“Yang cantik tidak selalu cantik”, Sebagian perusahaan pengembang berlomba-lomba untuk mencari nomer telepon cantik untuk kantor pemasarannya. Hal ini juga diikuti para tenaga pemasar yang juga mencari nomer yang dirasa bagus untuk nomer handphone atau smartphone-nya. Urutan dengan pola angka yang bagus dan gampang diingat menjadi rebutan. Namun apakah pernah dikaji seberapa efektif nomer tersebut dalam kenyataannya?
Ketika saya mau membeli properti, saya selalu menelpon tenaga pemasar namun tetap tidak mengingat nomer telepon nya meskipun nomer handphone-nya sangat cantik. Dalam sebuah kajian disebutkan bahwa seseorang akan mengingat nomer handphone lawan bicaranya bila intens berkomunikasi dengan cara menekan tombol angkanya satu per satu dan bukan otomatis.
Nah masalahnya ketika kita diberikan nomer telpon oleh seseorang, maka kita akan merekamnya (save) di handphone kita tanpa harus mengingatnya, sejelek apapun nomer itu. Benar demikian? Jadi bukan masalah deret nomer cantik atau bukan. Kita sering bangga dengan nomer cantik namun pada kenyataannya tidak banyak membantu.
Baca Juga, Banjir Lumpuhkan Bekasi, Pemerintah Harus Evaluasi
Berbeda ketika banyak tempat makan dengan layanan delivery order menampilkan nomer cantik dengan 6 digit atau untuk telpon penting dengan 3 digit angka sehingga lebih mudah diingat. Bila tujuannya seperti itu maka nomer cantik akan sangat diperlukan. Semakin sering digunakan, maka nomer tersebut akan semakin diingat, apalagi dengan promosi yang menampilkan angka tersebut dimana-mana. Masih mau berebut nomer cantik ?
