota Rotterdam membentuk “Delta Committee” (Komite Delta). Selama 8 tahun, Komite Delta melakukan penelitian mendalam dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Hasil penelitian menyimpulkan Rotterdam mustahil bertahan, kecuali membuat berbagai rekayasa geografis untuk beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi air laut.

Hasil penelitian Delta Project, perlunya proyek jangka panjang yang kemudian melahirkan bermacam sodetan, bendungan canggih di delta-delta krusial, dan telaga-telaga buatan agar air melewati area Rotterdam tanpa perlu merusak tatanan kehidupan warga. Ada rangkaian kanal yang krusial bagi seluruh Kota Rotterdam. Kanal Niewe Maas namanya. Lewat kanal itulah debit air sungai Rhine dari negara Jerman dialihkan ke Niewe Waterweg untuk dimuntahkan ke laut utara.

Walaupun demikian, lewat kanal-kanal itu pula air pasang dan badai dapat kembali memporak-porandakan Rotterdam. Cara yang dilakukan pemerintah Kota Rotterdam adalah meninggikan kawasan di sekitar Niewe Maas. Sekaligus membangun tanggul penahan badai di Niewe Waterweg dan kawasan tepi laut lainnya. Menurut situs portofrotterdam.com, rekayasa geografis tersebut sukses mencegah banjir rob melanda Rotterdam. Saat badai tahun 2007 terjadi, Maeslantkering sukses menahan air membanjiri Rotterdam.

“Hanya bila terjadi badai ekstrem saja, Rotterdam dapat kebanjiran. Itupun, hanya di sejumlah titik,” tulis laporan keamanan banjir yang tertera di portofrotterdam.com. Untuk memastikan banjir dapat ditangani, pihak Port of Rotterdam terus mengadakan sejumlah studi. Misalnya, studi keamanan di area Botlek dan Vondelingenplaat (tahun 2017), Waalhaven dan Eemhaven (tahun 2018). MerweVierhaven (selesai 2019). Ada pun studi keamanan di area Europoort, Maasvlakte, dan Dordrecht akan digarap masing-masing akhir 2019, kisaran 2020, dan kisaran 2021. Setiap studi tersebut merinci jenis banjir yang dapat menerobos tanggul pengaman, sodetan, serta bendungan. Tingkat kerusakan yang dapat diakibatkan jenis banjir tertentu. dan tindakan keselamatan bila banjir tersebut terjadi.

Salah satu periode penting proyek penahan banjir ini adalah periode pembangunan Maeslantkering (Maeslant Barrier) 1991- 1997. Butuh dana lebih dari 450 juta euro untuk menyelesaikan proyek Maeslantkering. Pada kala itu, Maeslantkering adalah satu-satunya bendungan yang berfungsi secara otomatis. Apabila komputer mendeteksi ada badai pemicu banjir, bendungan tersebut akan menutup dengan sendirinya.

Awalnya, Rotterdam merupakan kota pelabuhan yang terus tumbuh menjadi pelabuhan terpenting di Eropa hingga kini. Seiring berkembagnya ilmu pengetahuan dan teknologi, peran kemaritiman Rotterdam makin berkembang. Tidak hanya sebagai pelabuhan, Rotterdam pun menjadi kota pembuat kapal, pusat inovasi kelautan, bahkan pusat konsultan serta jasa-jasa kelautan lainnya, mulai dari akunting, pembuatan perusahaan offshore, hingga ekspor-impor.

Secara statistik, ada sekitar 384.500 dari total kisaran 700 ribu – 1 juta warga Rotterdam yang bekerja pada sektor kemaritiman. Sektor ini menyumbang 6,2 persen dari total Produk Domestik Bruto keseluruhan Belanda, atau sekitar 45,6 miliar euro (sekitar Rp708,2 triliun). Selain sektor kemaritiman, ekonomi Rotterdam pun ditopang oleh sektor pertanian, sektor energi terbarukan, inovasi, kesehatan, dan logistik. Namun, kesemuanya hadir sebagai fondasi sektor kemaritimannya.

Properti

Secara umum, harga jual properti di Rotterdam berada pada kisaran 2.000 hingga 4.000 euro (Rp31 juta- Rp62 juta) per meter persegi. Harga sewa rumah ternyata tidak terpaut jauh dari harga sewa apartemen. Kisaran sewanya sekitar 745 euro (Rp11,6 juta) per bulan hingga 2.300 euro (Rp35,7 juta) per bulan, tergantung lokasi dan tingkat kemewahan propertinya.

Bila dihitung per meter persegi, harga sewa properti di Rotterdam berkisar 15,6 euro (Rp243 ribu) hingga 17 euro (Rp265 ribu). Harga properti di Kota Rotterdam tergolong terjangkau dibanding kota besar lainnya di Belanda, seperti di Den Haag, Amsterdam atau Utrecht. Dengan Kota Amsterdam, misalnya, harga properti di Rotterdam sekitar 50 persen lebih rendah. Menurut lembaga Expat Mortgages biaya hidup di Rotterdam 11 persen lebih rendah daripada di Amsterdam.

Personal OV-Chipkaart

Pada website rotterdam.info, Dinas Pariwisata Kota Rotterdam menyatakan, Rotterdam memiliki sistem transportasi yang luar biasa. Transportasi daratnya terhubung satu sama lain dalam jaringan RET. Statistik di website resmi ret.nl menyatakan, terdapat 270 armada bus di 58 jalur, 112 rangkaian trem di 9 jalur, dan 167 rangkaian metro di 5 jalur yang menghubungkan seluruh Kota Rotterdam. Setiap moda transportasi dapat dinikmati menggunakan satu “Personal OVChipkaart”.

Personal OV-Chipkaart tidak hanya berfungsi sebagai transaksi transportasi publik, pemilikya juga dapat melihat rincian transaksi selama periode tertentu. Setiap pemilik OV-Chipkaart pun dapat mencetak rincian tersebut untuk berbagai kebutuhan, mulai dari reimbursement kantor hingga laporan keuangan mandiri.

Ada pula taksi darat yang mencakup taksi mobil dan taksi sepeda (becak modern). Sejumlah perusahaan taksi yang tercantum di website Dinas Pariwisata Rotterdam, adalah Rotterdamse Taxi Centrale (RTC), Rotterdam Airport Taxi, Taxi St-Job, Stadstaxi Rotterdam, juga penyedia becak modern Fietstaxi.

Kanal-kanal di Rotterdam terhubung watertaxi dengan 50 dermaga khusus yang tersebar di tempat-tempat strategis di Rotterdam. Ada pula waterbus, transportasi umum yang menjadi andalan sejumlah warga. Rotterdam pun memiliki jalur ferry yang melayani penyeberangan Maassluis dan Rozenburg. Kota Rotterdam juga menyediakan fasilitas parkir sepeda gratis yang dilengkapi jasa pengisian baterai untuk sepeda elektrik.

Pariwisata

Museum, festival, dan bangunan unik menjadi penopang sektor pariwisata Rotterdam. Kota di selatan Belanda ini merupakan kota dengan daya tarik festival-festival seni. Bangunan klasik di Rotterdam dengan bentuk bangunan yang kotak-kotak klasik, ruang publik yang dibangun diagonal berundak-undak, ditambah kanal-kanal modernya menjadi daya pikat luar biasa buat para wisatawan.

Besarnya jumlah wisatawan yang masuk ke Rotterdam bisa dilihat dari angka pemesanan kamar hotel yang mencapai angka 1,8 juta kamar hotel selama tahun 2017. Para pemesan kamar hotel tersebut banyak berasal dari Jerman (7 persen), Inggris (7 persen), dan Belgia (6 persen). Rotterdam memiliki bandara untuk keluar masuk wisatawan yaitu Rotterdam The Hague Airport (RTM) yang terletak 5,6 km ke arah barat laut Rotterdam.

Tahun 2017 bandara ini mampu mengakomodasi rata-rata 1,8 juta penumpang dan 50 ribu penerbangan. Tidak ada penerbangan langsung Jakarta ke Rotterdam. Wisatawan Indonesia yang ingin ke Rotterdam harus singgah di bandara lain dan berganti pesawat sebanyak 2 kali sebelum sampai ke Rotterdam.

Pajak

Baik warga negara asli, warga negara pendatang atau pendatang sementara yang ada di Rotterdam wajib membayar 3 jenis pajak di Rotterdam, seperti halnya di seluruh Belanda. Yaitu, pajak pendapatan umum (inkomstenbelasting), pajak gaji (loonheffing), dan pajak pertambahan nilai (omzetbelasting). Penduduk Rotterdam harus membayar lagi pajak yaitu inkomstenbelasting meski kantor telah memotong gaji (atau telah membayarkan) untuk pajak loonheffing.

Dari pajak-pajak yang besar itulah pemerintah sanggup membayar berbagai peremajaan fasilitas umum, termasuk peremajaan berbagai tanggul, sodetan, dan bendungan berteknologi tinggi yang menjaga Rotterdam dari gempuran air laut.

Jakarta sepertinya harus belajar dari Rotterdam bagaimana menghadapi banjir rob dari pantai utara Jakarta akibat air pasang. Belum lagi kalau ditambah banjir yang rutin datang setiap musim hujan. Mungkin kita perlu menyerap teknologi membuat bendungan sebelum Jakarta benar-benar tenggelam oleh air laut. ● (Ratna Harini)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini