Sensasi tinggal di Gangnam District tidak perlu harus ke Seoul. Cukup di Bekasi, PT Pollux Properti Indonesia membangun satu kawasan bernama Gangnam District. Seperti apa kemiripan keduanya?
Baca Juga :
- DESARI, PROPERTINYA MENGALIR DERAS
- BRANZ MEGA KUNINGAN, ‘Branz’ Bukti Cinta Tokyu Land
- STRATEGI KOLABORASI MILENIA DAN GENERASI X
Anda pasti pernah jalan-jalan ke Korea Selatan. Sejak drama Korea dan K-Pop populer di Indonesia, banyak orang Indonesia menjadikan Korea Selatan sebagai tujuan wisata. Seoul, Ibukota Korea Selatan, selalu menjadi kota tujuan utama wisatawan yang datang ke negeri Gingseng ini. Di Seoul biasanya wisatawan pasti berkunjung ke Gangnam District, sebuah distrik terbesar ketiga di Seoul yang sangat terkenal.
Gangnam District yang bermandikan cahaya di malam hari, begitu terkenalnya tidak hanya di Korea Selatan sendiri tetapi sampai ke luar negeri. Inilah distrik yang telah menerapkan standard hidup yang tinggi, bahkan disejajarkan dengan kawasan mewah Beverly Hills, California di Amerika Serikat. Gangnam District yang populer ini rupanya memberi inspirasi PT Pollux Properti Indonesia yang bekerja sama dengan PT Trio Propertindo Jaya untuk menghadirkannya di Kota Bekasi, persisnya di Rawalumbu dengan nama yang sama yaitu Gangnam District.
Nama boleh sama, tapi apakah isinya mirip-mirip dengan suasana Gangnam District asli di Korea Selatan. Kita bisa lihat dari rencana pengembang yang akan membangun Gangnam District versi Bekasi dengan konsep 24 hours lifestyle untuk kalangan millenial. Lebih dari 100 outlet, department store, restoran, kedai dan berbagai hiburan menarik lainnya yang akan melengkapi area Pollux Mall. Masih ditambah dengan wahana waterpark, infinity pool, sky terrace. Terdapat F&B arcade atau shopping street yang dibangun dengan konsep tematik ala Gangnam District di Seoul. “Gangnam District merupakan investasi properti terbaik di Bekasi saat ini karena memiliki beragam kelebihan,” ujar Irwanto Oentung, Presiden Direktur PT Pollux Kemang Superblok.
Terlepas dari konsep dan beragam fasilitas yang mirip-mirip dengan Gangnam asli, Gangnam ala Bekasi ini mengandalkan lokasi yang dinilai cukup strategis. Berada dalam kawasan yang saling terintegrasi dengan akses transportasi di pusat Kota Bekasi, seperti LRT, Commuter Line dan akses tol. Akses terdekat lainnya dengan sarana pendidikan, perkantoran, rumah sakit.
“Lokasi Gangnam dikelilingi sekitar sepuluh kampus ternama, termasuk Universitas Trisakti yang baru dengan potensi mahasiswa sekitar 2.000 mahasiswa,” jelas Maikel Tanuwidjaya, Sales and Marketing Director PT Pollux Properti Indonesia Tbk.
Gangnam District dikembangkan di atas lahan 2,5 hektar. Proyek dengan nilai investasi mencapai Rp5 triliun ini akan diisi sebanyak 8 menara apartemen. Awal Februari ini, pengembang telah menunjuk perusahaan konstruksi asal China, CNQC sebagai kontraktor utama. Dipilihanya CNQC sebagai kontraktor utama karena pertimbangan sarat pengalaman, standard pekerjaan berkualitas internasional yang bisa menjamin kepuasan konsumen.
Status SHMSRS
Adapun kontrak konstruksi senilai Rp2 triliun meliputi pembangunan 8 tower yang merangkum 2 tower apartemen A1 dan A2 (phase 1), dan 6 tower apartemen lainnya. Total semuanya akan menghasilkan sekitar 4 ribu unit apartemen. Total apartemen dari ke delapan menara tersebut diperkirakan sekitar 4.000 unit. Selanjutnya, fasilitas seperti waterpark (phase 2), serta F&B arcade, rumah sakit dan hotel juga direncanakan akan ada dalam kawasan ini. Di luar segala fasilitas tersebut, ada yang menarik buat konsumen soal kepemilikan apartemen ini. Pihak pengembang menyebut status kepemilikan apartemen Gangnam District adalah Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun (SHMSRS).
Sejak penjualan perdana pada 2017 lalu, Gangnam District telah mendapat respon positif dari konsumen. Terbukti, untuk tower A1 sebanyak 567 unit sudah terjual habis, investor menyerap 60 persen unit apartemen dan sisanya diminati end user. Dua tipe unit yang dijual, yakni studio (22 m2) dan 2 bedroom (45,45 m2). Sementara harga yang ditawarkan mulai dari Rp300 jutaan sampai dengan Rp600 jutaan per unit. “Sejak diluncurkan pada tahun 2017 lalu, sampai saat ini Tower A1 sudah mengalami kenaikan harga sekitar 10 persen hingga 15 persen,” papar Maikel.
Adapun dalam waktu dekat, lanjut Maikel, apartemen Tower A2 yang juga masih dalam phase 1 akan mulai dijual. Juga dengan jumlah yang hampir sama di A1. Rencananya akan diluncurkan A2 di kuartal III tahun ini. Harganya mulai sekitar Rp400 juta per unit. Meski penjualan berlangsung di tahun politik, namun Maikel yakin akan berjalan sesuai target. “Kami yakin setelah April ini, properti akan rebound dan mengalami kemajuan. Sehingga kami yakinkan akan bisa terserap dengan baik di pasar,” ujarnya. ● [Pius Klobor]