Superblok Chadstone Cikarang yang dikembangkan oleh PT Sri Pertiwi Sejati (SPS Group) bersama pengembang Singapura Pollux Properties telah memasuki pengerjaan tahap akhir. Proyek yang dibangun di lahan seluas 2,5 hektar ini terdiri dari empat tower yang merangkum hunian, small office home office (soho), hotel, medical center, hingga mal dan properti komersial lainnya.
Asmat Amin, Managing Director SPS Group mengatakan bahwa progress pembangunan proyek senilai Rp4-5 triliun ini telah mencapai lantai teratas. Sedangkan penjualan sudah mencapai 80 persen lebih, sehingga dipastikan akan mulai diserahterimakan secara bertahap pada tahun depan.
“Pekerjaan sudah sampai lantai teratas, lantai 45, sehingga menjadi superblok tertinggi di Jawa Barat,” ujar Asmat Amin, Managing Director SPS Group, kepada media di Jakarta, Jumat (1/6/2018) lalu.
Proyek Chadstone Cikarang dibangun seluas 270.000 meter persegi, dimana setiap tower apartemen merangkum lebih dari 900 unit. Sementara hotel direncanakan bintang empat sebanyak 180-an kamar, sedangkan soho lebih dari 140 unit.
“Untuk apartemen sudah terjual sekitar 2.800 unit atau sekitar 80 persen dengan pembeli terbanyak adalah end user 60 persen dan investor 40 persen yang tersebar di area Jabodetabek,” kata Asmat.
Pada awal diluncurkan, Chadstone Cikarang dijual dengan sekitar Rp12 juta per meter persegi, namun saat ini sudah berkisar Rp22 juta per meter persegi.
“Kalau soho mulai Rp1,5 miliar dan segera kami luncurkan di tahun ini,” tambah Asmat.
Strategisnya lokasi Chadstone yang berada tepat di samping gerbang Tol Cikarang Barat nampaknya menjadi daya tarik utama bagi konsumen. Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor utama cepatnya kenaikan harga apartemen tersebut.
Tidak hanya itu, Cikarang sebagai kawasan industri terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara juga punya nilai jual tersendiri. Belum lagi soal massifnya pembangunan infrastruktur di Cikarang dan sekitarnya, mulai dari rencana MRT dan LRT, kemudian pembangunan jalan tol layang yang terus dikebut, hingga infrastruktur lainnya.
“Bandara Kertajati juga sudah rampung dan nantinya akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban di Subang. Hal ini tentunya akan semakin mendukung pengembangan wilayah Cikarang dan sekitarnya,” jelas Asmat.
Tidak hanya itu, menurut Asmat, faktor internal, terutama fasilitas dalam proyek juga menjadi keunggulan proyeknya itu.
“Banyak orang juga suka cari kawasan hunian yang ada komersial area-nya. Dan semuanya sudah ada di Chadstone,” lanjutnya.
Chadstone Cikarang memiliki mal sebagai pusat rekreasi dan gaya hidup seluas sekitar 70.000 meter persegi. Beberapa tenant besar dipastikan akan beroperasi di sini, salah satunya adalah Transmart dengan luas mencapai 10.000 meter persegi.
“Mal sudah mulai beroperasi di akhir tahun ini,” tegas Asmat.
Asmat yakin bahwa proyek Chadstone Cikarang yang dikembangkan bersama pengembang Singapura Pollux Properties ini ini akan menuai sukses. Apalagi melihat potensi pasar ekspatriat yang juga sangat besar di kawasan tersebut.
“Saat ini ada sekitar 4.000 perusahaan nasional maupun multinasional di Cikarang. Jumlah ekspatriatnya juga sangat besar sekali sehingga akan membuka potensi sewa hunian maupun perkantoran,” kata Asmat.
Hal ini pula semakin meyakinkan Asmat untuk kembali menggarap proyek superblok di Cikarang. Meski belum secara terbuka menjelaskan jenis properti apa saja yang akan dibangun, namun Asmat yakin proyek selanjutnya itu juga akan meraih kesuksesan.
“Kita lihat sikon dulu, apakah bisa diluncurkan dalam waktu dekat ini atau nanti. Saat ini kami terus persiapkan proyek tersebut, nantinya bisa kami kerjasamakan dengan perusahaan lain, bisa juga SPS Group kembangkan sendiri,” tutup Asmat. [Pius Klobor]