Propertyandthecity.com, Jakarta – Berbagai sektor ekonomi kini sudah terpukul seperti pariwisata, properti, perdagangan, industri akibat wabah Covid-19. Alarm sinyal krisis ekonomi bak sudah menyala terang. IMF sendiri sudah mengatakan dunia sudah memasuki krisis ekonomi dan bisa lebih buruk dari krisis tahun 2008. Tidak ada yang bisa sembunyi dari kerisauan menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian ini akibat wabah Covid-19.
Sutedja Sidarta Darmono, President Director PT Grahabuana Cikarang, punya keprihatinan yang sama dengan pengembang lainnya. Menurutnya, keadaan sekarang cukup potensi untuk masuk ke krisis ekonomi, dan sepertinya akan masuk ke dalam kategori krisis ekonomi. Tetapi Sutedja masih menyisakan sedikit optimis ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di tengah situasi wabah Covid-19 yang belum ketahuan kapan berakhirnya.
Baca: Hadapi Covid-19, Ini yang Dilakukan Damai Putra Group
“Untuk Indonesia mungkin masih mengalami ekonomi growth, walaupun minim. Saya belum tahu berapa persen tetapi sepertinya itu yang saya lihat dalam keadaan sekarang,” ujar Sutedja.
Dalam kondisi seperti ini, lanjut Sutedja, pengembang harus punya untuk tetap dapat menarik konsumen. Termasuk harus melakukan pendekatan-pendekatan khusus kepada konsumen. Menawarkan gimmick-gimmick menarik agar konsumen tetap belanja properti di saat merebaknya wabah Covid-19. “Tantangannya sekarang adalah konsumen tidak ingin mengeluarkan uangnya. Agar konsumen tetap belanja properti, bisa dengan pemberian diskon atau cara bayar yang menarik,” ujar Sutedja.
Bank juga diharapkan memberikan kemudahan dari sisi DP. Wabah Covid-19 diakui berpengaruh pada kemampuan masyarakat untuk belanja properti. Bank bisa menyalurkan paket-paket KPR yang menarik, misalnya, bunga KPR ditangguhkan, 1 tahun free bunga. Ini beberapa stimulus yang bisa diberikan kepada konsumen KPR.
Terkait stimulus pemerintah untuk sektor properti, Sutedja belum melihat sampai saat ini. Sementara sektor lain sudah banyak stimulus yang dikeluarkan. “Kita belum mendengar kebijakan stimulus yang khusus untuk properti. Kebijakan-kebijakan yang lain sudah banyak, seperti industri, tetapi untuk properti saat ini saya lihat belum ada. Jadi, kita masih menunggu,” ujar Sutedja.
Baca: Di Tengah Pandemi Corona, SML Beri Keringanan Cara Bayar
Dalam kondisi saat ini yang masih dilanda ketidakpastian, Sutedja mengakui belum tahu produk properti apa yang akan diluncurkan Jababeka. Tetapi bila keadaan membaik, tentunya sudah ada beberapa produk properti yang bisa saja diluncurkan. Dengan tetap melihat dari sisi keadaan dan waktu. Walaupun demikian, Sutedja memastikan target penjualan tahun 2020 belum ada perubahan. Saat ini pihaknya sangat hati-hati dan waspada dengan terus mengamati perkembangan. (Hendaru)