Propertyandthecity.com, Jakarta – Colliers International Indonesia merilis laporan terbarunya mengenai pasar properti untuk area Jakarta (sektor perkantoran, apartemen, ritel, kawasan industri, dan hotel), Surabaya (sektor perkantoran, apartemen, ritel, dan hotel) dan Bali (sektor hotel) di kuartal keempat tahun 2020.
Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia mengatakan, rata-rata pasokan perkantoran mengalami penurunan sejak 2020 dan akan terus berlanjut hingga 2024.
“Secara rata-rata, untuk pasokan perkantoran di CBD Jakarta pada tahun 2020 lalu adalah 357.361 meter persegi. Namun sejak 2021 akan turun hingga hanya 138.839 di 2024 mendatang. Sedangkan di luar CBD pada 2020 lalu sebanyak 145.456 meter persegi dan mulai 2021 turun menjadi hanya 93.161 meter persegi di 2024,” terang Ferry di Jakarta, Rabu (6/1/2020).
Data tersebut, menurut Ferry menjadi indikator yang baik lantaran perkantoran di Jakarta masih mengalami over supply sejak beberapa tahun terakhir.
Adapun penambahan beberapa gedung perkantoran baru, kata dia, adalah gedung-gedung yang saat ini sudah dalam proses pembangunan dan akan segera rampung.
Sementara di tahun 2020 lalu, terdapat empat gedung beroperasi secara bersamaan di Q1, menambah stok baru sebesar 212.247 meter persegi. Sebaliknya, tiga gedung beroperasi membawa tambahan 85.000 meter persegi pasok baru di luar CBD selama Q4 2020.
Sedangkan tingkat hunian, dikatakan Ferry, tren penurunan sudah terlihat sejak kuartal III 2020 dan terus turun hingga 2021. Rata-rata okupansi perkantoran ini diperkirakan baru akan membaik di 2023-2024.
Tarif sewa perkantoran di Jakarta pun cenderung turun, dimana dalam kawasan CBD berkisar Rp257.532, turun 7% YoY. Sementara di luar CBD tercatat Rp190.047.
“Tarif sewa gedung baru lebih rendah dibandingkan rerata pasar, akibatnya tarif sewa selama Q4 turun 2,5% YoY. Dalam kondisi sekarang, harga sewa tersebut masih sangat mungkin dinegosiasikan lagi,” terangnya.