Jakarta, Propertyandthecity.com — Pembangunan infrastruktur dan kawasan permukiman tidak bisa dipisahkan. Di mana ada infrastruktur baru, di sana pun akan muncul perumahan, dari cluster-cluster kecil hingga kawasan berskala kota atau kota mandiri. Dan pada akhirnya akan membangkitkan ekonomi di kawasan sekitarnya.
Di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), barat Jakarta terlebih dahulu berkembang, dampak dari masifnya perkembangan infrastruktur. Sebut saja wilayah Serpong di Tangerang. Dulunya dianggap ‘tempat jin buang anak’, mustahil bakal menjadi kawasan kota yang berkembang pesat seperti saat ini.
Namun, sejak adanya pengembangan infrastruktur baru, banyak pengembang properti berlomba membangun kawasan itu. Bergabungnya beberapa pengembang besar telah mengubah wajah Serpong yang kini berkembang pesat seakan menjadi kota tersendiri.
Lepas barat Jakarta, kawasan timur Jakarta pun demikian, mulai dari Bekasi, Cikarang, hingga Karawang. Semakin masifnya pembangunan infrastruktur beberapa tahun belakangan ini, menjadikan kawasan timur kian bersinar.
Bahkan tidak hanya itu, kawasan utara-timur Jakarta pun disebut-sebut bakal menjadi pusat pertumbuhan baru. Ini dipicu oleh pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. Keunggulan lainnya, kawasan utara-timur Jakarta juga menempel langsung dengan Ibukota Jakarta.
Sebagai informasi, jaringan Tol JORR 2 sepanjang 109,57 km akan melingkar dari Bandara Soekarno Hatta, Cinere, Cimanggis hingga Pelabuhan Tanjung Priok. Jalan bebas hambatan ini terdiri atas 6 ruas, yakni Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran (14,19 km), Jalan Tol Kunciran-Serpong (11,19 km), dan Jalan Tol Serpong-Cinere (10,1 km).
Selanjutnya Jalan Tol Cinere-Jagorawi (14,6 km), Jalan Tol Cimanggis-Cibitung (25,2 km), dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (34,8 km). Hingga saat ini, beberapa ruas telah rampung dibangun, yaitu Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran (14,19 km), Kunciran-Serpong (11,19 km), dan Serpong–Cinere Seksi 1 (Serpong IC – Pamulang IC).
Dan belum lama ini, persisnya pada Selasa, 20 September 2022 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah meresmikan ruas jalan tol baru, yaitu ruas Cibitung-Cilincing. Presiden Jokowi mengatakan kehadiran Tol Cibitung-Cilincing ini bisa mempercepat mobilitas barang yang berasal dari kawasan industri dan kawasan logistik yang tersebar di Karawang dan Bekasi menuju Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara.
Jalan Tol Cibitung-Cilincing memiliki panjang seluruhnya 34,8 km. Tol ini terbagi menjadi 4 seksi, yakni Seksi 1 (Cibitung–Telaga Asih) sepanjang 3,03 km sudah beroperasi 2,65 km pada Juli 2021, Seksi 2 dan 3 (Telaga Asih–Tarumajaya) sepanjang 24,5 km, dan Seksi 4 (Tarumajaya–Cilincing) dalam tahap konstruksi 96% dengan target selesai Desember 2022.
“Jalan Tol Cibitung-Cilincing yang kita resmikan ini adalah bagian dari JORR 2 dan kita harapkan JORR 2 ini akan rampung selesai 100% di akhir tahun 2023,” kata Jokowi.
Jalan tol ini, nantinya juga dapat mempersingkat waktu tempuh khususnya dari wilayah timur Jakarta dari Cibitung menuju utara Jakarta di Tanjung Priok, dari sekitar 1 jam lebih lewat Japek dan tol dalam kota, menjadi sekitar setengah jam.

Primadona Baru di Utara-Timur Jakarta
Sebagaimana diketahui, bahwa jalan tol ini nantinya akan menyambung dengan Jalan Tol Cimanggis–Cibitung dan Jalan Tol Jakarta–Cikampek di bagian selatan serta Jalan Tol Akses Tanjung Priok di bagian utara. Jalan tol ini menghubungkan kawasan DKI Jakarta, yaitu dari Cibitung Kabupaten Bekasi dengan Cilincing, Jakarta Utara.
Dengan demikian, kawasan utara-timur Jakarta yang terkoneksi dengan jalan tol ini akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, baik dari sisi ekonomi maupun pertumbuhan kawasannya.
Pengamat Properti dan CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda berpendapat, kehadiran ruas Tol Cibitung-Cilincing menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan wilayah sekitarnya, termasuk beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi, seperti Tarumajaya, Babelan, Tambun Utara, Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang, dan Setu.
Khususnya yang akan lebih diuntungkan, sebut Ali, yaitu untuk kawasan Tarumajaya, karena di sinilah merupakan titik gerbang entry-exit toll. Secara umum pertumbuhan nilai tanah di sekitar simpul-simpul exit tol akan bertumbuh 15%-20% dikarenakan manfaat ekonomi yang diakibatkan produktivitas dan konektivitas yang tinggi. Peningkatan ini juga dipicu dengan semakin tingginya aktivitas yang akan terjadi di wilayah sekitarnya.
“Ruas ini akan membuat aksesibilitas dari timur Jakarta ke Jakarta bagian utara menjadi lebih terbuka sehingga pergerakan ekonomi akan semakin berkembang termasuk akan berdampak pada kenaikan nilai lahan di sekitarnya,” terang Ali.
Saat ini, kawasan utara-timur Jakarta telah menjadi kawasan potensial yang dibidik banyak pengembang. Beberapa pengembang besar yang telah mengembangkan kawasan hunian di sana, seperti Modernland, Astra Properti dan Hongkong Land yang mengembangkan proyek skala kota Jakarta Garden City seluas 370 ha. Selanjutnya ada Damai Putra Group melalui Kota Harapan Indah seluas 2.200 ha, serta Duta Putra Land melalui perumahan Grand Duta City seluas 200 ha.
Potensi kawasan utara-timur Jakarta yang makin meningkat menjadikannya salah satu sunrise property paling diburu oleh para property seekers. Potensi inilah yang semakin meyakinkan Summarecon Group untuk mulai mengembangkan proyek skala kota terbarunya seluas 437 ha, yaitu Summarecon Crown Gading (SCG) di Setia Asih, Tarumajaya, Bekasi Utara.
Dengan berkumpulnya beberapa pengembang besar tersebut, sangat berpotensi untuk mengangkat kawasan utara-timur Jakarta berkembang lebih pesat, sebagaimana yang terjadi di Serpong, Tangerang.
SCG Menjadi Pusat Utara-Timur Jakarta
Beberapa kawasan di Bekasi, seperti Cibitung, Telaga Asih, Tambelang, hingga Pantaimakmur dan Tarumajaya juga diprediksi akan semakin bertumbuh pesat, seiring makin terbukanya aksesibilitas wilayah tersebut. Bahkan, titik kunci pertumbuhan baru di wilayah Bekasi disebut berada di Tarumajaya. Alasannya, satu-satunya wilayah di Kabupaten Bekasi yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta adalah Kecamatan Tarumajaya.
Posisi geografis inilah yang tentunya akan sangat menguntungkan. Sinergi beberapa pengembang besar yang sudah ada di sana pastinya akan membuat wilayah ini menjadi sangat strategis dengan potensi nilai tambah yang sangat luar biasa.
Dan Summarecon Crown Gading (SCG), proyek skala kota ke-8 dari Summarecon Group menjadi yang paling strategis dan terdepan di lintasan Tol Cibitung-Cilincing, persisnya hanya berjarak kurang dari 1 km dari pintu Tol Tarumajaya, serta 7 km dari Jakarta.
“SCG akan menjadi gerbang utama bagi perlintasan warga sekaligus magnet bagi perkembangan kawasan sekitar. Dengan beragam keunggulannya, nama Summarecon Crown Gading, yang memiliki makna mahkota paling berharga akan menjadikan kawasan tersebut sebagai New Kelapa Gading yang tidak hanya menawarkan kawasan terbaru, gemerlap, dinamis dan bernilai tinggi, tetapi juga mengedepankan nilai keberlanjutan dengan alam,” terang Adrianto P Adhi, President Director PT Summarecon Agung Tbk, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, proyek hasil kerja sama joint venture antara Summarecon dengan Duta Putra Land ini berada di lokasi terbaik, tepatnya di sebelah timur Kelapa Gading yang hanya berjarak 15 menit, juga bersisian dengan Kawasan Ekonomi Marunda dan Pusat Komersial di Bekasi.
“SCG akan menjadi proyek yang sangat penting dan bersejarah bagi perusahaan, karena membawa fenomena konsep dari Kota Summarecon Kelapa Gading, kawasan pertama yang dikembangkan oleh Summarecon, dengan berbagai perbaikan dan peningkatan kualitas yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman,” katanya.
SCG dikembangkan dengan mengadopsi konsep integrated living lifestyle yang juga menyeimbangkan antara hunian, komersial dan alam. “Sama juga dengan proyek township kami yang lain, di sini juga akan ada mall yang nantinya akan sedikit berbeda dengan lainnya,” ungkapnya.
Adrianto optimis, kelak SCG yang dipersiapkan sejak 10 tahun lalu ini, akan menjadi wadah aktivitas ekonomi, yang juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar maupun Bekasi secara umum, juga berkontribusi terhadap PAD pemerintah daerah Bekasi.
“Dan yang pasti adalah akan adanya pertumbuhan ekonomi di sini. Sebagaimana yang diketahui, bahwa industri properti ini melibatkan lebih dari 170 industri lainnya. Dimana ketika industri properti berjalan, maka industri ikutannya juga akan ikut tumbuh,” terangnya.
Lebih lanjut, Albert Luhur, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk menjelaskan, SCG yang dirancang menjadi kota “All in One City” mengusung setidaknya 12 keunggulan.
Keunggulan tersebut, mulai dari konsep New City, New Kelapa Gading, kemudian Nort-East Urban Center, yang disebut bakal menjadi pusat daripada utara-timur Jakarta. “Nantinya, warga sekitar termasuk di beberapa perumahan tetangga sini, akan menggunakan akses kami menuju tol. Kami akan membangun jalan boulevard yang sangat lebar, ROW 40 meter. Dengan akses yang ada saat ini, butuh waktu sekitar 40 menit ke pintu tol, dari marketing gallery ini. Namun, nantinya hanya 5-8 menit saja sudah bisa mencapai tol,” terangnya.
Keunggulan berikutnya adalah Closest Toll Access; selanjutnya 437 ha, Ideal city scale development; Trusted Developers in Indonesia; Masterplan Design by the Award Winning Urban Designer, dimana rancangan masterplan dipercayakan kepada Sofian Sibarani (pemenang sayembara desain Ibu Kota Baru, sekaligus Ketua Terpilih Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia 2022-2025).
Keunggulan lainnya adalah Integrated All in One City; The Next Generation Mall; Super Cluster; World Class Infrastructure; Great Momentum; serta Harga Perdana, dimana saat ini tahap pertama akan ditawarkan sebanyak total 681 unit.
Hunian tersebut terbagi dalam dua cluster, yang terdiri dari 417 unit Cluster Regia Residence Tipe 5×11, 6×11, 7×11, 7×13 dan 8×13 dengan harga mulai Rp952 juta. Kemudian sebanyak 264 unit Cluster Jasmia Residence, Tipe 9×15, 10×15, dan 12×16 dengan harga mulai Rp2,6 miliar.
“Penjualan perdana akan dilakukan pada 12 November 2022 mendatang,” tutup Albert.