Pengembang Menjawab
Sebagai pusat kawasan industri, image kotor, polusi, bahkan gersang dan kering tentu melekat erat pada kawasan ini. Namun semua itu tidak seluruhnya benar. Satu yang harus diketahui bahwa industriindustri yang tersebar di timur Jakarta bukanlah industri berat yang membuang polusi asap pekat. Banyak di antaranya adalah industri pengemasan, perakitan dan yang berbasis teknologi tinggi (high-tech).
Baca juga, MENTAL PEMENANG
Ini dibuktikan dengan berbagai kawasan industri yang berada di timur Jakarta telah ditata dalam kawasan hijau yang juga dipisah dari blok kawasan hunian maupun komersial. Coba tengok Kota Deltamas yang dinamakan Green International Industrial Center (GIIC), kawasan Lippo Cikarang, Jababeka, MM2100, dan kawasan industri lainnya, kita tidak merasa seperti di kawasan industri karena rindangnya pohon-pohon di kiri-kanan jalan.
Bahkan, Ming Liang, Sales and Marketing Director Vasanta Innopark memastikan pabrik-pabrik di kawasan timur, khususnya di MM2100 tidak memiliki cerobong asap, karena umumnya sudah menerapkan teknologi tinggi. “Sangat tidak mungkin bagi industri makanan dan minuman seperti Coca-Cola atau Sari Roti buka pabrik di sini jika kawasan ini kotor atau bahkan air bakunya tidak memenuhi standar,” ungkap Ming.
Dalam pandangan Andreas Nawawi, Senior Advisor PT Lippo Cikarang Tbk, justru industri berat berada di barat Jakarta. Akibatnya, potensi pengembangan permukiman di kawasan tersebut semakin terbatas. “Ketika mau dipaksakan perkembangannya lagi, makin ke barat ada laut. Kalau ke arah Serang ada kawasan industri berat. Sehingga perumahan tidak
mungkin menembus ke dekat sana,” katanya.
Di koridor timur, Lippo mengembangkan tiga proyek yang masingmasing
telah ditata hijau termasuk dilengkapi sistem pengelolaan air baku. Seperti di Lipo Cikarang dengan 94 ribu pohon dan juga beberapa danau, dimana salah satunya adalah Central Park Meikarta seluas 105 hektar. “Di Lippo,
kami berusaha untuk menjaga keseimbangan alam, tidak membuang alam yang ada. Sehingga bicara soal ketersediaan air baku tentu tidak lepas dari
kawasan hijau. Bahkan untuk proyek baru di Karawang pun danaunya
kami perbesar,” ujar Andreas.
Peduli pada lingkungan dan ketersediaan air bersih juga ditunjukkan oleh Kota Deltamas. Sistem pengelolaan air baku dalam kawasan ini bahkan mampu memroduksi air bersih sebesar 24.000 m3 per hari, padahal kebutuhan dalam kawasan tersebut hanya sekitar 12.000 m3 per hari. “Artinya kami sangat concern dengan air bersih. Kualitas airnya pun selalu kita tes standarnya dan tidak lebih rendah dari PAM Jaya,” terang Stanislaus W Atmodjo, Marketing Director Deltamas.
Kawasan Jababeka pun demikian halnya. Dalam kawasan ini pengembang telah menyediakan dua unit pabrik pengolahan air dengan kapasitas gabungan yang besarnya lebih dari 60.000 meter kubik per hari dan dapat diperluas hingga hampir 80.000 meter kubik. Air baku tersebut disuplai baik untuk kawasan industri maupun masyarakat di Jababeka.
Kedua unit pengolahan air tersebut memiliki kapasitas produksi yang berbeda. Adapun untuk Kawasan Industri Tahap I mencapai 470 liter per detik, sementara Kawasan Industri Tahap II berkapasitas 235 liter per detik. Dan, untuk mendukung fasilitas Water Treatment Plan, Laboratorium PT Jababeka Infrastruktur menyediakan jasa laboratorium analisis dengan perhatian khusus kepada analisis udara, air bersih, air minum, air limbah air proses produksi dan tanah untuk berbagai macam industri.
Dengan demikian, Kota Jababeka bisa memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum yang layak bagi sebanyak 400 ribu penduduk yang telah menetap dalam kawasan seluas total 5.600 hektar ini.
Kota Summarecon Bekasi seluas 280 hektar juga melengkapi kawasan hijau termasuk taman dan danau seluas 32 hektar. “Dalam kawasan ummarecon Bekasi kami bangun tiga danau dengan lebih dari 8.700 pohon,” ujar Albert Luhur, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk.
Bahkan, pengembang juga melengkapi dengan manajemen tata air, mulai dari pengolahan air kawasan hingga di lingkungan cluster hunian dengan pengelolaan air WTP (Water Treatment Plan) menggunakan sistem ultraviolet menggunakan pipa anti korosi dan anti bakteri. Dalam ruang ultraviolet inilah kualitas air terjaga.
Lebih jauh dari itu, untuk lebih mempromosikan sekaligus membangun brand image kawasan timur, sejumlah pengembang telah menginisiasi sebuah konsorsium bernama MAPANESIA atau Masa Depan Indonesia sejak awal Oktober 2019 yakni Jababeka, Summarecon Agung, Lippo Cikarang, Vasanta Innopark, Pollux Properti Indonesia, dan serta PP Properti. Dan diharapkan dukungan dari pengembang lainnya akan terus bertambah.
Sutedja S Darmono, President Director PT Grahabuana Cikarang yang juga Direktur PT Jababeka Tbk mengungkapkan pengembangan kawasan timur Jakarta sangat cepat. Bahkan sudah banyak pengembang besar yang mengembangkan proyek-proyek skala besar di timur Jakarta, seperti Jakarta Garden City, Kota Harapan Indah, Summarecon Bekasi, Grand Kamala Lagoon, Little Tokyo, Jababeka Residence, Meikarta, Lippo Cikarang, Chadstone, Vasanta Innopark, LRT City, Metland Tambun, Metland Cibitung, Delta Mas, Grand Wisata, sampai ke Karawang seperti Resinda, Grand Taruma, Kota Kertabumi, Galuh Mas, Summarecon Emerald, dan Rolling Hills. “Semuanya berawal dari Jakarta Timur kemudian berkembang cepat sampai ke Karawang,” ungkapnya. ● (Pius Klobor)