Rabu, April 23, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

The Magnificent Eastern

Melihat besarnya potensi tersebut, wajar bila Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Ganie mengatakan bahwa koridor timur Jakarta adalah kawasan yang paling siap bangkit, termasuk ketika diterpa krisis seperti saat ini. “Kita sepakat bisa melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan dimulai
pada kawasan strategis nasional yang paling besar di Indonesia, yakni Jabodetabek. Dan di Jabodetabek sendiri, kawasan yang paling siap untuk bangkit adalah kawasan timur,” kata Hari Ganie.

Baca juga, Intiland Luncurkan Klaster Sierra di Serenia Hills, Mulai Rp3,6 Miliar

Menurut Hari, kawasan timur sedang mengalami proses transformasi, dari semula hanya sebagai kawasan industri, kemudian berkembang ke perumahan-perumahan untuk mendukung kawasan industri. Kini naik tingkat ke pengembangan kawasan perumahan skala besar, dimana
sudah ada sekitar 15 proyek pengembangan skala besar yang tersebar di koridor timur Jakarta. “Koridor timur juga memiliki suplai perumahan paling banyak dibandingkan area lainnya di Jakarta, yakni sebanyak 47 persen,” ungkap Hari.

Hadi Sucahyono, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian PUPR mengungkapkan bahwa pengembangkan koridor timur Jakarta memiliki beberapa isu strategis. Di antaranya adalah ketersediaan
air baku, pengendalian banjir, kemacetan lalu lintas, ketersediaan perumahan untuk MBR, dan pelayanan sarana dan prasarana permukiman. Hadi mengakui pembangunan kawasan timur Jakarta berjalan sangat cepat dan pesat. “Sejak tahun 1980 hingga 2010 sangat terlihat pesatnya pembangunan di wilayah timur Jakarta. Kami menyadari
bahwa adanya daya tarik yang sangat besar di kawasan tersebut,” terangnya.

Pemerintah, lanjut Hadi, sudah dan akan terus mendukung melalui
pengembangan infrastruktur, baik untuk mendukung kawasan industri
dan pemukiman, juga destinasi wisata. “PUPR sangat mendukung
pengembangan di timur Jakarta,” katanya.

Sementara itu, Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch mengungkapkan bahwa keunggulan yang tidak terbantahkan dari
koridor timur Jakarta adalah keberadaan kawasan industri termasuk
infrastrukturnya. Inilah yang menjadi daya tarik pengembang untuk
mulai membangun kawasan hunian skala besar. Ali mengibaratkan
pengembangan kawasan timur Jakarta seperti telor ceplok. Kuning
telor sebagai daya tarik, seperti kawasan industri dan infrastruktur,
sementara putih telur adalah pengembangan kawasan di sekitarnya
yang akan terus melebar, baik hunian maupun kawasan komersial.
“Arah perkembangan wilayah akan selalu berkembang ke wilayah
sekitarnya sesuai potensi perkembangan ekonomi dan infrastruktur
wilayah,” kata Ali.

Keunggulan lainnya, lanjut Ali, adalah harga jual tanah matang yang
relatif masih lebih rendah dibandingkan koridor barat, yakni berkisar
Rp5 – 12 juta per meter persegi. “Relatif lebih rendah dibandingkan
koridor barat yang telah lebih dahulu berkembang dengan rata-rata
Rp9 – 17 juta per meter persegi,” ujarnya.

Meski demikian wilayah timur Jakarta ini juga memiliki beberapa
kekurangan. Ali menyebut masih ada image timur Jakarta sebagai
kawasan gersang dan kering yang masih melekat. Selain itu, masalahpolusi udara dari industri ringan dan menengah, serta tempat pembuangan sampah juga sangat erat dengan timur Jakarta. “Pengembang harus dapat menyediakan ruang terbuka hijau dan daerah resapan untuk dapat meredam dampak polusi dan meminimalisir image gersang,” kata Ali.

Popular Articles