KELAPA GADING MAGNET BARU HADIRNYA LRT

0
2449
kelapa gading
The Kensington: Satu dari sekian puluh proyek Summarecon di Kelapa Gading
Depo LRT Kelapa Gading

Inilah kawasan yang propertinya tidak pernah kering, hunian maupun komersial sama lakunya. LRT yang membelah kawasan Kelapa Gading, propertinya dipastikan makin moncer.

Baca Juga :

Banjir boleh datang boleh pergi, tetapi Kelapa Gading tidak ada matinya. Properti hunian dan komersial makin kencang, sekencang pembangunan jalur LRT yang membelah kawasan Kelapa Gading. Bahkan kawasan dengan julukan “Kepala Naga” ini kian padat dan menjadi salah satu pusat aktivitas bisnis di Ibukota Jakarta. Kelapa Gading telah tumbuh dan berubah menjadi ‘kota di dalam kota’.

Apartemen Kelapa Gading Square: Apartemen terus bertambah setiap tahunnya di Kelapa Gading

Anda mau mencari apa di Kelapa Gading, ada semua. Beragam fasilitas dan sarana pendukung ada semua. Bayangkan, di kawasan ini ada ribuan pengusaha dengan omzet pertahun mencapai Rp25 triliun. Ekonomi kawasan terus menggeliat dengan ritel-ritel yang menempati sekira 3.500 rukan yang tersebar. Kawasan seluas kurang lebih 1.800 hektar ini telah memiliki lima mal berukuran besar dengan luasan 500.000 meter persegi atau 20 persen dari total luas pusat perbelanjaan di seluruh Jabotabek. Kelima mal itu, yakni Kelapa Gading Trade Center, Mall Kelapa Gading, Kelapa Gading Sports Mall, Mall Artha Gading dan Mall of Indonesia (MOI).

Dimana ada kegiatan bisnis, di situ ada bank. Saat ini tidak kurang dari 100 cabang bank nasional maupun internasional yang hadir di kawasan Kelapa Gading. Bahkan ada beberapa bank yang membuka kantor cabangnya hingga delapan cabang di berbagai lokasi di lingkaran Kelapa Gading. Ini menunjukkan betapa dinamika bisnis dan ekonomi berputar cepat di kawasan Utara Jakarta ini.

Bicara Kelapa Gading tentu tidak bisa dipisahkan dari Summarecon Agung yang sejak tahun 1975 sudah mengibarkan benderanya di kawasan yang dulunya bekas rawa. Harus diakui Summareconlah yang mengubah wajah Kelapa Gading. Setiap tahun selalu ada proyek baru yang dikembangkan oleh perusahaan yang didirkan oleh Soetjipto Nagaria ini. “Saat ini Summarecon sudah membangun sekitar 30.000 unit rumah, 2.850 unit apartemen dan 1.800 unit rukan di kawasan Kelapa Gading,” ujar Albert Luhur, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, dalam jawaban tertulis kepada Property and The City.
Selain landed house yang sudah puluhan tahun berdiri, apartemen pun sudah membumi di Kelapa Gading. Summarecon saja seperti disebut Albert Luhur sudah membangun sekitar 2.850 unit apartemen. Apartemen lainnya yang sudah ikut meramaikan Kelapa Gading ada The Summit, Apartemen Wisma Gading Permai, Summerville Apartment, Sherwood Apartments, Kensington Apartments and Office, Apartemen Kharisma, Apartemen Paladian Park yang dahulu dikenal dengan Apartemen Menara 7 Gading dan Apartemen Gading Nias Residence, serta Apartemen Grand Emerald.
Hosting Unlimited Indonesia

Ibarat “ada gula ada semut” pengembang-pengembang lain pun masuk ke kawasan Kelapa Gading ingin menikmati gurihnya kue bisnis properti di kawasan yang masuk wilayah Jakarta Utara ini. Sebut saja ada PT Bangun Cipta Sarana, PT Graha Rekayasa Abadi, PT Pangestu Luhur, PT Nusa Kirana, serta PT Agung Podomoro dan Agung Sedayu. Bahkan pengembang dari daerah seperti Permata Graha Land yang proyeknya di daerah Sidoarjo dan Solo, ikut masuk ke kawasan elite Kelapa Gading.

Tingginya permintaan properti di Kelapa Gading juga bisa dibuktikan dengan suksesnya Summarecon menjual habis beberapa proyeknya. Sebut saja Sherwood Garden Residence yang diluncurkan pada Mei 2012. Kemudian kawasan komersial Orchard Square pada Maret 2011. The Kensington Commercial pada Maret 2013. Gedung perkantoran Menara Satu pada November 2010. The Kensington Office Tower pada 2016. Apartemen Sherwood Residence pada Juni 2011 dan apartemen The Kensington Royal Suites pada September 2014 telah mendapat respon positif dari pasar.
Saat ini Summarecon Kelapa Gading sedang memasarkan The Kensington. The Kensington Commercial sudah habis terjual. The Kensington Royal Suites dan The Kensington Office Tower masih available dengan range harga Rp1,2 miliar hingga Rp5,7 miliar. “Jadi dapat kami simpulkan Kelapa Gading masih terus diminati serta menjadi pilihan investasi bagi banyak orang,” tegas Albert.

Permata Gading Residence

Nah, ini pendatang baru dari Sidoarjo dan Solo, Permata Graha Land (PGL) ikut meramaikan pasar properti di Kelapa Gading. PGL pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas dengan menguasai 3,8 hektar lahan di Kelapa Gading. Lahan ini sebetulnya sudah dikuasai sejak beberapa tahun silam, tetapi baru digarap akhir tahun 2016.
PGL meluncurkan proyek perdana yang diberi nama Permata Gading Residence pada April 2017. Rupanya pengembang lebih mengincar pembeli dari generasi yang lebih muda. Sudah empat klaster rumah tapak diluncurkan dengan tipe 32/28 (mezzanine) dan 38/32 bangunan dua lantai. PGL berani menawarkan harga yang kompetitif dari perumahan di sekitarnya. Harga perdana dilepas di angka Rp800 juta. Kini sudah berkisar di angka Rp900 jutaan hingga Rp1 miliaran. PGL masih menyimpan potensi lahan hingga 10 hektar yang direncanakan untuk pengembangan komersial, perkantoran, dan apartemen.
“Kelapa Gading terkenal dengan propertinya yang mahal. Maka strategi kami adalah mempermudah melalui cara bayar. Kemudian kami sesuaikan luas tanah dan bangunannya yang lebih menjangkau pasar luas. Sehingga penjualan kami hingga klaster Woodland ini cukup cepat, hanya tersisa beberapa unit dari 100 unit yang dibuka saat ini,” papar Frendcis.

Ada LRT
Kawasan Kelapa Gading dipastikan makin moncer dengan dibangunnya jalur LRT (Light Rail Transit ) yang berada di Jalan Boulevard Kelapa Gading. Albert angkat bicara soal LRT ini. Menurutnya, LRT di kawasan Kelapa Gading akan berdampak positif. Transportasi massal ini semakin menaikkan pamor Kelapa Gading, imbas lancarnya transportasi dari dan menuju Kelapa Gading. “Semakin banyak aspek yang dipenuhi, semakin menarik properti tersebut. LRT, mengurangi kemacetan sekaligus mengurangi kadar polusi udara di kawasan ini,” ujar Albert.

Hal senada disampaikan Frendcis Halim, CEO Permata Graha Land. Menurutnya, LRT yang melintasi kawasan Kelapa Gading akan berdampak langsung seperti naiknya value dan harga properti di kawasan tersebut. “Ada sebagian orang enggan ke sana karena macet, tapi persoalan ini akan teratasi dengan adanya LRT. Dampaknya akan langsung dirasakan ke properti,” ujar Frendcis.

Depo LRT Kelapa Gading 

Summarecon patut bersyukur. Pasalnya, stasiun LRT Kelapa Gading tepat berada di depan Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG). Secara langsung akan terintegrasi dengan kawasan Sentra Kelapa Gading. Tercakup di dalamnya pusat perbelanjaan, ruang usaha, hingga hunian. “Keberadaan LRT apalagi jika kelak terkoneksi langsung dengan beberapa pusat bisnis di Jakarta, maka kawasan Kelapa Gading akan semakin diincar,” ujar Albert.
Bahkan hunian dengan konsep TOD (Transit Oriented Development) bakal hadir di jalur LRT yang akan dikembangkan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Rencananya, Jakpro akan membangun sebanyak 3.000 unit apartemen tipe 36 di lahan seluas tiga hektar dari total 9,6 hektar lahan dalam area Depo LRT Kelapa Gading. “Mungkin Oktober baru bisa mulai groundbreaking, paling cepat Desember tahun ini,” ujar Satya Heragandhi, Direktur Utama Jakpro.

Kalau properti prime harganya makin melambung, bagaimana dengan properti seken di Kelapa Gading. Menurut Daniel Handojo, Associate Executive Director Century 21, properti seken di Kelapa Gading masih kuat. “Kalau seken pasti end user yang beli, tetapi belakangan ini ada juga investor yang masuk ke sana, karena harga’kan terkoreksi, turun sekitar 20 persen,” katanya.

Pembangunan jalur LRT yang melintasi kawasan Kelapa Gading diyakini menjadi salah satu penyebabnya. Diakui saat ini terjadi kemacetan akibat pembangunan LRT yang belum selesai. kondisi ini memang membuat tidak nyaman. Tetapi prediksi Daniel, properti akan kembali meningkat setelah LRT rampung dan beroperasi. “Saat ini untuk seken di Kelapa Gading mulai dari Rp2 miliar ke atas. Kalau sewa ruko berkisar Rp200 jutaan per tahun,” ujar Daniel.● [Pius Klobor, Hendaru]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini