...

Tahun Politik Tidak Berdampak Signifikan Terhadap Properti

Menjelang Pemilu 2019 tahun depan, investasi di sektor properti dinilai masih layak untuk dilakukan. Pasalnya, justru di tahun Pemilu 2019, banyak pengembang yang memberikan promo untuk menarik minat konsumen atau investor yang tengah mengambil langkah wait and see. Apalagi, sejak dua tahun terakhir, sektor properti sedang bergairah setelah sempat mengalami perlambatan di 2014 hingga 2016.

PT. Setiawan Dwi Tunggal pengembang superblok SouthCity di Pondok Cabe pun punya optimisme yang sama. Tahun politik tidak membawa dampak yang signifikan terhadap penjualan properti.

Baca: Dekat Bandara Pondok Cabe, AGL Pasarkan Rumah ‘Hijau’, Rp600 Jutaan

“Efek wait and see memang masih ada, tetapi tidak terlalu signifikan. Sehingga meski di tahun politik, kami tetap optimis,” ujar Peony Tang, Direktur Utama SouthCity dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/12/2018).

Menurutnya, kelebihan investasi properti dibandingkan sektor lainnya adalah keberadaan nilai aset yang terus meningkat. Sehingga, bagi para investor yang ingin mencari imbal hasil yang pasti dan tidak tergerus oleh nilai inflasi atau situasi ekonomi maupun politik, investasi properti adalah pilihan yang tepat.

“Investasi di sektor properti masih terbilang seksi mengingat kenaikan nilai properti setiap tahunnya,” kata dia.

Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan sebagian besar pengembang masih merencanakan pengembangan apartemen strata dan perumahan menengah atas pada rencana pengembangan 2019. Ini didukung oleh optimisme pengembang melihat situasi ekonomi Indonesia yang masih positif hingga akhir tahun 2018.

Menurutnya, dampak signifikan penjualan properti baru terasa di segmen menengah ke atas dengan nilai jual di atas Rp1 miliar.

“Siklus properti tengah naik dan tahun politik akan sedikit menghambat investasi properti terutama yang bernilai di atas Rp1 miliar,” kata Ali.

Namun demikian, Ali meyakini untuk properti di pinggiran Jakarta, di tahun 2019, akan tetap positif. Berkaca dari tahun 2018, Ali melanjutkan, pada triwulan I tahun ini penjualan rumah di pinggiran Jakarta naik 58% dari triwulan IV tahun lalu. Kenaikan ini cukup tinggi setelah tahun lalu anjlok.

Baca: Tahap 3, Megapolitan Developments Pasarkan Cinere Parkview Mulai Rp 1,6 M

“Jadi, bisa diprediksi bahwa tahun depan kondisinya akan kurang lebih sama dengan tahun ini,” ujar dia.

Apalagi, untuk properti di kawasan yang memiliki akses dan infrastruktur yang menunjang mobilitas konsumen.

“Kawasan yang dilalui commuter, atau memiliki akses tol pasti bisa mendongkrak penjualan properti,” lanjutnya.

Wilayah Pinggiran

Ali mengungkapkan, pembangunan infrastruktur transportasi yang massif di Jakarta dan sekitarnya diyakini bakal mendongkrak pembangunan properti kawasan sekitar Jakarta, seperti di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Permintaan properti di kawasan ini tumbuh 15% per tahun dengan potensi keuntungan hingga 40% dalam tiga tahun. Saat ini, kawasan Jakarta dan sekitarnya diguyur proyek infrastruktur senilai tak kurang dari Rp377,07 triliun.

Proyek yang mencakup jalan tol, kereta ringan LRT (Light Rail Transit), kereta MRT (Mass Rapid Transit), dan pembangunan terminal baru bandar udara itu ditargetkan beroperasi mulai 2019 dan 2024. Aksesibilitas yang kian mudah ikut mengatrol permintaan hunian di pinggir dan satelit kota Jakarta.

Baca: Chairul Tanjung: Infrastruktur Itu Seperti Pil Pahit

Selain karena kemudahan transportasi umum massal, faktor yang mendorong konsumen memilih di pinggir kota juga karena harga hunian di tengah kota Jakarta sudah kian melambung.

Sunrise Properti

Seperti diketahui, beberapa daerah di pinggiran Jakarta, seperti Cinere diperkirakan akan menjadi sunrise properti baru di Selatan Jakarta. Berada di kawasan Segitiga Emas antara 3 wilayah yaitu Jakarta (DKI Jakarta), Tangerang (Banten) dan Depok (Jawa Barat), Cinere yang akan dilengkapi infrastruktur berupa jalur tol yang menghubungkan Cinere dengan Jagorawi.

Merupakan pilihan yang tepat bagi para investor maupun end user yang sedang mencari hunian dengan akses lengkap. Pembangunan akses jalan tol Brigif 2 dan Cinere – Pondok Cabe juga menjadi salah satu magnet bagi para pengembang untuk berekspansi ke wilayah Selatan Jakarta ini.

Baca: Sisi Lain Properti di Tahun Politik

Peony meyakini, keberadaan proyek SouthCity di kawasan tersebut dapat menjadi pilihan para investor properti yang diminati. Pasalnya, dengan segala kelengkapan fasilitas dan akses yang memadai harga apartemen The Parc, sebuah hunian high rise yang memiliki konsep coliving untuk menciptakan gaya hidup yang seimbang, dibandrol mulai dari harga Rp300 jutaan.

“Saat ini, kami menawarkan harga khusus Rp325 juta dari harga normal Rp357 juta yang dapat dicicil 12 kali dan berlaku untuk 50 unit saja,” ungkap Peony.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini