Sukses dengan Grand Taruma City Karawang mendorong Agung Podomoro Land meluncurkan produk terbarunya, Taruma City. Impiannya menjadi sentral bisnis.
Karawang bakal siap-siap menerima limpahan industri dari Cikarang. Maklum, kawasan yang bertetangga dengan Karawang ini dinilai sudah padat industrinya. Sehingga mau tidak mau akan bergeser ke Karawang. Ditambah lagi ada rencana pembentukan satu kawasan industri terpadu yang bernama Bekapur (Bekasi-Karawang-Purwakarta), dipastikan Karawang bakal makin tumbuh ekonominya yang berimbas pada meningkatnya permintaan properti hunian.
Wajar juga apabila geliat Karawang ini direspon oleh pengembang dengan mengahadirkan proyek-proyek terbarunya. Salahnya satunya dilakukan oleh Agung Podomoro Land (APL) yang segera meluncurkan Taruma City di atas lahan seluas 5,6 hektar. Kehadiran Taruma City tidak lepas dari kesuksesan APL denganGrand Taruma Karawang yang dikembangkan sejak tahun 2011 dengan memasarkan lebih dari 1.400 rumah dan ruko dengan tingkat keterisian lebih dari 65 persen.
“Karawang adalah kota yang sedang berkembang. Pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pembangunan infarstruktur juga sedang diganjot pemerintah ke arah Karawang,” ujar General Manager Taruma City, Rina Irawan kepada Property and The City di Jakarta.
Taruma City yang rencananya akan diisi satu klaster rumah mewah sebayak 49 unit yang didesain klasik modern. Kemudian satu hunian vertikal yang direncanakan sebanyak 700 unit. Sementara area bisnis dan ritel terdiri dari 243 unit ruko. Dengan lokasi yang strategis di jantung Kota Karawang, Taruma City disebut-sebut sebagai “The Last Piece” di pusat Kota Karawang. Pasalnya, kelak bakal menjadi area central business district di Karawang. “Kami hadirkan produk yang sangat eksklusif dengan jumlah yang sangat terbatas. Captive market-nya juga sudah ready, sehingga sangat potensial Taruma City berada di sana,” tegas Rina.
Taruma City akan dibangun dalam beberapa tahap yang dimulai pada pertengahan tahun ini. Pada tahap awal dikembangkan business park, shop house, F and B area dan thematic garden. Adapun ruko akan segera dipasarkan dengan kisaran harga mulai Rp1,8 sampai Rp10 miliar per unit. Ruko terdiri dari beberapa tipe, seperti dua lantai (4,5×10) dan empat lantai (6 x 20). Bahkan beberapa unit tertentu punya dua muka, baik yang menghadap ke jalan maupun langsung ke taman. Pengembang menyediakan tiga cara bayar, yakni kontan bertahap, cash keras dan KPR ke bank. Untuk KPR diberlakukan uang muka sebesar 20 persen yang bisa diangsur hingga delapan kali.
Diakui oleh Rina, saat ini pihaknya masih dalam tahap test pasar dan ternyata mendapat respon cukup bagus dari masyarakat Karawang. Sedangkan penjualan resmi akan kami lakukan setelah soft launching yang direncanakan pertengahan tahun ini. Target market utama Taruma City adalah orang-orang yang tinggal di tengah kota. Saat ini banyak pengusaha ritel yang masih tinggal di ruko. Sehingga pihaknya akan mengakomodir mereka di Taruma City.
“Harga ruko pasti akan naik cepat, sekitar 25-30 persen hingga akhir tahun ini. Apalagi saat ini harga tanah di Kertabumi (lokasi Taruma City-red) juga sudah sekitar Rp30 juta per meter persegi dan sudah tidak ada lagi ruko di sekitar Jalan Kertabumi ini. Jadi kami memang benar-benar last piece,” ujar Rina.
Banyaknya pekerja ekspatriat asal Jepang di Karawang juga dilihat sebagai potensi yang cukup menjanjikan. Hal ini juga tercermin dari banyaknya penyewa asal Jepang yang kini berdiam di Grand Taruma. Saat ini rata-rata harga sewa hunian di Karawang berkisar antara Rp35 juta sampai Rp60 juataan per tahun.
Taruma City berada di lokasi yang sangat strategis yang lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung. Dekat dengan rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, pusat perbelanjaan dan kantor pemerintahan. Bahkan proyek ini digadang-gadang bakal menjadi CBD-nya Kota Karawang. Lokasinya juga sudah terbuka dengan berbagai akses, seperti exit Tol Karawang Barat. Proyek ini ditargetkan akan rampung dan mulai serah terima di pertengahan tahun 2020. [Pius Klobor] ●