Bank Indonesia (BI) kembali melansir Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal IV-2016. Dalam rilisnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, indeks harga properti residensial pada kuartal IV – 2016 tumbuh sebesar 0,37 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal III – 2016 sebesar 0,36 persen.
“Kenaikan harga hunian terjadi pada semua tipe residensial, terutama tipe kecil sebesar 0,57 persen, dengan kenaikan tertinggi di kota Surabaya sebesar 1,64 persen (qtq),” ujar Tirta Segara melalui keterangan tertulis yang diterima Property and The City di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Menurut Tirta Segara, kenaikan harga rumah ini dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga bahan bangunan. Selain itu juga upah pekerja.
Hasil survei tak banyak beda dengan laporan-laporan akhir tahun yang telah dilansir oleh perusahaan-perusahaan pengembang. Rata-rata mencatatkan pertumbuhan bisnis yang optimis pada tahun lalu, dan lebih optimis pada tahun 2017 ini yang diperkirakan bisnis properti akan lebih meningkat pesat mulai kuartal kedua.
Salah satunya perusahaan pengembang papan atas, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), yang tahun lalu menyelesaikan banyak proyek residensialnya seperti SCBD Borneo Bay City di Balikpapan, Kalimantan Timur; superblok Podomoro Golf View (PGV) di Cimanggis, Depok; Podomoro City Deli Medan (PCDM), Medan; dan Podomoro Park, Klender, Jakarta Timur.
Kini APLN tengah gencar memasarkan apartemen superblok Podomoro Golf View (PGV), Cimanggis, Depok, dan superblok SCBD Borneo Bay City, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Podomoro Golf View menawarkan sekitar 6.000 unit apartemen berbagai tipe dan ukuran, pada kisaran harga Rp 198 juta – Rp 470 juta. Superblok seluas 60 hektar itu direncanakan akan menjadi sebuah kota hunian baru dengan target 25 tower apartemen yang berisi sekitar 37.000 unit apartemen. Dilengkapi berbagai fasilitas canggih, apartemen ini menjanjikan akan membangun stasiun Light Rail Transit (LRT) di depan komplek apartemen yang akan memudahkan mobilitas penghuninya menuju Jakarta dengan kereta ringan pada 2018.
Sedangkan SCBD Borneo Bay City merupakan superblok luas di pusat bisnis kota Balikpapan. Di dalam superblok ini, kini telah selesai dibangun 2 tower apartemen yang berisi 1.220 unit apartemen, yang ditawarkan ke pasar berkisar mulai dari Rp 900 jutaan per unitnya. “Tujuh puluh persen telah terjual. Kebutuhan apartemen di Balikpapan sangat tinggi, karena kota ini tengah bertransformasi menjadi kota metropolitan terbesar di Indonesia Timur,” ujar Agung Wirajaya, Asisstant Vice President Marketing SCBD Borneo Bay City.
Menurut SPHR IV – 2016, volume penjualan properti juga mengalami peningkatan di banding kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV – 2016 volume penjualan tumbuh sebesar 5,06 persen, naik dibanding kuartal sebelumnya sebesar 4,65 persen.
“Peningkatan penjualan tersebut sejalan dengan peningkatan realisasi penyaluran kredit properti oleh perbankan,” ujar Tirta Segara. Meskipun begitu, menurut Tirta, sebagian besar perusahaan pengembang 50,80 persen menggunakan dananya sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya. SPHR ini rutin dilansir BI setiap kuartal setiap tahun, sebagai referensi bagi kalangan bisnis properti agar tidak terjadi bubbles sektor properti. [pio]