Propertyandthecity.com, Jakarta – Seperti diketahui, masa transisi PSBB pertama di DKI Jakarta dimulai sejak 5 Juni 2020 dengan masa perpanjangan PSBB selama satu bulan ke depan. Pelonggaran ini juga diberlakukan di beberapa wilayah.
Meskipun belum dapat dikatakan sepenuhnya normal, namun pergerakan yang terjadi di bisnis akomodasi dan perhotelan mulai terindikasi adanya kenaikan tingkat hunian, setelah sangat berat terhantam pandemi. Hampir sebagian hotel rontok bahkan beberapa hotel di Bali sedang dilego sampai saat ini.
Baca: Jaringan Hotel Airy Rooms Berhenti Beroperasi
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch selama 1 bulan terakhir yaitu bulan Juni 2020 mengenai pasar perhotelan tergambar bahwa beberapa kawasan yang masih dalam jangkauan kendaraan pribadi (driving distance) dari Jakarta, justru menunjukkan kenaikan okupansi yang tinggi. Berbeda dengan daerah-daerah wisata yang harus ditempuh dengan pesawat terbang.
Tercatat tingkat okupansi tertinggi terjadi di wilayah Bogor-Puncak yang naik menjadi 29,3 persen bahkan di week end dapat mencapai 60% – 70%. Kenaikan tingkat okupansi juga terjadi di kawasan Bandung menjadi rata-rata sebesar 22,9 persen dan Anyer-Carita 15,4 persen. Tujuan tamu sebagian besar untuk wisata atau liburan, sedangkan hotel-hotel bisnis relatif masih tertahan termasuk hotel-hotel berbintang di Jakarta.
Tingkat okupansi ini masih terbilang rendah bila dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19. Namun paling tidak telah menjadi indikasi bahwa bisnis perhotelan mulai tumbuh meskipun masih dibayangi kekhawatiran. Penerapan diskon mulai 10 – 20 persen umumnya diberikan untuk tamu yang berkunjung.
Baca: Kemenparekraf Sediakan Fasilitas Hotel Le Meridien untuk Tenaga Kesehatan
Selain wilayah-wilayah tersebut masih dalam radius driving distance, tamu-tamu hotel saat ini lebih memilih chain-branded hotels yang dipercaya menerapkan protokol kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan hotel-hotel lokal.