Jakarta, Propertyandthecity – Bank Indonesia (BI) merencanakan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) guna mendukung pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan.
Kepala Grup Sektor Keuangan Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Nugroho Joko Prastowo menjelaskan, sektor prioritas tersebut adalah sektor penunjang hilirisasi, konstruksi, real estate produktif, dan ekonomi kreatif. Selain itu, sektor tambahan termasuk otomotif, perdagangan Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial.
Menurut Joko, langkah ini diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan positif kredit yang telah mencapai 12,4 persen hingga Maret 2024.
“Harapannya kredit baru ini yang sudah positif dan tinggi sebesar 12,4 persen sampai Maret 2024 jangan sampai turun kembali. Karena nanti di bulan Juni perbankan akan mendapat tambahan likuiditas dari insentif,” kata Joko, ditulis Rabu (01/05/2024).
Pemilihan sektor-sektor tersebut didasarkan pada potensi daya ungkit ekonomi dan minimnya risiko, serta dukungan terhadap ekonomi hijau dan program pemerintah.
Sektor tambahan ini akan mulai mendapatkan insentif pada 1 Juni 2024, dengan besaran insentif yang tetap sebesar 4 persen. BI berharap agar bank-bank akan semakin termotivasi untuk meningkatkan penyaluran kredit.
Penguatan KLM ini diharapkan dapat menyediakan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun, sehingga total insentif mencapai Rp246 triliun. Dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diperkirakan akan mencapai Rp115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan mencapai Rp280 triliun.