Propertyandthecity.com, Jakarta – Di tengah kekacauan dunia akibat wabah virus Corona, sudah 200 negara terjangkit wabah pandemi virus asal China ini, ketakutan akan terjadinya krisis ekonomi global sudah menyeruak di berbagai belahan dunia. Parahnya, wabah pandemi virus yang diberi nama Covid-19 ini belum ketahuan kapan berakhirnya.
Indonesia yang juga sedang berjuang menghadapi penyebaran dan kematian akibat Covid-19, kini juga menghadapi front pertempuran baru yaitu ancaman krisis ekonomi. Tidak ada perusahaan baik swasta maupun BUMN yang bisa sembunyi dari kegelisahan menghadapi kemungkinan terpaan krisis global.
Baca: Luncurkan 6 Proyek Baru, ACP Siap Melantai di Bursa
Bahkan BUMN-BUMN karya yang sedang berlari kencang dengan proyek-proyek infrastruktur dan properti merasakan alarm tanda harus mengantisipasi kondisi sekarang sudah terdengar.
Rizkan Firman, President Director PT Adhi Commuter Properti (ACP) mengakui semua pihak saat ini menghadapi situasi yang serius dari semua sisi. Masalah pandemi Covid-19 secara global memberikan dampak ekonomi yang berat. Menurutnya saat ini masing-masing developer tentunya telah memiliki strategi dalam menghadapi situasi sekarang. ACP yang didukung oleh Adhi Persada Gedung (APG) sebagai kontraktor tetap berkomitmen untuk menghasilkan produk properti yang sesuai dengan yang dijanjikan kepada konsumen yang setia.
ACP sendiri, diakui oleh Rizkan, seperti juga pelaku bisnis lainnya sedang melakukan kajian-kajian terkait alternatif strategi perusahaan ke depan. Beberapa kebijakan korporasi sudah diambil terkait masa social distancing yang dicanangkan pemerintah, seperti menutup marketing gallery di seluruh proyek LRT City dari ACP. Strategi pemasaran kini fokus pada konsep digital marketing untuk kegiatan promosi dan sales yang berhubungan dengan konsumen. Termasuk tawaran gimmick untuk konsumen.
“Kami memberikan gimmick berupa bonus yang menarik kepada konsumen dan sales untuk transaksi selama masa WFH,” ujar Rizkan.
Baca: Corona Hantam Properti Tanpa Stimulus
Pernyataan Rizkan diperkuat oleh Budi Saddewa Soediro, Direktur PT Adhi Karya (Persero) Tbk terkait strategi yang tidak memungkinkan face to face antara konsumen dengan sales. Menurutnya, Adhi Karya telah menutup semua gallery marketing dan metode pemasaran face to face seperti pameran properti, open table dan menyebar flyer.
“Kami menggunakan pemasaran online, memang perlu edukasi tetapi ini cara kami membantu mengurangi penyebaran Covid-19,” ujar Budi Saddewa.
Soal kemungkinan akan ada proyek ACP yang ditunda dengan adanya wabah Covid-19 ini, Rizkan memastikan proyek-proyek yang sudah operasi tetap berjalan dengan menyesuaikan kondisi yaitu pasar dan produksi. Sedangkan beberapa proyek yang akan di-launching di semester satu ini, ditunda sampai kondisi yang memungkinkan. Termasuk rencana investasi ACP ditunda dulu pelaksanaannya.
“Rencana investasi yang sedianya akan kami jalankan pada semester satu ini ditunda dulu untuk pelaksanaannya. Fokus kami pada pengendalian cashflow dan evaluasi biaya usaha,” ujar Rizkan kepada Property and the City.
Saat ditanya apakah rencana IPO ACP yang sudah digadang-gadang sejak awal tahun akan direalisasikan tahun ini juga. Menurut Rizkan, proses IPO ACP tetap dijalankan dengan memperhatikan kondisi ekonomi dan bursa saham saat ini.
Baca: Hadapi Pandemi Corona, Pengembang Harus Atur Strategi Baru
“Rencana IPO yang sedianya akan kami lakukan di triwulan dua tahun ini kami undur. Dengan harapan pandemi ini segera berakhir dan recovery ekonomi berjalan baik, kami bisa melaksanakan IPO sesegera mungkin,” ujarnya.
Dengan adanya beberapa penyesuaian bisnis terkait kondisi sekarang, apakah ACP akan mengkoreksi pendapatannya di tahun 2020. Menurut Rizkan, pihaknya saat ini sedang membuat beberapa analisa alternatif pencapaian hasil usaha. ACP harus menyesuaikan dengan strategi baru yang akan dilakukan terhadap alternatif tersebut.
Terkait kebijakan apa yang harus dikeluarkan pemerintah menghadapi situasi ancaman melemahnya perekonomian. Menurut Rizkan, kebijakan dari pemerintah yang dikeluarkan sudah dipertimbangkan dengan seksama. Harapannya kebijakan itu dapat dilaksanakan dengan baik dan tegas.
Khusus untuk bidang properti ada sekitar 150 lebih bisnis ikutannya yang juga ikut terdampak, diharapkan ada stimulus dari pemerintah. Stimulus bisa dalam bentuk keringanan pajak adalah salah satu yang dapat membantu pelaku usaha. Termasuk stimulus dari perbankan berupa suku bunga perbankan yang menarik bagi pelaku usaha dan konsumen properti.
Baca: PUPR Gulirkan Stimulus, Pengamat: Lihat Urgensinya!
Ia berharap pemerintah dan masyarakat bisa bekerjasama mengatasi wabah Covid-19, dan bisa melewati masa ini dengan cepat dan tepat sehingga dampak yang dikhawatirkan dapat dimitgasi. [Hen]