Propertyandthecity.com – Beberapa pengembang yang tergolong menengah ke atas, kini sudah mulai aware terhadap pentingnya pembangunan keberlanjutan atau yang berwawasan lingkungan. Salah satu dari sekian developer itu adalah adalah Greenland International Industrial Center (GIIC) di Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.
Kawasan industri yang dinilai berperan penting terhadap peningkatan bisnis dan pada akhirnya pertumbuhan perekonomian Indonesia kini sedang menjadi tren, karena potensi investasinya dan daya serap tenaga kerjanya sangat tinggi.
Dari sekian kawasan industri itu, GIIC yang berdiri di tanah seluas ±2200 hektare dengan 170 tenant kini menjadi salah satu kawasan industri terbesar yang ada di Indonesia.
Dengan kawasan industri seluas itu, yang dikelala dan dilengkapi dengan fasilitas bertaraf internasional, maka sangatlah pantas mendapatkan pengakuan dari kalangan institusi atau lembaga bertaraf internasional.
Baca juga: PP Infrastruktur Percayakan Kesejahteraan Pekerja di Masa Purnakarya ke DPLK BRI
Misalnya pengakuan itu diperoleh dari ajang penghargaan internasional di Prancis, yakni katagori Industri FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2022. Juga penghargaan properti internasional yang digelar di Thailand pada 2022 lalu.
Presiden Direktur PT Puradelta Lestari Tbk Hongky J. Nantung dalam keterangan tertulisnya kepada media, (03/01/2024), mengatakan bahwa “Sebagai kawasan industri yang terintegrasi dengan kawasan hunian dan area komersial, GIIC telah mendapatkan pengakuan dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan beragam penghargaan yang telah diraih GIIC seperti World Silver Winner kategori Industri FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2022 di Prancis dan juga Best Industrial Estate Development PropertyGuru Asia Property Awards 2022 di Thailand. Penghargaan-penghargaan ini membuktikan bahwa GIIC merupakan kawasan industri bertaraf internasional dan sudah diakui dunia”.
Kawasan industri yang memiliki sarana prasarana bertaraf internasional itu komitmen menerapkan konsep ramah lingkungan. Seperti fasilitas pengolahan air bersih dan air limbah, penyediaan tenaga listrik dengan pelayanan premium, pasokan gas, jaringan telekomunikasi, serta instalasi serat optik.
Dan yang paling special di GIIC ini dibanding Kawasan industri lainnya adalah penerapan konsep ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dengan standar low pollution industrial. Penghuni di GIIC mempmnyai kewajiban khusus untuk mengontrol polusi udara dan suara yang dihasilkan.
Dalam rangka patuh terhadap penerapan sustainable development, pengelola GIIC melarang penggunaan bahan bakar batu bara. Juga menerapkan pemakaian listrik hemat energi, lampu LED dan lampu PJU (penerangan jalan umum) hybrid dengan solar panel. Dan kendaraan operasional Kawasan industri GIIC juga sudah menggunakan tenaga listrik.
GIIC yang berada di dalam Kota Deltamas itu kawasan industri (KI) percontohan dari proyek Global Eco-Industrial Parks Programme (GEIPP) Fase II yang pembangunannya dimulai secara efektif pada 1 Januari 2024.
Menjaga lingkungan yang bersih melalui penciptaan desain hijau dari infrastruktur, perencanaan, dan penerapan konsep produksi bersih, pencegahan polusi, pengelolaan limbah, pengendalian emisi, dan efisiensi energi di kawasan industry itu seirama dengan harapan mewujudkan Net Zero Emission (NZE) di sektor industri.
Baca juga: Inilah Upaya Pemerintah Hapus Backlog Perumahan, PUPR Alokasikan Dana Rp 19,83 T 2024
Dari sisi Kawasan industry, GIIC yang ditengah-tengah Kota Deltamas itu didukung dengan fasilitas dan infrastruktur yang terbaik. Seperti kegiatan live, work, and play. Juga ada sekolah nasional maupun internasional (Cikarang Japanese School, Jakarta International University/Korean Education Complex, ITSB, SMK Ananda Mitra Industri, Pangudi Luhur), fasilitas Kesehatan (RS Mitra Keluarga dan Eka Hospital), termasuk pusat perbelanjaan yakni AEON Mall yang akan dibuka pada awal 2024. (*)
