Beranda Liputan Utama Surabaya, Betulkah Over Supply?

Surabaya, Betulkah Over Supply?

0
properti di Surabaya
Surabaya Barat : Banyak landbank potensial yang bisa dikembangkan

Dengan pemaparan di atas mencakup berbagai sisi, kita cukup yakin properti di Surabaya siap mendulang hasil positif. Hanya saja di tengah
antusias itu pasar sepertinya membaca telah terjadi kelebihan pasokan
apartemen. Ini menjadi pertanyaan karena Surabaya sebagai kota terbesar yang berada di timur Indonesia pasti menjadi magnet bagi penduduk Indonesia Timur. Belum lagi para ekspatriat yang bekerja di kawasan industri di sekitar Surabaya, cenderung memilih tinggal di apartemen.

Baca juga : TINGGAL DI ATAS JALUR KERETA API

Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia, memprediksikan dalam empat tahun mendatang akan ada tambahan 31.471 unit apartemen. Jumlah tersebut akan mencapai 90 persen dari pasok yang ada saat ini. Rinciannya, 2019 akan ada tambahan 19.598 unit, 2020 bertambah 5.280 unit, 2021 bertambah 4.127 unit, dan 2022 bertambah 2.466 unit.

Menurutnya, belum banyak perbaikan dari sisi permintaan walaupun
ada stimulus dari pemerintah. “Umumnya pengembang masih akan fokus pada upaya mempertahankan penjualan proyek-proyek yang sudah ada di tengah pasar yang terus tertekan belakangan ini,” ujar Ferry.

Bahkan, dalam pengamatan Yafet tingginya pasokan apartemen di Surabaya sudah over supply. Di sisi lain, warga Surabaya sendiri ternyata belum terbiasa untuk tinggal di apartemen. ”Saya kira terlalu banyak (apartemen-red), karena lifestyle-nya belum ke sana. Orang Surabaya kelas menengah ke atas pun belum punya gaya hidup untuk tinggal di apartemen,” ujar Yafet.

Dalam pandangan Sutoto terjadinya kelebihan pasokan apartemen di
Surabaya disebabkan beberapa hal. Antara lain, semakin sempitnya lahan potensial sehingga satu-satunya pilihan adalah properti vertikal. Selain itu, semua orang melihat apartemen adalah produk yang gampang dibangun. Ada lahan sedikit, jadi pengembang bangun apartemen. “Punya tanah cuma 2 ribu meter saja sudah jadi apartemen,” ujarnya.

Baca juga : Dinding Rembes? Berikut Tips dari Aquaproof

Padahal, dengan lahan kecil paling hanya mampu membangun satu atau dua tower. Inilah yang disebut apartemen berdiri sendiri dan sangat berat jualannya karena sudah kebanyakan pasokan. Kondisi berbeda terjadi terhadap apartemen-apartemen yang dibangun oleh grup besar dan berlokasi di kawasan strategis seperti berada di dalam CBD atau superblok. Apartemen yang dibangun oleh Ciputra Group, Pakuwon atau PP Properti, misalnya, bisa dibilang masih bagus penjualannya.

Menurut Harto Laksono, Marketing Director PT Intiland Grande, dilihat dari sisi tertentu diakui ada kelebihan pasokan apartemen. Harto melihat beberapa apartemen yang sudah jadi pun banyak yang belum penuh bahkan belum terjual semua. Kalaupun ada yang terjual, pembeli dan yang menempati unit apartemen beda orang. Apalagi investor, satu orang bisa punya 10 atau lebih unit apartemen. Jadi dari sisi sewa juga kelihatan agak over supply. “Tetapi sekarang sudah cukup terbantu dengan adanya market place seperti Travelio, yang menyewakan kamar seperti hotel,” ujarnya.

Meski begitu, Harto tetap optimis apartemen akan terserap pasar karena memiliki potensi yang besar. Apalagi untuk kota sebesar dan sestrategis Surabaya. Untuk saat ini apartemen dengan lokasi tertentu seperti di dekat fasilitas pendidikan yang diminati.

Kita yakin optimisme Harto juga ada di pengembang-pengembang lainnya dan akan memacu properti di Surabaya dan siap memasuki tahun 2020 tidak lagi melandai. ● (Pius Klobor, Hendaru]

Website | + posts

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini