Minggu, April 27, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Subang Siap Jadi Epicentrum Ekonomi Baru di Jawa Barat

Propertyandthecity.com, Jakarta – Pasar logistik dan industri di Indonesia mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dan terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar. Sejumlah analis properti dan ekonomi menilai, sektor ini siap untuk berbagai peluang baru, didukung oleh pertumbuhan signifikan dari peluang investasi asing secara langsung, terutama di sektor manufaktur karena pemain domestik dan internasional berusaha mencari peluang dari lokasi strategis Indonesia, pembangunan infrastruktur yang kokoh, dan basis konsumen yang berkembang.Indikator menyolok satu diantaranya bisa dilihat dari progres pembangunan yang masif di kawasan industri terintegrasi Subang Smartpolitan,Subang, Jawa Barat,

Selaju dengan bagusnya penyerapan kawasan yang diluncurkan pada November 2020 itu. Subang Smartpolitan memiliki area pengembangan 3 fase seluas total 2.717 hektar. 

Dari sana, Subang Smartpolitan digadang-gadang berpotensi menjadi episentrum ekonomi baru di Jawa Barat yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi daerah dan nasional.

Pada bagian lain, proyek township ini dianggap memiliki keunggulan geoekonomi karena kawasan tersebut terletak berdekatan dengan Bandar Udara (Bandara) Kertajati, Pelabuhan Patimban dan dilewati Tol Trans Jawa, Jalur Pantura, serta Jalur Kereta Api Ganda Jakarta-Semarang-Surabaya.

Lokasi Subang Smartpolitan hanya berjarak tak sampai 30 menit dari ruas Tol Trans Jawa Cikopo-Palimanan (Cipali) melalui pintu keluar di Exit Tol Kalijati KM 98. Sedangkan bagi investor dari Jakarta membutuhkan waktu 2 jam dan 4 jam dari Kota Semarang menggunakan jalur darat.

Kendati dengan dukungan infrastruktur tersebut saat ini kawasan jadi pusat perhatian investor, namun PT Suryacipta Swadaya, pengembangnya sekaligus anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa, Tbk., akan menambah akses dan konektivitas kawasan menuju sejumlah infrastruktur dan fasilitas di sekitarnya. Dua akses tol langsung (direct access toll) akan segera dibangun, yaitu Exit Tol KM 02 yang mengkoneksikan kawasan Subang Smartpolitan ke Pelabuhan Patimban dan Simpang Susun KM 89 ruas Tol Cipali.

Abednego Purnomo, Vice President Sales, Marketing & Tenant Relations Subang Smartpolitan.

Abednego Purnomo, Vice President Sales, Marketing & Tenant Relations Subang Smartpolitan dalam Editor Lunch di Grand Melia Hotel, Jakarta, Rabu (8/5/2024), menyampaikan, keberadaan jalan tol dan pelabuhan itu sangat penting bagi perusahaan otomotif, garmen dan elektronik, karena mengefisienkan logistik produknya.

“Akses tol langsung menuju Patimban Seaport terbagi dua seksi. Ada seksi yang dibangun pemerintah, ada seksi yang dibangun swasta. Seksi pemerintah sudah mulai dibangun, seksi swasta rencananya ground breaking di awal kuartal tiga tahun ini. Lokasinya sekitar 37 km dari arah utara Subang Smartpolitan,” ujar Abed.

Abed memaparkan pasca-Covid-19 ketertarikan investor untuk menanam modal di Subang Smartpolitan semakin meningkat, meskipun sektor industri sempat keteteran saat pandemi Covid-19 menggebuk Indonesia dan hampir seluruh dunia di Maret 2020.

“Pada 2010-2013 investor banyak datang dari Jepang, lalu sempat musim ‘kemarau’ di tahun 2014-2019, hingga kemudian terjadi pagebluk pandemi Covid-19 pada 2020. Dua tahun setelahnya, persisnya di Desember 2022 ketika China membuka pintu, itu kami seperti ‘tsunami’ karena banyak mendapat limpahan investasi dari China baik mereka yang akan relokasi maupun ekspansi,” ungkapnya.

Peluang dan Kemudahan

Indonesia memiliki andil besar untuk menarik investor. Bukan hanya otomotif dan elektronik yang menarik kapitalis. Didukung populasi yang meningkat 2 juta penduduk dari tahun 2023 yang sebanyak 277 juta penduduk, sementara di tahun ini terdapat 279 juta penduduk, output ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata (median) 5,03% selama dua dekade terakhir. Menurut Bank Dunia, jumlah warga Indonesia yang berhasil mencapai ekonomi kelas menengah naik 3 kali lipat antara tahun 2002 dan 2016 menjadi 52 juta. Kelompok masyarakat sekarang menyumbang hampir setengah dari konsumsi domestik.

subang smartmetropolitan
Subang Smartmetropolitan (2.700 hektar), dikembangkan sebagai kota mandiri baru di Subang oleh PT Suryacipta Swadaya. (dok. Suryacipta).

“Indonesia dipilih investor karena marketnya besar. Jumlah penduduk 274 jiwa dan masih terus bertambah. Indonesia adalah negara yang konsumsinya cukup tinggi. Dengan ekonomi seperti ini orang-orang belanja pakai paylatter dan kartu kredit. Sebab itu, kita cukup menarik bagi investor. Jadi ngga usah mikirin ekspor dulu, pasar domestik sangat besar potensinya,” papar Abed.

Dus, kestabilan ekonomi dan politik yang cenderung stabil membuat Indonesia semakin naik kelas setara dengan jiran di kawasan Asia Tenggara lainnya, salah satunya Vietnam. Vietnam adalah negara di Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup impresif. Sekadar catatan, pada kuartal 3/2023, negara Paman Ho itu mampu tumbuh di angka 5,3%.

Pemerintah melalui Kementerian Investasi juga telah melakukan terobosan berani dalam sistem perizinan usaha, yakni dengan meluncurkan Online Single Submission (OSS) berbasis risiko. Sistem ini diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Agustus 2021. Berdasarkan laporan Bank Dunia pada tahun 2020, Indonesia berada di peringkat ke-73 dari 190 negara dalam hal kemudahan berusaha atau ease of doing business.

Oleh karena itu, Abed menilai kehadiran OSS berbasis risiko ini diharapkan dapat menarik investor lebih banyak serta menciptakan lebih banyak pengusaha baru di Indonesia sehingga akan berujung pada peningkatan jumlah lapangan pekerjaan dan menjadi solusi atas persoalan pengangguran. “Regulasi memulai investasi di Indonesia semakin mudah dengan OSS, bisnis jadi ngga seribet dulu,” ungkapnya.

Di samping itu, Abed berujar, Indonesia memiliki basis kuat supply chain (rantai pasok), umumnya di sektor otomotif, khususnya dalam industri kendaraan listrik. Ini karena ke depan teknologi yang akan berkembang adalah mobil-mobil listrik. Berkaitan dengan mobil listrik itu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi nikel yang terbesar di dunia. Jadi dunia tidak bisa bergerak tanpa Indonesia.

“Supply chain di Indonesia sudah ada. Misal sektor otomotif, ada skrup dan velg. Jadi kalau buka pabrik otomotif di Indonesia tidak perlu bawa supplier velg dan skrup dan China. Sebab itu kami mencoba promoted ada eksisting supplier di Indonesia. Akan lebih murah kalau beli di sini. Hanya saja memang, sejumlah teknologi di Indonesia masih belum mutakhir, contoh teknologi baterai. Artinya, akan ada transfer teknologi. Ini bagus sekali karena mendorong pendidikan di SMK dan Politeknik mengikuti perkembangan dari kebutuhan teknologi itu sendiri,” ucapnya panjang.

Sunrise

Tercatat tiga investor telah masuk ke Subang Smartpolitan dan sedang menunggu tahapan pembangunan. Rerata investor berasal dari Tiongkok. China menjadi asal perusahaan teranyar yang turut bergabung dengan Subang Smartpolitan. 

Produsen mobil listrik BYD Motor Company Limited bakal membangun pabrik mobil listrik di Fase 2 Subang Smartpolitan dengan nilai investasi  1 miliar USD setara Rp16,2 triliun. Dengan perencanaan Ekosistem EV yang komprehensif dan terintegrasi, BYD akan menggunakan lahan terbesar seluas lebih dari 108 hektare.

Pelaku industri hi-tech garmen tahun ini juga digadang-gadang akan merealisasikan investasi di Subang Smartpolitan. Binawati Dewi, Head of Sales & Tenant Relations Suryacipta Swadaya optimis Subang bakal menjadi wilayah sunrise pengembangan industri manufaktur. Kondisi tanah di Subang dinilai lebih stabil sehingga mendukung konstruksi bangunan besar. “Jaraknya hanya 50-60 km dari kawasan Industri Cikarang dan Karawang, namun upahnya lebih rendah 36 persen. Ini sangat menarik,” sebutnya. Saat ini Upah Minimum Pekerja di Subang sebesar Rp3,29 juta. 

Sejak peluncurannya di 2020 hingga saat ini developer telah menggelontokan uang Rp3 triliun untuk akuisis lahan dan pembangunan kawasan. Perusahaan menargetkan hingga akhir tahun mampu menjual 164 hektar lahan industri. “Sudah 80% terjual. Targetnya lima pabrik sampai akhir tahun ini. Sudah deal tiga, akan deal dua investor lagi,” pungkas Abed.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles