...

Batik GOES INTERNATIONAL

Batik GOES INTERNATIONAL. Batik ialah salah satu branding 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Indonesia.national Terlebih sejak Emirat Arab, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Batik GOES INTERNATIONALAwalnya, batik diidentikkan sebagai kain tradisional Nusantara. Batik merupakan kerajinan asli yang banyak ditemui di berbagai wilayah Indonesia, seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura, Tasikmalaya, dan Cirebon. Bahkan di daerah Sumatra dan Kalimantan juga terdapat para perajin batik. Setidaknya 23 provinsi di Indonesia memiliki batik dengan corak kekhasan lokalnya sendiri.

Merujuk Denys Lombard, kerajinan batik sebagai prototipe industri telah mulai tercatat muncul di Jawa sejak paruh kedua abad ke-19. Namun seiring meningkatnya popularitas batik di mata dunia, kini terlihat seni tradisi ini telah berkembang menjadi industri modern. Jangkauan sebaran pemakainya tak lagi sebatas pasar domestik melainkan juga hingga ke
mancanegara.

Ini setidaknya terlihat dari kiprah para desainer Indonesia di kancah fesyen internasional. Sebutlah nama Oscar Lawalata, Denny Wirawan, Edward Hutabarat, Iwan Tirta, atau Ghea Panggabean, misalnya, mereka dikenal luas sebagai desainer papan atas di tingkat dunia yang sering menggunakan batik sebagai material utama pada desain karya-karyanya.

Batik GOES INTERNATIONAL

Bahkan bagi desainer papan atas dunia, kini bukanlah aneh jika mereka terlihat berkreasi dengan batik. Ambil contoh Dries van Noten atau Nicole Miller, misalnya. Dries van Noten dalam Spring Collection 2010 di Paris Fashion Week tercatat menggunakan motif batik. Sedangkan Nicole Miller dalam Resort Collection 2009, terlihat satu desainnya menggunakan batik motif mega mendung.

Popularitas batik tampaknya kian tak terbendung, setelah para selebriti dunia tertangkap kamera mengenakan baju batik. Sebutlah nama seperti Paris Hilton, Julia Roberts, Rachel
Bilson, vokalis Judas Priest Rob Halford, dan sebagainya. Tak kecuali pendiri Microsoft Bill Gates pun pernah hadir dalam forum bergengsi dengan mengenakan kemeja batik.

Implikasinya bukan saja batik semakin dicintai oleh pasar domestik. Tapi, dari tahun ke tahun kini angka ekspor batik juga cenderung meningkat. Pemerintah mencatat nilai ekspor batik dan produk batik di sepanjang 2017 mencapai sebesar USD58,46 juta.
Meski sedikit berkurang karena situasi ekonomi global cenderung melambat, di sepanjang
2018 nilai ekspor komoditas ini masih tercatat mencapai USD52,4 juta. Bicara negara tujuan pasar utama batik ialah Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa

Berawal dari fungsi batik sebagai identitas simbolik di tingkat nasional atau lokal, maka perlahan-lahan namun pasti kini batik mulai diterima oleh masyarakat dunia dan terbentuk sebagai bagian dari identitas budaya global.

Dalam budaya batik kontemporer, antara ‘yangglobal’ dan ‘yang-lokal’ masing-masing tidaklah saling mendominasi di satu sisi dan atau mensubordinasi di sisi lain. Sebaliknya justru terlihat adanya sinergisitas yang saling memperkaya satu dengan lainnya