Penciptaan ‘Added Value’ pada Perusahaan Multi Bisnis (Bagian 2)
Pada bagian 1 (satu), majalah Property and The City edisi sebelumnya, telah diuraikan mengenai bagaimana mengelompokan anak-anak perusahaan ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu Kelompok Heartland, adalah anak perusahaan yang memiliki kemampuan membangun nilai
yang baik dengan induk perusahaan, Keompok Alien, yaitu anak perusahaan yang tidak memiliki kemampuan membangun nilai antara anak
perusahaan dengan induk perusahaan, serta kelompok yang disebut Ballast atau Value Trap, yaitu kelompok anak perusahaan yang memiliki kemampuan yang terbatas dalam membangun hubungan dan nilai tambah dengan induk.
Dari uraian bagian 1 (satu), mengenai Strategi Pengasuhan ini, maka pengelompokkan unit usaha suatu group perusahaan bisa digambarkan
sebagai berikut:

Dengan pengelompokan tersebut, maka bisa dikembangkan strategi pengasuhan atau holding yang baik, sehingga group usaha tersebut dapat menjalankan strategi yang ditetapkan secara lebih baik, dan akan mampu memberikan hasil serta dapat tubuh berkembang secara optimal.
Type Strategi Pengasuhan
Dalam strategi pengasuhan, ada 6 (enam) tipe strategi yang bisa dikembangkan. Strategi tersebut berada pada satu sisi dimana peran dan campur tangan induk terhadap unit sangat minim, dengan satu sisi yang lain, dimana induk mengambil campur tangan yang tinggi. ke 6 (enam
)tipe strategi tersebut bisa dilihat dalam pengelompokkan pada gambar 2.
Pertanyaan berikut adalah, bagaimana memilih strategi pengasuhan yang tepat, agar suatu kelompok perusahaan dapat memberikan nilai lebih yang mampu membuat perusahaan berkembang.
Untuk melakukan pemilihan strategi pengasuhan, ada 3 (tiga) kriteria yang bisa dijadikan sebagai pedoman, yaitu :
1. Strategi portfolio, seperti jumlah unit usaha yang dikelola, kompleksitas dan keberagamananya. Semakin banyak dan beragam jumlah unit bisnis yang dikelola, maka sebaiknya pilihan strategi pengasuhan yang digunakan adalah peran yang terbatas. Sebaliknya apabila kemungkinan sinergi antar unit usaha relatif tinggi, dan unit usaha yang stabil, maka strategi hands-on manager perlu dipertimbangkan.
2. Kebutuhan parenting dalam konteks unit usaha, seperti industri dengan lingkungan bisnis yang dinamis atau stabil (contoh, industri FMCG dengan infrastruktur). Industri FMCG memerlukan kecepatan dan keluwesan dalam pengambilan keputusan, sehingga, model hands-off owner lebih cocok dipergunakan. Dan berlaku sebaliknya untuk industi infrastruktur yang lebih stabil, dan investasi besar. Kemiripan strategis antar unit usaha serta eksploitasi ketrampilan induk, akan lebih cocok dengan strategi pengasuhan yang membutuhkan campur tangan induk yang tinggi.
3. Kapabilitas perusahaan yang harus dikuasai sesuai dengan type strategi pengasuhan
Berdasarkan ke 3 (tiga) kriteria tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi pengasuhan atau holding yang sesuai sehingga dapat memberikan nilai tambah yang optimal dalam menumbuh kembangkan suatu group perusahaan.
