CORE Cipete mengusung konsep Creative Office and Residence, sebuah inovasi untuk kebutuhan gen milenial. Harga perdana mulai Rp1 miliar hingga Rp3 miliar.
Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta Fase I sudah mulai beroperasi sejak Maret 2019 lalu. Transportasi massal terbaru di Ibukota Jakarta ini pun menjadi andalan warga DKI dan sekitarnya, terutama yang bekerja di sekitar Jakarta Pusat hingga Jakarta Selatan. Ibarat “ada gula ada semut”, hadirnya transportasi massal mengundang massifnya pembangunan hunian di sekitar stasiun. Targetnya adalah para pengguna MRT yang mencari hunian di sekitar stasiun MRT.
Salah satu pengembang yang sudah mengincar kawasan di sekitar stasiun MRT di Cipete adalah PT Jaya Real Property, Tbk (JRP) yang lewat anak usahanya Jaya Properti Fatmawati mengembangkan kawasan hunian terpadu bernama CORE Cipete di sekitar stasiun MRT Cipete, Jakarta Selatan. Proyek terbaru JRP ini dikembagkan sebagai one stop living yang berkonsep hybrid antara hunian, kantor, coworking space, dan sarana penunjangnya.
Berbeda dengan beberapa proyek lainnya di titik nol Stasiun Cipete ini, JRP coba menggabungkan antara perkantoran dan hunian yang disebut Creative Office and Residence” atau CORE. “CORE Cipete sebuah inovasi dari JRP yang dibangun dengan sepenuh hati menyesuaikan kebutuhan generasi milenial dan juga perkembangan zaman,” ujar Djuniardi Christanto, Direktur PT Jaya Real Property Tbk.
Mengusung tema The key to unlock the balance between living and working, Djuniardi optimis CORE Cipete mampu memenuhi kebutuhan milenial yang memiliki strong entrepreneurial mindset, menyukai kemudahan, dan mencari suasana yang produktif dan kolaboratif.“Kami optimis CORE Cipete mampu menjadi kawasan TOD baru yang membawa segudang manfaat, baik dari segi ekonomi karena efisiensi biaya transportasi, hingga segi keberlanjutan lingkungan karena pengurangan emisi karbon dari penggunaan kendaraan pribadi,” tambahnya.
Keberadaan MRT, sebut Djuniardi sangat efisien dan signifikan memangkas waktu tempuh menuju pusat Kota Jakarta. Biasanya dengan kendaraan mobil pribadi menuju Bundarana HI bisa menghabiskan waktu hingga 2 jam di waktu sibuk, saat ini hanya sekitar 21 menit saja melalui MRT. “Penghuni juga tidak perlu lagi repot berjalan jauh apalagi berkendara menuju stasiun, karena stasiun MRT Cipete Raya benar-benar terhubung langsung melalui skybridge ke CORE Cipete, yakni 0 meter,” tegas Djuniardi.
Kunci 3 C
Arum Prasasti, Direktur Jaya Properti Fatmawati, menuturkan terdapat tiga kunci utama dalam pembangunan CORE Cipete. Tiga kunci yang disebut 3 C ini yaitu Connect, Collaborate, dan Conveniently. Connect, bermakna kemudahan dalam konektivitas ke berbagai pusat ekonomi dan gaya hidup Kota Jakarta. Collaborate yakni konsep hybrid living di CORE Cipete yang membuka peluang bagi penghuni untuk membangun koneksi dan berkolaborasi dengan pelaku bisnis di berbagai bidang.
“Sedangkan conveniently bermakna bahwa semua fasilitas dalam kawasan ini disediakan pas dengan gaya hidup para milenial. Arsitektur hijau CORE Cipete yang dapat menciptakan suasana nyaman sekaligus energik bagi penghuni, pekerja, dan orang-orang di sekitarnya,” terang Arum.
CORE Cipete berstatus Hak Guna Bangunan di atas Tanah Hak Guna Bangunan Murni dengan kepemilikan bersama. Dengan begitu, tutur Arum, penghuni tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu tanah akan habis masa pakainya dari pemerintah karena tanah ini adalah sepenuhnya milik JRP.
Proyek dengan nilai investasi Rp200 miliar tersebut dikembangkan di atas lahan seluas 2.600 meter persegi, berlokasi di Jalan Fatmawati Raya, Jakarta Selatan. Bangunan ini dikembangkan setinggi 17 lantai dengan total sebanyak 199 unit. Beberapa tipe unit yang ditawarkan, seperti Studio, Workshop, dan Quarter dengan luas unit mulai dari 30 meter persegi hingga 90 meter persegi. Untuk tipe studio dijual mulai sekitar Rp1 miliar, tipe workshop mulai Rp2 miliar dan tipe quarter sekitar Rp3 miliar. [Pius Klobor] ●