PropertyandTheCity.com, Jakarta – Sibarani Sofian, urban designer berpengalaman yang telah membuktikan kemampuannya dalam menciptakan ruang kota terstruktur di berbagai negara, menghadirkan konsep unik “Nagara Rimba Nusa” untuk Ibu Kota Nusantara (IKN). Inspirasi desain ini datang dari lanskap Kalimantan, yang kaya akan hutan dan perbukitan, merepresentasikan karakter kepulauan khas Indonesia dalam wujud perkotaan yang harmonis dengan alam. Melalui konsep ini, IKN disiapkan sebagai konstelasi kota-kota yang beragam, menggabungkan pusat pemerintahan, bisnis, pendidikan, serta lingkungan hunian yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan alam.
“Kita ingin setiap kota di dalam IKN memiliki elemen alam sebagai batas alami,” ungkap Sibarani dalam wawancara bersama Property and The City, Jum’at (8/11/24).
“Ini memungkinkan setiap daerah memiliki ‘break’ atau jeda dari satu area ke area lain, memberikan ruang untuk keseimbangan alam dan mengurangi dampak urbanisasi,” lanjutnya.
Konsep Nagara Rimba Nusa yang diusung oleh Sibarani dan tim Urban+ terpilih sebagai pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Negara (IKN) setelah bersaing dengan 755 pendaftar, termasuk 250 karya yang lolos seleksi administrasi. Melalui proses penjurian yang ketat, desain ini dinilai bersama 29 karya lainnya dan berhasil masuk ke dalam 5 besar, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai juara umum oleh Kementerian PU-Pera.
Konsep ini memiliki makna dalam masing-masing namanya. ‘Nagara’ merupakan perwakilan dari kota pemerintahan. Tempat seluruh kebijakan negara ini diputuskan, tempat para pemimpin negara berkumpul. ‘Rimba’ atau hutan, mewakili keselarasan terhadap alam, dengan desain kota yang berorientasi pada lingkungan serta meniru mekanisme kerja hutan.
Terakhir, “Nusa” atau kepulauan, mendukung orientasi bahari yang menjadikan kota sebagai melting pot bagi berbagai kebudayaan, mewakili manusia Indonesia sebagai bangsa kepulauan dalam wujud ibu kota negara.
Lebih lanjut, Sibarani menjelaskan bahwa inti kota IKN akan menjadi pusat pemerintahan, namun di sekitarnya akan dikembangkan kota-kota lain dengan fungsi beragam, seperti kota pendidikan, kota budaya, hingga kota ekonomi.
“Kami ingin menciptakan suatu ekosistem kota yang tidak hanya eksklusif untuk pemerintahan, namun juga untuk aktivitas sosial, ekonomi, dan pendidikan,” terangnya.
Tak hanya itu, IKN direncanakan memiliki infrastruktur yang menyokong konektivitas tinggi, termasuk jaringan transportasi darat, laut, dan udara, guna memperlancar distribusi barang dan mobilitas warga. Selain itu, pemerintah telah membuka peluang bagi investor untuk terlibat dalam berbagai sektor, mulai dari properti hingga pengembangan teknologi digital di IKN. Sibarani menambahkan bahwa pemetaan zona-zona investasi telah disiapkan, sehingga investor dapat memilih lokasi sesuai kebutuhan bisnis mereka.
“Kami telah merencanakan zona komersial yang dapat diakses investor asing maupun lokal, termasuk hotel, pusat bisnis, dan fasilitas publik lainnya. Ini sudah direncanakan secara matang agar investor merasa yakin berinvestasi di IKN,” ungkap Sibarani.
Pengaruh Budaya Lokal dalam Desain IKN
Perencanaan IKN juga memperhatikan unsur budaya Indonesia yang mengutamakan interaksi antara manusia dan alam. “Kami mengadopsi konsep-konsep tradisional, seperti adanya sumbu alam yang menghubungkan elemen-elemen utama kota,” papar Sibarani.
Ia menjelaskan bahwa konsep sumbu tersebut mirip dengan tata ruang di kota-kota tradisional seperti Yogyakarta dan Bali. Konsep tata ruang ini diterapkan sebagai konstelasi kota atau kerajaan pada zaman dulu, yang sangat menghargai sesuatu yang lebih tinggi dari manusia.
“Seperti di Jogja, ada aksis yang menghubungkan Gunung Merapi hingga ke Alun-Alun, ada Kraton sampai ke Selatan (Pantai Selatan), wilayah alam yang tidak bisa dikuasai. Di Bali, konsep “Tri Hita Karana” menghubungkan Gunung Agung, wilayah masyarakat, dan alam bawah air. Kita tidak bisa taklukan alam dan manusia harus berada di atas alam. Menurut saya ini sangat Indonesia,” terangnya.
Perencanaan Matang untuk Kota Berkelanjutan
Desain urban IKN juga mengadaptasi pola ini untuk mempertahankan keseimbangan antara alam dan elemen manusia. “Nah di situ kita sudah melakukan yang namanya Urban Design & Development atau Master Plan. Nah, Urban Design & Development ini ada banyak buku-nya. Kita punya hampir 17 buku,” ungkap Sibarani, yang menandakan bahwa perencanaan IKN sudah sangat matang, dengan berbagai elemen dan detail yang telah dipersiapkan secara mendalam untuk memastikan pembangunan yang terintegrasi, berkelanjutan, dan selaras dengan alam.
Sejalan dengan visi tersebut, pemerintah berkomitmen menjadikan IKN sebagai kota yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat. Melalui peraturan yang telah disahkan, pemerintah menjamin bahwa proses pembangunan ini akan dilaksanakan dengan keterbukaan dan kolaborasi, termasuk dengan partisipasi sektor swasta. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 telah menjadi payung hukum yang kokoh bagi pembangunan IKN, memastikan keterlibatan semua pihak dengan standar transparansi yang tinggi.
Kawasan ibu kota baru seluas 200 ribu hektare ini diproyeksikan mampu menampung hingga 2,8 juta jiwa. Di dalamnya terdapat zona khusus seluas 40 ribu hektare yang didesain sebagai area hunian untuk sekitar 1,2 juta jiwa dan kompleks pemerintahan di pusat kota, yang diperkirakan akan menampung sekitar 100 ribu jiwa.
IKN diharapkan menjadi model percontohan pembangunan kota yang menghormati lingkungan dan budaya lokal, sekaligus membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa. Ibu kota baru Indonesia ini diyakini akan menarik perhatian dunia internasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang inovatif dalam tata kelola kota.
Wow Luas jg ya 200rb H, 4 kali lebih besar dari jakarta…