...

Lampaui Target 2019, Tahun Ini Summarecon Revisi ke Rp2,5 Triliun

Propertyandthecity.com, Jakarta – PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) membukukan raihan penjualan yang cukup gemilang di 2019. Bahkan pencapaian tersebut adalah yang terbaik dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Adrianto P Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung mengatakan, sejak beberapa tahun lalu hingga tahun 2018 bahkan 2019, isu yang paling berat adalah soal daya beli. Kemudian ada pula shifting profile customer yang dulu lebih banyak investor sekarang ke end user. Namun demikian, menurutnya, ini juga menjadi hal yang positif bagi para pengembang, karena kawasan properti akan menjadi lebih hidup.

Baca: Blue Crystal Residence di Summarecon Mutiara Makassar Terjual Habis Dalam 3 Jam

Sepanjang 2019, kata dia, Perseroan berhasil melewati berbagai tantangan tersebut hingga mencatatkan pencapaian yang sangat baik.

“Sepanjang tahun 2019 tersebut, kami berhasil mencatat prestasi penjualan, dimana marketing sales melampaui target. Awalnya kami targetkan Rp4 triliun dan bisa mencapai Rp4,1 triliun, yang dimana sejak tahun 2014 hingga 2018, ini adalah hal yang sangat berat,” katanya kepada media usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (12/8/2020).

Dari pencapaian Rp4,1 triliun tersebut, kontribusi rumah mendominasi yakni sekitar 66%, apartemen 14%, ruko 12% dan kavling 8%.

Dari laporan RUPST, Summarecon berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp5,94 triliun, meningkat 5% dari tahun sebelumnya.

Pendapatan ini didominasi oleh unit bisnis pengembangan properti yaitu sebesar 61%, atau sebesar Rp3,617 triliun, meningkat sebesar Rp181 miliar atau 5% jika dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu sebesar Rp3,436 triliun.

Kawasan Serpong masih merupakan kontributor pendapatan terbesar dengan kontribusi 40% dari total pendapatan unit bisnis pengembangan properti.

Baca: Dekat Stasiun, Rumah Murah Berkonsep Modular dan Solar Panel

Pendapatan kedua dari unit bisnis investasi dan manajemen properti (pendapatan berulang). Unit bisnis ini mencapai Rp1,599 triliun atau 27% dari total pendapatan perusahaan. Angka pendapatan mengalami kenaikan Rp107 miliar atau 7% jika dibandingkan dengan tahun 2018.

Pendapatan ketiga dari unit bisnis lain-lain. Beberapa segmen bisnis lainnya yang termasuk adalah hotel, klub rekreasi, manajemen pengelolaan kota dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung kota terpadu.

Bisnis ini mencatat pendapatan sebesar Rp726 miliar, turun sebesar Rp8 miliar (1%) dibandingkan tahun sebelumnya. Secara kolektif bisnis-bisnis ini menyumbang 12% dari total pendapatan Perusahaan selama tahun ini dan hanya 5% dari total laba usaha.

“Kesuksesan di tahun 2019 ini telah menemukan suatu optimism yang sangat luar biasa. Bahkan kami sempat berpikir bahwa tahun 2020 adalah momentum kebangkitan properti, setelah sekian tahun sangat berat. Tapi Tuhan berkehendak lain. Ternyata tahun 2020 datanglah sebuah tantangan yaitu pandemi Corona yang tidak pernah kita prediksi,” terang Adrianto.

Sejak Maret, Summarecon mulai merasakan dampak dari pandemi tersebut. Menurut Adrianto, jika sebelumnya masalah terbesar adalah pada daya beli maka, di massa pandemi ini daya beli juga menjadi problem utama.

“Bahkan ada konsumen yang sudah berencana membeli rumah terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk bisa bertahan di masa-masa sulit ini,” katanya.

Baca: Marketing Sales Ciputra Turun, Ini Strategi yang Akan di Dilakukan

Sementara untuk tahun ini, Summarecon menyiapkan capex (belanja modal) sebesar Rp600 miliar, dimana Rp300 miliar untuk akuisisi lahan dan sisanya untuk pengembangan investment property.

Revisi Target 2020

Tahun 2020 yang diprediksi menjadi momentum kebangkitan properti justru harus menghadapi tantangan berat akibat pandemi Covid-19. Pencapaian penjualan produk properti pun merosot tajam.

Bahkan Summarecon hanya mencatat pencapaian pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp1,1 triliun di akhir Juni lalu, atau Rp1,3 triliun di akhir Juli. Untuk ini, Summarecon Agung pun harus melakukan sejumlah penyesuaian.

“Kami cukup realistis dengan kondisi pasar saat ini, dimana pandemi Covid-19 telah memukul semua sektor, termasuk properti. Target awal marketing sales kami Rp4,5 triliun, namun kami sudah menghitung kembali potensi pencapaian marketing sales di tahun ini menjadi Rp2,5 triliun,” ujar Adrianto.

Komposisi dari target pencapaian tersebut diharapkan sebesar 60 persen dari perumahan, ruko 17 persen, apartemen 16 persen, dan office 7 persen.

Lebih lanjut Adrianto mengatakan, pandemi ini merupakan tantangan yang sangat berat sehingga berdampak terkoreksinya penjualan Summarecon secara signifikan.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan sejumlah evaluasi untuk menentukan sejumlah strategi baru. Mulai dari efisiensi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, hingga menetapkan strategi penjualan dan strategi produk.

“Kami sangat memperhatikan terhadap kemampuan konsumen, sehingga kami sesuaikan, misalkan dengan memberikan cara bayar yang ringan, kemudian meningkatkan pemanfaatan teknologi digital,” ungkapnya.

Baca: Sasar Milenial, Summarecon Serpong Luncurkan Tipe Terbaru di Klaster Agnesi

Dia mencontohkan beberapa kegiatan peluncuran dan penjualan produk secara online di proyek Summarecon Bekasi, Serpong dan di Makassar yang telah berjalan sukses.

“Dan yang paling penting juga adalah pricing dan cara bayar. Ini adalah hal mutlak yang harus kita lakukan menyesuaikan dengan kemampuan daya beli,” katanya.

Summarecon akan fokus memasarkan produk-produk yang berkisar di bawah Rp2 miliar, termasuk untuk di proyek baru Summarecon Bogor dan proyek-proyek yang lainnya. Proyek Bogor rencananya akan diluncurkan pada Oktober 2020.

“Intinya kita masuk market di bawah Rp2 miliar. Ini juga sama seperti yang kami lakukan di Summarecon Serpong,” sambungnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini