TAK BERHENTI BELAJAR
Kepala Eksekutif Likeable Local, Dave Kerpen mengatakan, Anda dapat berada satu langkah di atas pesaing Anda dan menjadi lebih fleksibel karena Anda tahu lebih banyak. Belajar, belajar, dan terus belajar karena orang sukses akan terus belajar. Demikian pula Albert Luhur yang tak pernah berhenti belajar. “Bagi saya, kita harus bisa belajar setiap hari untuk bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan wawasan. Dan harus berani melangkah, apapun tantangannya,” kata pria 40 tahun ini. Maka tidaklah begitu sulit ketika Albert yang minim pengalaman di bidang properti, diserahi tugas baru untuk menangani berbagai proyek prestisius milik Summarecon. The Summit Apartment dan Grand Orchard di Kelapa Gading membawa warna tersendiri dalam karir propertinya. Kini, The SpringLake View Apartment, Bekasi yang sudah di ambang kesuksesan.
“Mari, silahkan duduk,” sapa pria berkacamata itu menyambut tim majalah Property and The City yang menyambanginya di Marketing Gallery, Summarecon Bekasi. Sembari meneguk segelas teh hangat di pagi itu, pria kelahiran Medan, 24 Juli 1975 ini mengisahkan perjalanan karirnya hingga sukses memasarkan berbagai produk properti milik Summarecon.
Meski terlahir dari orang tua pengusaha, Albert tak pernah dimanjakan dengan berbagai kemudahan. Ibunya selalu mengingatkan untuk rendah hati, sementara sang ayah selalu menasehati agar tekun belajar menggapai puncak tertinggi. “Ayah pernah bilang,” kata Albert mengutip petuah ayahnya, “Apapun pekerjaan kamu, jika sudah mencapai posisi tertinggi, kamu juga harus mengerti soal manajemen dan keuangan.” Selepas menamatkan sekolah menengah atas di Singapura, akhirnya Albert benar-benar mendalami ilmu bisnis keuangan dan meraih Bachelor’s Degree, Finance, General dari Indiana University Bloomington, Amerika pada 1997.
Selama di Amerika, Albert sempat bekerja setahun di Prudential Insurance yang saat itu bekerja sama dengan Lippo. Tahun 1998, saat sudah di Indonesia, Albert kembali bekerja Lippo Insurance sekira dua tahun. Kemudian pindah ke PT Wicaksana Overseas International, seiring mergernya perusahaan itu ke Asuransi AIG. Di Wicaksana, perusahaan yang memasarkan Mi Gaga, besutan PT Jakarana Tama itu, Albert pernah menjabat sebagai Export & Import Manager, serta Group Product Manager.
Agustus 2003, Albert bergabung ke Mal Kelapa Gading dan dipercaya sebagai Asisten Manager Marketing di pusat perbelanjaan tersebut. Di sinilah pintu masuk Albert Luhur menjelajahi dunia properti milik Summarecon Agung.
Tugas Pertama
Setahun di Mal Kelapa Gading, pada Agustus 2004, Albert benar-benar terjun ke ranah bisnis properti. Summarecon Agung yang kala itu mulai menggeser kiblat bisnisnya ke hunian residensial dan high rise, ‘menarik’ Albert untuk menggawangi pemasaran sejumlah proyeknya. Albert didaulat menjadi Marketing Manager di Summarecon Kelapa Gading, yang saat itu baru mulai membangun apartemen kelas atas, The Summit Apartment.
“Saya kaget ketika diberi tanggung jawab tangani proyek properti sebesar ini, yang boleh dibilang masterpiece dari Summarecon. Padahal saya dari mal. Jelas pengalaman saya masih nol,” cerita Albert.
Antara bingung dan senang, demikian Albert menggambarkan reaksinya saat itu. Namun tugas baru tersebut bagi Albert adalah proses belajar, menimba pengetahuan. Albert pun menerima tantangan tersebut dan terjawab dengan kesuksesan luar biasa. Apartemen kelas menengah atas yang dibangun dengan konsep dan gaya yang unik serta luxury ini menjadi proyek pertama dan paling mengesankan buat Albert. “Apartemen pertama yang cukup prestisius dari Summarecon. Lantai menggunakan marmer yang didatangkan dari Italia, dan furniture dari Jerman. Pokoknya sangat lux,” terang Albert. Bahkan hingga kini, menurut Albert, hunian di The Summit Apartment masih terus diburu, meski sudah sold out. “Beberapa waktu lalu harga secondary untuk tiga kamar sudah mencapai Rp 5 miliar,” katanya.
Tantangan Terberat
Belajar dari pengalaman pertama, justru Albert harus menghadapi tantangan terbesar ketika mulai memasarkan klaster kavling eksklusif, Grand Orchard di Kelapa Gading. Banyak orang pesimis ketika mengetahui, tanah perumahan tersebut bakal dilego dengan harga selangit. Bahkan, ‘orang dalam’ Summarecon pun ada yang tak yakin perumahan itu bakal dibeli, meski dengan harga Rp 700 juta.
“Banyak yang bilang tidak mungkin jual mahal, bahkan dengan Rp 700 juta pun susah,” ceritanya.
Di sisi lain, Albert yang saat itu dipercayakan sebagai General Marketing Manager diharuskan untuk bisa menjual dengan harga di atas Rp 1 miliar. “Ini tantangan yang luar biasa untuk kami,” sambungnya.
Namun Albert tak lantas putus asa. Berbagai cara dan strategi dia lakukan untuk meyakinkan pasar. Tanah di kawasan strategis, Kelapa Gading yang sudah semakin menyempit jadi alasan kuat waktu itu. Optimisme dan keberaniannya itu pun menyingkirkan berbagai gejolak dan tantangan yang ada dan melahirkan kesuksesan besar. Grand Orchard, kawasan hunian prestisius seluas 42 hektar itupun tercatat menjadi sukses terbesar Summarecon. Kini, harga tanah kavling di kawasan itu pun telah meningkat tajam menjadi Rp 24 juta per meter. Padahal penjualan perdana, tiga tahun lalu hanya sebesar Rp 4,5 juta per meter.
“Sekarang sudah habis semua. Dan dikarenakan tantangannya yang cukup berat, manajemen menganggap bahwa proyek inilah yang paling sukses untuk Summarecon,” terangnya.
Demikian halnya ketika suami dari Juliana ini, ditugaskan untuk merampungkan pengembangan SpringLake View di Bekasi. Segudang pengalaman yang ada tak menyulitkannya untuk mensukseskan hunian vertikal di kawasan terpadu 8 hektar ini. Empat tower sudah terjual habis, kini memasuki tahap kedua dari 12 tower yang direncanakan.
Badai Pasti Berlalu
Albert adalah penyuka tantangan. Dia selalu optimis akan dapat menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. “Badai pasti berlalu,” kata Albert meyakinkan. “Tantangan bagi saya menjadi problem solving, yang saya suka. Yang penting kita berusaha, bukan duduk diam,” sambung ayah dari Vanessa (10) dan Raynard (7) ini.
Albert mengaku, pencapaian karirnya hingga menjadi Executive Director saat ini adalah sebuah karunia dari perjuangan panjang. Dan, tak lepas pula dari peran dan campur tangan para petinggi serta founder Summarecon, Soetjipto Nagaria. Bimbingan dan tuntunan dari keluarga Soetjipto, kata Albert adalah berkah tak terbayar yang telah mengantarnya hingga pencapaiannya kini. “Berani melangkah dan bekerja dengan dengan sepenuh hati. Ini pesan mereka dan kami lakukan, sehingga pasti selalu sukses pada setiap proyek yang ditangani,” ucap Albert.
Belum lagi, kultur dan budaya kekeluargaan yang diterapkan di Summarecon. Ini pula yang menjadikannya lebih nyaman untuk berani melangkah. “Dan yang terpenting, bersyukur dengan apa yang sudah kita dapat sekarang,” katanya mengakhiri.
Albert mengaku, pencapaian karirnya hingga menjadi Executive Director saat ini adalah sebuah karunia dari perjuangan panjang.
Dan, tak lepas pula dari peran dan campur tangan para petinggi serta founder Summarecon, Soetjipto Nagaria. Bimbingan dan tuntunan dari keluarga Soetjipto, kata Albert adalah berkah tak terbayar yang telah menghantarnya hingga pencapaiannya kini.(Jkt,8/12/2015/Pius Klobor)