SAYA TIDAK MAU PENSIUN!
David Sudjana Chief Executive Officer Mustika Land Development
“Life begins at 40!” Beliau membuka sesi wawancara dengan pernyataan klasik tersebut. “Ada babak baru, tantangan baru, wacana yang luas di depan saya kini. Dan saya punya modal energi dan semangat besar untuk menapaki jalan hidup di momentum ulang tahun ke-40 ini,” kata David Sudjana, Chief Executive Officer Mustika Land Development di Pullman Hotel, Thamrin, Jakarta Pusat kepada tim Majalah Property and The City medio bulan Juni lalu.
Sekilas saja kita lihat, nampak jelas ada yang istimewa dari sosok pemimpin grup pengembang properti dengan bendera Mustika Land ini, namun sulit sekali bagi kami untuk mengungkapkannya. Beliau adalah sosok pria matang yang lebih mendengarkan daripada berbicara. Perangai pria tampan ini sangat bersahaja. Sorot matanya terlihat tajam dengan raut wajah yang kokoh dan tegas. Garis wajah ‘galak’ ini, justru kontradiktif dengan karakternya yang ternyata sangat ramah, terbuka, dan good listener. Gaya bicaranya seperlunya saja dan beliau selalu tersenyum saat mendengarkan dan menyimak siapa pun lawan bicaranya. Menyiratkan sikapnya yang terbuka akan pendapat orang lain. Hal inilah yang membuat David mudah bergaul dengan siapapun, kalangan manapun, apapun latar belakangnya.
Singkat cerita sosok seorang David Sudjana justru kuat karakter dan warna pribadinya. Inilah yang membuatnya istimewa. Beliau selalu menularkan energi dan optimisme yang besar bagi setiap orang di hadapannya.
Mengawali karirnya di bisnis properti pada awal 2003, David tak lantas langsung menduduki jabatan strategis di perusahaan yang didirikan ayahnya Andrian Sudjana. David yang telah mengantongi ijazah MBA dari Amerika, harus kembali belajar dari awal di PT Budi Mustika yang fokus bisnisnya adalah perumahan itu. “Malah saya yang minta pekerjaan ke papa untuk bisa masuk ke perusahaan ini. Sambutan papa tidak langsung positif. Banyak tes dan ujian-ujian terselubung yang papa lempar ke saya. Pesan yang saya tangkap adalah bahwa papa menghendaki saya untuk bersedia memulainya dari bawah sekali, tanpa mendapatkan keistimewaan apapun,” kenang David.
Di situ, David muda justru merasa tertantang oleh ujian-ujian tersebut. Tidak pernah terbayang dalam benaknya akan bermula dari nol. Berbagai hal dia pelajari, mulai dari cara dan mekanisme pembebasan tanah, perijinan, hingga pembangunan dan akhirnya penjualan. “Saya belajar tentang pembebasan tanah, perijinan, hingga administrasi, keuangan, dan penjualan. Memang disuruh cobain dari bawah. Mulai ngurusi perijinan ke Pemda, ngurus sertifikat ke BPN, pembebasan tanah sampai ketemu pemiliknya, pengembangan, pemasaran lengkap dengan administrasi transaksinya dan seterusnya hingga proses serah terima pada konsumen. Jadi saya belajar benar-benar dari awal hingga akhir,” lanjutnya bernostalgia. Keterbatasan pengetahuan akan proses alur pengembangan tidak melunturkan semangat dan kerja kerasnya.
Sejatinya memang sejak lama, David menyimpan asa untuk bisa mengikuti jejak sukses sang Ayah di bidang properti. Rasa penasaran terus menggelayut, apalagi ketika dia melihat bangunan dan real estate dengan konsep yang sangat unik dan menarik sewaktu di California yang landscape dan gaya arsitekturnya banyak membuat David kagum. “Saya harus mampu membuat sesuatu yang sama baiknya dan apapun bentuknya itu kelak harus bisa dinikmati oleh banyak orang. Inilah titik awal yang menjadi ketertarikan saya pada industri real estate,” ceritanya.
Meski demikian, jalan mencapai mimpinya itu tak seindah yang sempat ia bayangkan. David memang pekerja keras. Selama masih menjalankan kuliah di Amerika pun, dia memulai catatan panjang pengalaman kerjanya di lingkungan kampus sebagai pembersih stadion bola yang ukurannya super besar.
Selesai merampungkan studi sarjananya di Amerika, David mulai terjun ke dunia kerja formal sebagai cost & financial analyst di sebuah perusahaan fiber optic di California. Kurun waktu empat tahun dihabiskan David untuk terus bekerja sebaik-baiknya sambil menyelesaikan studi master-nya di California Polytechnic State University dengan hasil cum-laude pada tahun 2002.
Dunia properti adalah passion dari pria kelahiran, Jakarta, 1 Februari 1975 ini. David mulai benar-benar terjun dan menjalankan bisnis properti ketika bertanggung jawab atas sejumlah proyek perumahan tersebar di Karawang, Bekasi, Tangerang, dan tentunya di Ibukota Jakarta dengan total 20.000-an unit rumah dengan segmen pasar yang beragam.
Kesuksesannya menjalankan beberapa proyek perumahan tersebut mengantar David untuk siap membidik tipe pengembangan baru yakni hunian vertikal ditandai dengan pembangunan sebuah serviced apartment, Mustika Golf Residence yang berlokasi di kawasan Jababeka City, Cikarang, Bekasi. “Tidak berhenti sampai disitu, kami pun langsung mengagas konsepsi apartemen yang lebih premium untuk lokasi Permata Hijau, Jakarta Selatan, dengan menggandeng arsitek Singapura,” tukas ayah dari putra kembar Nathaniel A. Sudjana dan Daniel A. Sudjana ini.
Paralel dengan pembangunan fisik, David juga sedang meramu dan mempersiapkan segala sesuatunya di tingkat Korporasi dengan membangun branding dari Mustika Land. Tidak tanggung-tanggung, segala hal terkait usaha rebranding ini beliau jalankan dengan menunjuk sebuah konsultan brand ternama asal Singapura.
Kembali pada pengalaman David di lapangan, “Tantangan terberat saya adalah pada saat pembebasan lahan dan masalah perijinan. Kadang-kadang ada saja yang datang dan mengajukan klaim. Kedua adalah soal perijinan. Proses dan waktu terkait urusan perijinan, seringkali tidak jelas di banyak daerah. Menurut saya, ini adalah tantangan terberat properti di Indonesia,” David menceritakan sejumlah kendala di lapangan.
Selain itu, David melanjutkan, “Saya pernah kejeblos, ditipu orang, termasuk oleh tim marketing yang pernah bawa lari uang konsumen. Akan tetapi, Tuhan selalu ada dan membantu setiap saya mendapatkan kesulitan. Dan inilah yang mengajarkan saya untuk selalu berserah dan bersyukur pada-NYA.”
Tahun ini, disebut David sebagai tahun membangun pondasi, “building capacity”. Membangun kapasitas baru seiring dengan gebrakan baru Mustika Land merambah segmen baru, membangun apartemen. “Kita sadar bahwa kepercayaan adalah nomor satu. Dan sebelum kita mau berkembang lebih besar lagi, kita putuskan, alangkah baiknya kalau kita duduk agak diam sedikit, dan kita perbaiki pondasi kita, kita perbesar kapasitas kita. Sehingga pada saat kesempatan itu datang, tim kita sudah siap,” papar David, penyuka steak, sushi, soto, dan nasi padang ini.
Bagi David, pencapaian tertinggi dalam karir propertinya adalah ketika bisa menghasilkan produk-produk yang nyaman dan bisa digunakan oleh banyak orang. “Saya ingin menghasilkan produk properti yang baik, yang merupakan perpaduan keseimbangan antara bentuk (form), fungsi (function), kualitas (quality), berkesinambungan (sustainable), dan harus bisa disanggupi banyak orang (affordable). Jadi kita mau lihat, alangkah baiknya kalau kita bisa bermain di semua segmen : atas, menengah, dan bawah. Dan kita bisa ciptakan produk-produk yang berguna, nyaman, dan ramah lingkungan. Bukan sekedar menjual properti tapi jual membawa pengaruh positif pada cara hidup penggunanya,” terang putra kedua dari empat bersaudari ini.
Inspirator
Benar kata pepatah, “Dibalik pria yang hebat ada sosok wanita yang tangguh”. Sukses David tak terpisahkan dari kesabaran dan dorongan yang diberikan oleh isterinya, Tjendiana Gosal. Dukungan kepercayaan dari ibu dan semua saudarinya juga menjadi pilar yang mendorong kuat ke depan. Dan kedua anaknya adalah inspirasi yang menjadi pelita bagi David untuk terus melangkah maju.
Namun di samping itu, sosok sang Ayah, Andrian Sudjana punya peran teramat besar dalam membangun karir suksesnya di dunia properti. Ayahnya adalah sang inspirator dan motivator hebat. Sosok kepemimpinan yang tenang, sabar dalam menghadapi berbagai persoalan, dan gigih dalam berjuang, telah banyak membangun karakter dalam diri David.
“Dalam posisi gampang kita jangan terlalu agresif, lagi susah pun jangan terlalu panik. Kita harus tenang menghadapi semua itu. Dan yang terpenting adalah berserah dan berharap pada Tuhan. Itulah yang selalu dicontohkan Ayah dalam kehidupan nyata,” ucap David yang suka berenang dan travelling ini.
Tokoh sukses yang juga menjadi inspirasinya dalam dunia properti adalah Ciputra. Baginya, Ciputra adalah tokoh perubahan yang punya visi dan misi luar biasa hebat. Ciputra juga telah banyak berjasa bagi banyak orang. Ciputra adalah tokoh yang telah sukses melahirkan banyak entrepreneur baru. David pun memiliki keinginan yang sama dalam membentuk anak-anak buahnya. Dia tidak segan-segan membangun softskill timnya agar kultur dan etos kerjanya seragam dalam membangun Mustika Land.
”Saya selalu berkeinginan untuk dapat terus menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan melahirkan banyak orang yang tangguh yang pada akhirnya secara tidak langsung dapat membangun karakter bangsa”. Motivasi dan dukungan selalu ia berikan kepada seluruh tim yang terlibat di tingkat korporasi maupun proyek-proyek di bawah naungan Mustika Land. Kesempatan selalu ia berikan kepada staf yang ingin maju dan berusaha meningkatkan kompetensi dan kapasitasnya.
“Maturity comes when we stop making excuses and start making changes”. Pada akhirnya, perubahan itu bergantung pada diri kita. “Siapapun yang mau berubah, yang mau berusaha, Tuhan pasti kasih jalan. Pasti bisa!” tegas David.
Tidak Akan Pensiun
David sudah bertekad untuk tidak akan pensiun karena passion dan cita-citanya tidak pernah terbatas di industri yang sangat David cintai ini. “Saya bermimpi ingin membangun sesuatu yang wah tapi itu tidak akan menjadi end-game atau tujuan saya. Saya akan terus bekerja dan tidak akan bersedia pensiun,” tekadnya. Matanya makin tajam saat menyampaikan tekadnya tersebut. Dia akan terus terlibat di industri ini meskipun mungkin Mustika Land Development sudah dapat mandiri dan berkesinambungan.
Dia bahkan sering memikirkan, sosok David seperti apa nanti 25 tahun lagi dari sekarang yang ia impikan. Ukuran dan takaran materi tidak pernah David gunakan untuk mengukur keberhasilannya. Oleh karenanya, mimpi David akan usia pensiun bukanlah sesuatu yang konkrit tapi justru tantangan dari lembar hidup yang baru lagi.
Richard Branson, pengusaha dan investor pendiri Virgin Group, adalah sosok yang David kagumi. Di usia pensiunnya, tokoh ini masih aktif mencari peluang bisnis dan investasi. Entrepreneurship-nya tidak terhenti karena usia dan akumulasi materi yang sudah terkumpul. Mendesain trip wisata dengan tur ke bulan adalah wacana yang kemudian disampaikannya ke media.
“Itu kedengarannya seperti gila, tapi saya menyukai energi dari mimpi gila tersebut! Saya pun akan tetap berwacana dan terus mengejar cita-cita saya yang tidak pernah berujung ini di hari tua saya nanti,” pungkas David Sudjana. Semua ini menunjukkan sosok pucuk pimpinan Mustika Land Development yang baru menginjak usia 40 tahun yang sudah bertekad tidak akan pernah lelah mengejar cita-citanya yang tidak berujung.(Jkt, 30/7/2015){jcomments on}