Minggu, Mei 18, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

The Black Dot

“Fokus bukan pada masalah, tapi pada solusinya.”

Di sebuah universitas, seorang profesor memasuki ruang kelas dan mengumumkan akan dilakukan ujian mendadak. Para mahasiswa mulai riuh karena mereka tidak ada persiapan sama sekali. Profesor pun mulai berkeliling membagikan kertas ujian dengan posisi terbalik.

Para mahasiswa pun mulai membalikkan kertas ujiannya dan hanya menemukan gambar titik hitam di tengah-tengah kertas putih tersebut. Sontak mereka bertanya kepada profesor. Profesor hanya meminta mahasiswa untuk menjelaskan apa yang dilihatnya. Aneh bukan…

Setelah semua selesai mengerjakan ujiannya, profesor tersebut membacakan dengan keras setiap jawaban atas ujian tersebut. Sampai semua dibacakan ternyata semua mahasiswa menjelaskan titik hitam, ada yang  fokus pada bentuknya, posisinya, ada juga yang mempermasalahkan ukurannya. Tidak ada yang menggambarkan mengenai kertas yang putih. Nah, hal ini yang sering terjadi ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah. Kita fokus terhadap masalah (titik hitam) namun tidak mencoba untuk mencari solusi yang sebenarnya sangat banyak (kertas putih).

Sebuah perusahaan pengembang kerap mempermasalahkan produk yang diluncurkannya. Mereka kebingungan mengapa produknya tidak laris di pasar. Yang dilihatnya hanyalah titik hitam di tengah kertas. Disadari atau tidak, para pengembang ini sering melihat mereka sebagai penentu pasar, dimana penentu pasar sebenarnya adalah pasar itu sendiri. Pasar konsumen yang memutuskan mereka akan membeli atau tidak.

Para pengembang sering melupakan proses pembentukan sebuah produk yang harusnya melewati proses analisis pasar terhadap celah pasar yang mungkin masih ada disana. Klasik memang, namun proses ini perlu dilakukan dalam sebuah persaingan yang ketat dan kondisi pasar tidak menentu. Studi pasar menjadi salah satu proses yang harus dilalui untuk menghindari gagal pasar. Pada kondisi ini, pengembang harus bisa mengalah untuk dapat mengikuti kemauan pasar, bukan kemauannya sendiri.•(Ali Tranghanda, C E O Indonesia Property Watch)

Ali Tranghanda
C E O Indonesia Property Watch |  + posts

6 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles