...

Taman Harmoni Keputih, WARGA KOTA BERADU DI RUMPUN BAMBU

Siapa sangka, hutan bambu ini dulunya tempat pembuangan sampah yang kumuh dan bau.

Ini adalah Taman Harmoni Keputih. Letaknya di sisi timur Kampus Institut
Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS), tepatnya di Jalan Keputih Tegal Timur, Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Arek-arek Suroboyo biasa menyebutnya Taman Hutan Kota Keputih.

Baca juga, Revitalisasi Stasiun Cisauk, LEBIH LAPANG DAN RAMAH DIFABEL

Lantas, apa yang menarik dari taman ini? Adalah sejarah dan perubahannya. Taman yang berdiri sejak tahun 2014 ini dulunya merupakan tempat pembuangan sampah akhir di Surabaya. Bersamaan dengan program pengembangan taman kota, hutan ini dibangun untuk melengkapi keberadaan Taman Harmoni yang sebelumnya kumuh dan terabaikan.

“Dulunya sampah-sampah Kota Surabaya numpuknya ya di sini. Tapi sekarang sampah-sampah sudah dipindah ke TPS Tandes sana,” kata Kojim, Pemandu Wisata Surabaya dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Timur. Ia berujar, area yang sudah bersih dari sampah itu lalu beralih fungsi menjadi taman oleh Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini yang kala itu masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

Lima tahun berselang, pada Mei 2019, taman ini diresmikan Risma sebagai
salah satu taman terbesar di Kota Surabaya. Di Surabaya, proporsi taman kota mencapai 30’persen dari luas wilayah Kota Surabaya yang mencapai 350,5 km persegi. Salah satu fungsinya adalah mengembalikan suhu Kota Pahlawan ini dari 36 derajat celsius menjadi 34 derajat celsius.

Termasuk kehadiran Taman Harmoni ini yang diharapkan dapat mereduksi suhu bumi di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Berada di
atas lahan seluas 40 hektar, hasil revitalisasi menyuguhkan pemandangan taman yang asri dan segar, lengkap dengan beragam bunga mulai dari bunga matahari, bunga sepatu hingga bunga sakura.

Hutan Bambu

Deretan hutan bambu hijau juga sukses membuat area sekitar taman menjadi sejuk kembali. Hutan bambu berada di sisi depan kompleks taman. Sementara Taman Harmoni berada di sisi dalam, tertutup rumpunan bambu yang lebat dan hijau.

Meski belum seramai taman kota lain di Surabaya, Taman Harmoni Keputih cukup mengundang perhatian karena keberadaan hutan bambunya tersebut. “Hutan bambunya memang tidak terlalu lebat, tapi bagus,” kata Setyanto Aji, 44 tahun, warga Surabaya. Hari itu, ia datang bersama anak dan istrinya mengisi hari libur.

“Kami sengaja datang naik sepeda bareng-bareng, pagi-pagi sekali
karena kalau siang sedikit sudah agak ramai orang cari udara segar.
Agak ngeri PPKM begini, tapi tubuh harus tetap sehat, makanya
ke sini sekalian pagi, masih sepi,” ungkapnya. Kebetulan, lanjut Aji,
Taman Harmoni dilengkapi lahan parkir yang cukup memadai.
Setidaknya bisa menampung banyak kendaraan tanpa berkerumun.

Selain diminati warga yang ingin jalan-jalan, Taman Harmoni Keputih berikut hutan bambu juga diminati penghobi fotografi. Bahkan, ada juga yang datang untuk membuat foto prewedding dan mengabdikan momen
romantis sebelum mengakhiri masa lajang.

Kota Layak Anak

Agar selalu rapi dan bersih, taman ini dikelola oleh Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya. Pemkot setempat juga menyediakan track
jogging untuk warga yang ingin menjaga kebugaran tubuh dengan cara berlari. Tak hanya itu, fasilitas pendukungnya juga terbilang lengkap, mulai dari tempat salat hingga toilet.

Seperti taman kota Surabaya yang lain, Taman Harmoni Keputih juga
diperkaya dengan aneka sarana bermain anak-anak yang bisa digunakan secara cuma-cuma. Cocok untuk mengedukasi anak mengenal jenis tanaman. Berkat itu, Surabaya menyabet predikat sebagai kota layak anak.

Taman Harmoni Keputih yang dulunya hanya lokasi pembuangan sampah paling akhir di Kota Surabaya, kini tampil menawan sebagai area penghijauan sekaligus aksi nyata untuk memberikan kehidupan alami di Kota Surabaya. ● [Andrian Saputri]