Sejak dicanangkannya Revolusi Industri 4.0 pada tahun 2011, Transformasi Digital (TD) merupakan trend yang banyak dilakukan oleh perusahaan besar di dunia. Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis serta perkembangan generasi milenial membuat perusahaan harus melakukan TD guna menghadapi perubahan tersebut. TD dianggap merupakan solusi dalam menghadapi perubahan lingkungan VUCA tersebut.
Manfaat menjalankan TD diperlihatkan dalam grafik di bawah ini.

baca juga, Lusa Tutup Atap, Langkah Humanis INPP Kembalikan Kepercayaan Konsumen Antasari Place
Walaupun perusahaan menyadari manfaat TD, namun demikian tingkat adopsi TD masih rendah dan belum dianggap sebagai agenda utama oleh para pemimpin perusahaan. Di Indonesia sendiri, adopsi TD hanya mencapai kurang dari 20 %. Namun, sejak merebaknya pandemi Covid-19, telah membuat TD menjadi agenda penting yang harus dijalankan perusahaan. Perusahaan yang menerapkan TD akan lebih mampu menghadapi akibat pandemi. Hal ini dibuktikan dari hasil survey BCG tahun 2021, dimana sebanyak 80 % eksekutif menyatakan bahwa TD
membantu mereka menghadapi kondisi bisnis dan ekonomi yang melemah akibat pandemi.
TRANSFORMASI DIGITAL YANG KOMPLEKS
Saat ini TD telah menjadi agenda penting oleh perusahaan, namun menjalankannya memiliki tantangan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena TD mencakup dimensi yang luas dalam hal pengertian, jenis teknologi yang digunakan maupun prosesnya. Terminologi TD telah digunakan secara luas, walaupun demikian, pengertian TD yang luas menyulitkan perusahaan dalam menjabarkannya ke dalam strategi TD.
Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat dan jenisnya yang banyak membuat perusahaan kesulitan dalam menentukan teknologi yang tepat, karena memerlukan kemampuan dan biaya yang tinggi untuk menguasai teknologi tersebut. Menurut survei McKinsey (2018), teknologi yang dikenal dan banyak digunakan oleh perusahaan yang sukses dalam menjalankan TD, antara lain teknologi website tradisional (85%), cloud (81%), mobile internet (68 %), big data (56 %), IOT (45 %), design thinking (44 %), AI (31 %), robotics, AI/ VR dan 3D printing.
Penerapan teknologi dalam prakteknya sangat bervariasi tergantung dari jenis industri dan konsumen yang dilayani. Karena itu, pengertian
TD akan berbeda dilihat dari jenis perusahaan yang menjalankannya. Dalam prakteknya, bentuk-bentuk TD bisa berupa konversi dari toko ke ecommerce, migrasi dari pusat data dari server ke cloud, penggunaan big data dalam mengefisienkan dan optimalisasi proses bisnis, AI dan mesin pembelajar untuk mencari wawasan bisnis baru, membangun aplikasi HP untuk interaksi dengan konsumen, mengintegrasikan IOT ke dalam semua produk, mengaplikasikan teknologi work remotely, dan lain-lain.
Kompleksitas dalam TD di atas, membuat perusahaan kesulitan dalam implementasinya dan menghadapi resiko kegagalan yang tinggi.
Mengadopsi proses yang tepat akan mengurangi resiko kegagalan. Untuk itu, perusahaan dapat menggunakan ‘panduan’ proses menjalankan TD di perusahaan seperti yang ditunjukan dalam grafik di bawah ini.

KUNCI SUKSES TRANSFORMASI DIGITAL
Walaupun TD dirasakan semakin penting, dan jumlah perusahaan yang menjalankan juga meningkat pesat, tetapi perusahaan yang sukses dalam menjalankan TD mencapai kurang dari 30% perusahaan yang menjalankannya. Bahkan hal ini juga terjadi dalam perusahaan yang berbasis teknologi sekalipun.
Dari uraian di atas, permasalahan dalam TD tidak semata-mata hanya terkait masalah teknologi. Dalam hal ini, terdapat paradoks TD, dimana
perusahaan yang menerapkan banyak teknologi, akan menghadapi kompleksitas dalam implementasi TD dan kemungkinan gagal akan semakin
tinggi, namun tingkat kesuksesan juga diperlihatkan oleh perusahaan yang menjalankan lebih banyak teknologi.
Karena itu, menurut McKinsey, agar perusahaan dapat menjalankan TD dengan baik, ada 5 kunci sukses TD yang harus diperhatikan, meliputi:
• Kepemimpinan dengan digital savvy yang tepat
• Mengembangkan kapabilitas digital untuk pekerja di masa depan
• Mendorong karyawan untuk bekerja dengan cara yang baru
• Meng-upgrade perangkat kerja sehari-hari secara digital
• Sering melakukan komunikasi melalui metode digital maupun tradisional •
