“Bowo, saya cuma titip satu di properti. Saya minta nama baik Astra dijaga. Selama ini kita sudah membangun nama baik, dan itu lebih berharga dari apapun juga,” ujar Wibowo Muljono, menirukan ucapan Prijono Sugiarto, President Director Astra PT Astra International Tbk, ketika di interview. Itulah kalimat yang selalu diingat oleh Wibowo, apapun yang dibangun Astra Land Indonesia tetap mengedepankan kehati-hatian untuk menjaga nama baik.
Baca Juga :
- THE PARC – SOUTHCITY: Bro, di Sini Bisa Nabung DP
- GRAND SURYA ESTATE Lansekapnya Punya Tropical ModernTHE PARC – SOUTHCITY: Bro, di Sini Bisa Nabung DP
Ketika isu industri 4.0 merebak di tanah air dan menjadi perbincangan di pelaku industri, Wibowo bertekad membawa Astra Land Indonesia untuk masuk ke properti 4.0. Dengan mengimplementasikan properti 4.0 Astra Land Indonesia siap berkompetisi, walaupun usianya masih terbilang muda. Termasuk mengejar target top ten dalam waktu sepuluh tahun. Berikut petikan wawancaranya dengan Majalah Property and the City di Jakarta.
Dengan usia yang masih muda, proyek seperti apa yang akan ikembangkan oleh Astra Land Indonesia?
Panduan saya yang selalu saya ulang-ulang setiap saat adalah optimis tetapi hati-hati. Selama dua tahun ini, kami sudah merampungkan dan menelurkan proyek-proyek baru. Semua achievement dan opportinities itu selalu kami jalankan dengan asas optimis tetapi berhati-hati. Seperti Asya yang merupakan joint venture township project dan Arumaya yang merupakan bagian dari integrated development project yang memiliki akses TOD. Seperti yang Anda lihat investment-investment kami ini mind set-nya berhati-hati, tetapi juga optimis. Orang juga bertanya kepada saya, kenapa Astra Land Indonesia berani
investasi terus? Saya katakan karena properti itu long term play. Pemain properti tulen manapun akan juga long term. Apalagi PT Astra International Tbk. dan Hongkong Land Limited, dua ini sudah terkenal sebagai long term players. Untuk ke depannya strategi ini tidak akan banyak berubah, kita akan berhati-hati dalam opportunity yang kita garap. Namun di dalam opportunity tersebut kita juga akan mengambil point of view yang optimis.
Anandamaya Residence sebagai proyek prestisius Astra Land, bagaimana progresnya?
Anandamaya Residences adalah premium apartment. Namun uniknya dibanding apartemen premium lainnya, setelah serah terima Astra Land Indonesia tidak melepas begitu saja. Kami memberikan opsi kalau mau disewakan kembali. Setelah di furnish kita carikan penyewa. Semacam ada service untuk dicarikan penyewa. Pemilik kita berikan laporan setiap bulan. Kalau mau dijual lagi, nanti kita berikan opsi service listing dan kita juga kerjasamakan dengan agen-agen properti. Untuk ke depannya yang namanya properti itu, bukan hanya jual beli space. Dulu, pengembang mikirnya hanya menjual space. Sekarang tidak bisa seperti itu lagi. Artinya, berbeda dengan properti tradisional. Melihat properti bukan lebih menjanjikan atau tidak, tetapi melihatnya harus sebagai repeat bisnis jangka panjang. Kita ingin mencari apa makna dari jangka panjang. Kalau yang dimaksud jangka panjang adalah service bisnis, itu yang harus kita jalankan.
Sepertinya proyek-proyek Astra Land banyak yang menyasar para investor?
Mayoritas profil pembeli properti di Indonesia adalah investor. Sekarang kita lihat behavior investor itu seperti apa. Sekarang ini investor sudah banyak sekali opsinya bukan hanya di properti saja. Semakin hari opsi-opsi ini semakin mudah dicerna masyarakat. Dulu saya mengatakan properti adalah investasi pilihan. Mengapa, karena orang yang tidak mengerti properti pun bisa dengan cepat mengerti karena natural. Seperti rumah harus di jalan yang bagus, bebas banjir, lokasi yang menarik. Sangat natural. Dulu tidak semua orang mengerti seluk-beluk investasi di saham. Sekarang hal-hal tersebut dengan cara penyampaian dan edukasi yang mudah dicerna, investasi di saham atau asuransi lebih mudah dimengerti masyarakat. Hal tersebut pun dapat menjadi saingan di bisnis properti.
Jadi, saingan di properti makin berat karena orang dapat menaruh uangnya dimana saja. Ini baru saingan sesama instrumen investasi belum lagi saingan antar pengembang. Banyak sekali produk baru yang berbeda dan banyak yang nice dari segi desain. Tidak mungkin hanya berkompetisi di bisnis properti dengan mengecilkan space di apartemen rumah. Itu strategi bisnis hanya soal space. Apakah ada kembangan dari bisnis properti yang lebih dari soal space? Astra Land Indonesia ingin melihat apakah service merupakan komponen penentu orang akan membeli properti atau tidak.
Di sini sebetulnya Astra Land Indonesia punya kesempatan untuk mulai memikirkan apakah property development akan tetap sebagai property development tradisional seperti selama ini atau kita ingin melihat ke depan. Masyarakat sudah mulai berubah secara kultur yaitu kultur gadget, medsos, familiar dan nyaman dengan teknologi.
Artinya properti tradisional akan tersisih?
Bukan tersisih, tetapi berevolusi dan ini harus. Saya paling senang memakai dua contoh yaitu Airbnb dan We Work. Saya tanya ke teman-teman apakah Airbnb itu property company bukan. Jumlah listing Airbnb lebih banyak dibanding gabungan 4 brand hotel tekenal di dunia. Square meter yang WeWork pegang, lebih besar dari office building manapun juga. Sekarang Airbnb dan WeWork tidak punya barangnya, yang punya barang adalah para developer. Tetapi akses mereka yang kontrol. Kita sebagai developer harus sadar akan hal ini. Apakah dunia akan menuju ke era gadget, sharing dan platform.
Ke depan, Astra Land Indonesia sebenarnya punya opportunity sebagai perusahaan baru yang umurnya baru dua tahun. Walaupun ke depannya belum jelas seperti apa, tetapi kita punya kesempatan untuk ikut membentuk the future of property development. Malah saya berani mengatakan bahwa kesempatan itu mungkin lebih mudah direalisasikan karena Astra Land Indonesia bisa mengintegrasi kultur inovasi dan kolaborasi untuk bisa maju. Kita harus siap untuk Properti 4.0. Teman-teman saya yang berada di luar Indonesia, sudah bicara PropTech atau property technology. Tetapi kalau ditanya apa itu properti teknologi, semua orang juga masih mencoba mendesain definisinya. Artinya kita juga punya kesempatan untuk mendefinisikan. Kalau kita bisa menjawab lebih dulu difinisinya dan bisa menjawab keinginan masyarakat, property technology bisa jadi barang kita.
Apakah agresifnya Astra Land Indonesia tidak lepas dari diri Anda yang dianggap sudah berpengalaman di properti dan memberi efek?
Saya berusaha tekankan ke semua teman-teman bahwa di Astra Land Indonesia tidak ada yang namanya super-man namun adanya adalah Super Team. Kami mencari temanteman yang cocok dengan visi dan misi kami. Dan harus longterm visi dan misinya. Kami mau semua teman-teman yang berkarya di Astra Land Indonesia dapat membanggakan
hasil pekerjaannya. Soalnya umur manusia terbatas, sehingga jumlah proyek yang bisa dikerjakan secara lengkap oleh seseorang akan terbatas juga. Mungkin paling banyak 6-8 project di dalam hidupnya. Jadi, kalau dalam hidup kita hanya bisa terlibat di 6-8 project. Apa kita tidak mau project-project itu menjadi sesuatu yang dapat kita banggakan?
Saya sendiri secara pribadi selalu melihat bisnis properti ini adalah suatu pekerjaan yang bisa menyediakan tempat tinggal dan environment untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Saat ini banyak sekali enviroment tempat tinggal yang tidak acceptable, seperti kumuh. Sangat tidak baik. Saya ingin ganti mind set-nya bagimana kalau saya katakan bahwa sebenarnya environment yang pantas itu bisa diraih, bahwa hidup dengan nyaman itu sangat mudah didapatkan. Saya masuk ke dunia properti agar semakin banyak orang punya akses ke kondisi living environment yang baik.
Kalau saya mengerjakan satu proyek, saya selalu melihat apakah ini akan meningkatkan kualitas hidup seseorang (konsumen-red). Kalau jawabannya, iya, saya jalankan. Property development itu penyedia hardware. Aktivitas di dalamnya atau software-nya akan jalan sendiri. Ke depannya, perbatasan antara hardware dan software ini akan semakin kabur. Pengembang akan membuat hardware, tetapi kita juga akan semakin terlibat di software-nya. Mungkin ini adalah salah satu yang akan dijawab oleh Property 4.0 dimana hardware dan software semakin menjadi satu.
Para professional yang bergabung ke Astra Land Indonesia dari berbagai pengembang. Bagaimana menyatukan mereka agar bisa satu visi dan misi?
Pernah kita mengadakan acara makan-makan, syukuran untuk memulai satu proyek. Bertemulah para karyawan Astra Land Indonesia di tempat itu. Di acara itu sangat terlihat bahwa kita datang dari berbagai pengembang lainnya. Saya merasa kita seperti di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), banyak benderanya. Saya sadar bahwa temanteman ini punya cara masing-masing yang mungkin mereka belajar dan jalankan di perusahaan sebelumnya. Dari sini saya ingin mensetting kultur Astra Land Indonesia karena ini sangat penting.
Pertama kita harus punya identitas karena kita sebagai perusahaan baru. Teman saya mengatakan, “Pak Bowo, jawabannya ada di depan mata Anda.” Astra sudah top dan Hongkong Land sudah top. Ambil saja legacy dari parent company. Dua perusahaan ini sudah terbukti. Ini semua kita turunkan ke kultur Astra Land Indonesia. Setelah itu next step-nya bagaimana menurunkan kultur gabungan itu ke semua jajaran di Astra Land Indonesia. Kalau tidak, motto perusahaan hanya jadi tulisan di pintu masuk saja. Integritas itu seperti apa? Innovation itu seperti apa? Teamwork itu seperti apa? Kompak, tapi bagaimana caranya kompak. Jadi, harus benar-benar ada aksinya dan ini harus diterapkan dari hari ke hari.
Saya selalu tekankan kepada jajaran di Astra Land Indonesia kalau ingin proses pekerjaan berjalan, semua harus komunikasi. Di meeting kalau ada seorang saja yang belum melihat atau update atau setuju dengan bahan yang diberikan, saya akan tolak materi itu. Jadi, ini memaksa mereka untuk dibicarakan dan koordinasi dulu dengan semua pihak atau departemen sebelum meeting. Dan mohon maaf, bicaranya tidak bisa hanya lewat WhatsApp, harus saling ketemu. Contoh kalau mengatakan ingin launching, itu semua harus ada turunan koordinasinya. Launching-nya seperti apa? Promotion siap atau tidak? Team project siap atau tidak? Budget dan control terkoordinir atau tidak? Dan masih banyak yang lainnya. Kerja teamwork itu seperti apa? Tidak bisa hanya asal omong. Dan semua ini harus terjadi di working level.
Kalau kita mengatakan harus bisa berinovasi, seperti apa inovasi yang mereka tawarkan? Ada yang melakukan inovasinya yang ecekecek aja. Oke, itu inovasi. Tetapi kita selalu memberi challenge. Menurut saya berinovasi adalah mendapat panggung di mana Anda bisa bersinar mau, menunjukkan ide-ide Anda agar kita semua bisa lebih maju. Apakah Anda mau maju ke depan panggung dengan inovasi yang biasa-biasa saja? Apakah Anda bisa pikirkan yang lebih brilian lagi. Jadi, dengan kita berikan panggung kepada mereka, harapannya pride dan expertise-nya keluar.
Ada kendala di awal-awal membangun kultur di Astra Land Indonesia?
Kendala pasti selalu ada. Seperti yang sudah diketahui pada umumnya, banyak company yang awalnya dimulai dengan family company. Jadi, kadang-kadang hierarki perusahaan ke by pass. Misalnya, ada manager mengatakan owner sudah bilang begini, mau tidak mau harus jalan. Artinya, manager saja bisa mengalahkan direktur tanpa konsensus yang komprehensif. Di Astra Land Indonesia tidak bisa begitu. Kultur kita harus kuat dan diterapkan. Seperti yang saya katakan tadi, setelah kita set up, bukan berarti kultur sudah selesai. Kultur harus kita maintain terusmenerus sehingga akhirnya jadi gaya hidup.
Anda ingin Astra Land Indonesia menjadi top ten dalam sepuluh tahun ke depan. Ibarat pelari marathon berarti nafasnya harus panjang. Mampukah itu diwujudkan?
Untuk mencapai top ten itu sangat achieveable. Namun harus dengan super team. Super team ini yang paling gampang kita balik lagi ke kulturnya. Kalau kultur sudah beres kegiatan sehari-hari tidak akan putus. Selama kultur sudah benar dan baik, engselnya tinggal diminyaki terus. Saya kira bukan hanya marathon, ultra marathon mau pun kita bisa capai. Lihat saja PT. Astra International Tbk yang sudah 62 tahun, mengapa bisa bertahan sampai sekarang? Karena punya kultur kuat yang baik dan benar.
Anda beberapa kali menyebut kehati-hatian dalam bisnis properti. Apakah Anda pernah merasakan krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008?
Terus terang saya belum pernah merasakan di Indonesia. Saat itu saya masih kuliah di Amerika Serikat ketika krisis ekonomi tahun 1998. Krisisnya terasa namun saya rasakan sebagai mahasiswa, bukan sebagai pebisnis. Kalau saya sering mengatakan hati-hati dalam bisnis properti, itu sebetulnya common sense. Hati-hati bukan hanya di bisnis properti saja, di semua bisnis mottonya selalu berhati-hati dalam berinvestasi.
Kadang ada pengembang hanya melihat prospeknya bagus, tetapi mungkin tidak siap ketika terjadi krisis. Astra Land Indonesia sendiri siap bila terjadi krisis?
Fortunately, parent kita adalah PT Astra International Tbk dan Hongkong Land Limited di dalam posisi yang baik. Ini sebenarya adalah berkah buat manajemen Astra Land Indonesia karena sampai sekarang posisi keuangan kami masih sangat baik. Artinya, kita sampaikan ke calon konsumen, property agent, partner, vendor, kontraktor, kalau do business sama Astra Land Indonesia semua terjamin, lho. Kalau kita katakan akan launching, pasti akan kita bangun. Saatnya serah terima, pasti serah terima. Pembayaran akan sesuai waktu dan prosedur.
Memang kita bisa janji seperti itu, yang kadang-kadang orang bilang, wah, Bowo, sombong. Mungkin bukan sombong yang dimaksud, namun yakin. Saya pikir kita yakin faktanya Astra Land Indonesia memang kuat dari sisi financial. Ini sesuatu yang patut kita banggakan karena ini menambah kepercayaan.
Apakah dengan brand Astra yang kuat dan sudah lama menjadi beban bagi Anda ketika ditunjuk menjalankan Astra Land Indonesia?
Pasti. Pertama kali saya di hire, di interview langsung oleh Pak Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra. Dia cuma bilang, “Bowo, saya cuma titip satu di properti. Saya minta nama baik Astra dijaga. Selama ini kita sudah membangun nama baik, dan itu lebih berharga dari apapun juga. Itu yang harus saya jaga dan itu terbukti. Bisnis properti adalah bisnis nama dan kepercayaan. Kenapa orang mau beli produkproduk dari nama besar karena mereka sudah dipercaya.
Saya ambil contoh waktu membuat keputusan di proyek Anandamaya Residences. Semula spesifikasi marmer dari Makassar. Ternyata kualitas marmernya tidak konsisten. Bukan tidak bagus, tetapi tidak konsisten. Kita dapatkan marmer dari Italia lebih konsisten. Jadi, akhirnya kita up grade ke marmer Italia. Ini untuk memastikan konsumen mendapatkan produk yang kualitasnya lebih terjamin dan hal tersebut menyangkut reputasi kita sebagai pengembang. Walaupun marmer dari Makassar lebih murah harganya.
Jadi kalau saya pikir komitmen untuk kualitas, demi menjaga nama baik, adalah real. Kita tidak main-main soal itu. Ini tentu beban buat saya, tetapi itu beban yang dengan senang hati saya pikul karena kalau itu dijaga, kita ngomong dengan pihak yang lain menjadi lebih gampang. Kita ngomong dengan kontraktor gampang, ngomong dengan konsumen dalam hal serah terima pasti deliver.
Bagaimana Anda membangun brand Astra Land Indonesia sehingga bisa melekat di masyarakat, tanpa selalu mengandalkan nama besar Astra?
Jawaban itu juga saya sedang cari. Menurut saya tidak ada jalan pintas, harus proyek demi proyek. Kalau Anda tanya ke Pak Ciputra, juga akan mengatakan tidak ada jalan pintas untuk membangun brand. Serah terima unit harus tepat waktu, service yang memuaskan. Tidak ada resep instan. Justru ini yang paling susah karena biasanya orang senang dengan resep instan. Padahal semuanya harus berproses.
Dulu saya belajar dari Ibu Anisa Himawan, CEO Pakubuwono, yang mengatakan, “Gue sekarang tidak takut jualannya, tapi takut membangunnya. Jualan akan ada dengan sendirinya setelah konsumen bisa melihat bukti. Bukti ini didapatkan dari pembangunan proyeknya. Tidak ada jalan yang instan dan mudah. Hal itulah yang bagi beberapa orang terasa berat karena prosesnya terasa lama dan boring.
Astra Land Indonesia adalah bagian dari Astra Property yang merupakan lini bisnis ke tujuh dari PT Astra International Tbk. Apakah Astra Land Indonesia juga dituntut untuk sama seperti enam pilar bisnis lainnya yang lebih dulu?
Ketika diresmikan sebagai pilar ke tujuh dari PT Astra International Tbk, saya berbisik kepada teman-teman, hatihati kita bicara pilar, boleh bangga dan happy, tetapi pilar itu di ilmu properti artinya penopang, hahaha…Sudah pasti kita dituntut untuk berkontribusi, tetapi satu yang bisa saya highlight, PT Astra International Tbk dan Hongkong Land Limited juga tahu bahwa agar kita dapat memberikan kontribusi, kita butuh capital untuk bisa menjadi pilar. Jadi kita komit kontribusi yes, tetapi untuk sampai ke titik itu, kami juga komit terhadap kebutuhan support. Hal ini penting, karena biasanya orang mau duitnya tetapi tidak mau support-nya. Kalau sudah seperti itu, berat.
Bagaimana ceritanya Anda di hire oleh Astra?
Dulu saya kerja di Amerika Serikat sebagai arsitek di Three Architecture Inc, Dallas, dan Gensler, New York. Kemudian kembali ke Indonesia tahun 2010 karena ayah saya sakit. Di Indonesia saya menjalankan bisnis sendiri karena keluarga punya pabrik aluminum. Kebetulan firma saya di Amerika dulu pernah di hire oleh Pakubuwono Development untuk mendesign apartemen Pakubuwono Residences. Jadi waktu itu sudah ada relasi antara saya dengan Pakubuwono. Waktu saya kembali ke Indonesia, bos Pakubuwono tahu saya sudah kembali ke Indonesia dan meminta saya untuk bantu desain di Pakubuwono Development.
Di tahun 2012 ayah saya sakit berat. Kondisi ini membuat saya harus resign dari Pakubuwono Development dan kembali ke bisnis keluarga untuk mengurus ayah saya, karena saya harus bolak-balik ke rumah sakit di Singapura.
Bulan September 2012 ayah saya meninggal. Saya tanya lagi ke Pakubuwono, apakah bisa melanjutkan di Pakubuwono. Ternyata tidak ada jawaban. Setelah itu saya mendapatkan penawaran dari Astra. Astra waktu itu mengatakan kepada saya, proyek Menara Astra dan Anandamaya Residences tetap berjalan. Mereka tanya mau bantu kita nggak. Saya bilang, why not. Dari situlah saya masuk ke Astra Land Indonesia. Lumayan cepat prosesnya, sejak tanggal 12 Maret 2013 saya mulai aktif di Astra Land Indonesia.
Mengapa bisnis keluarga tidak dipegang terus?
Isteri saya pegang distributor. Adik saya pegang pabrik. Untuk produk pabrik mungkin passion saya kurang, hahaha… Lebih cocok main tanah.
Apakah Anda sudah punya bayangan akan berapa lama di Astra Land Indonesia?
Saya sadar, kita semua di Astra adalah karyawan. Kita bukan owner, tetapi professional semua. Dari segi usia juga ada batasnya. Bagusnya Astra itu sistem kaderisasi dan human capital sudah stabil. Jadi, salah satu tugas dari manajemen sekarang ini bagaimana caranya Astra Land Indonesia ini menjadi tempat kerja yang sexy dan menarik untuk orang-orang baru yang masuk. Kita percaya dengan regenerasi. Seperti itu kalau kita bicara akan berapa tahun lagi di sini.
Apa nanti yang akan Anda tinggalkan setelah meninggalkan Astra Land Indonesia?
Wah, masih lama, hahaha…. Saya selalu bicara kepada teman-teman di sini, kalau mau masuk properti harus siap. Kalau kita bicara tanah, berapa tahun baru bisa selesai dikumpulkan dan dibangun? Bisa 10 tahun atau 15 tahun. Apakah nanti saya akan menikmati pembangunan itu? Belum tentu. Jadi, kita ingin meninggalkan apa? Saya pikir ini sejalan dengan yang Astra lakukan in general. Kita ingin meninggalkan legasi. Bukan legasi untuk saya, tetapi legasi untuk generasi selanjutnya untuk kelanjutan bisnis. Setelah itu harapannya mereka menurunkan lagi ke bawahnya begitu seterusnya.
Ke depan ingin seperti apa Astra Land Indonesia?
Saya inginnya Astra Land Indonesia menjadi pengembang yang terpercaya. Ini yang saya tanamkan. Kita tidak usah bicara ingin paling besar atau jualannya paling banyak. Saya mau ketika orang mendengar nama Astra Land Indonesia, orang percaya dengan kita. Yang lain-lainnya akan datang dengan sendirinya. Kalau kita menjadi pengembang yang terpercaya, saya yakin profit akan datang dengan sendirinya. Hasil akan kelihatan. Ini namanya prinsip fundamental. Kalau kita lakukan semua ini, hasilnya akan datang. Ke depannya, yang saya inginkan Astra Land Indonesia menjadi pengembang yang terpercaya. ●