Beranda Tokoh Properti SUKSES ADALAH BERBAGI

SUKSES ADALAH BERBAGI

0
PropertyFigure1

Kezia Agustina Pariury, Associate Director Puri Botanical

“Sukses bagi saya tidak akan bernilai jika kamu bisa bangga dengan semua yang kamu punya tanpa kamu jadi berkat buat orang lain.”

“Ikan hidup akan melawan arus, hanya ikan mati yang akan mengikuti arus.”
Hidup penuh gejolak dan tantangan, melawan, dan bahkan menggebrak kebiasaan yang ada, menjadi prinsip hidup wanita 33 tahun asal Ambon ini. Bahkan diapun dijuluki Iron Lady.

Di usia 15 tahun, gadis belia ini sudah harus ‘dibuang’ ke Surabaya, Jawa Timur, melanjutkan sekolah menengah atas (SMA) di tempat yang teramat asing baginya. Hidup bak sebatang kara. Hanya seorang pembantu yang setia menemaninya. Rasa sepi menggelayut hari-harinya. Sempat dia merasa iri dan bertanya pada diri, “Kenapa aku harus ‘diasingkan’ sendiri, kenapa aku harus dididik berbeda dengan saudaraku? Siapakah aku sehingga harus merantau jauh?”

Tapi kini, terjawablah sudah. Didikan disiplin dan tegas dari kedua orang tuanya melahirkan wanita tangguh. Dia telah tumbuh mandiri menjadi berdikari. Wanita perkasa, Kartini masa kini yang berani menerobos, melawan arus, meski dia terbilang paling muda diantara yang muda.

Wanita berparas ayu itu, Kezia Agustina Pariury, perempuan blasteran Ambon dan Jawa. Terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara di Ambon, 19 April 1983, tentu dianggap sebagai pilar yang bakal menuntun kedua adiknya. Didikan keras dari sang Ayah kini melahirkan Kezia – demikian akrab dia disapa – masuk ke level atas, top management di hampir semua perusahaan yang pernah disinggahi.

Hotel ke Properti

Setelah meraih gelar Bachelor of Arts (BA), Hospitality Management dari The Ohio State University, Juni 2004 lalu, Kezia pun mulai terjun ke dunia kerja. Dia bekerja di Grand Hyatt Hotel Downtown, Columbus di Ohio sekira enam tahun lamanya dengan posisi terakhir Room Division Manager. Kezia adalah satu-satunya wanita asal Asia yang dipercaya dan diserahi tanggung jawab besar saat itu. Meski berada di jajaran top management, yang ditunjang dengan berbagai fasilitas yang serba ada, namun ternyata tidak membuat Kezia betah. “Di sana sudah terlalu comfortable. Saya tiba di point dimana merasakan zona kenyamanan itu sangat tidak nyaman. Bagi saya, pertumbuhan itu tidak terjadi di area ini,” ujar Kezia kepada Property and The City, di Setiabudi Sky Garden, Kuningan, Jakarta Selatan, medio Juni 2016.

Ini pula yang menjadi alasan Kezia untuk kembali ke tanah air, 2007 silam. Tidak hanya itu, misi besar dibawa perempuan asal Ambon tersebut untuk dapat menginspirasi anak muda Indonesia, menjadi agen perubahan di tanah sendiri. Di tahun itu, Kezia mulai bekerja di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Cukup sulit rasanya ketika dia harus menerima bayaran yang jauh dari penghasilannya di Ohio, Amerika Serikat. Di sana Kezia menerima bayaran 2.500 Dollar Amerika, sementara di Indonesia hanya sebesar Rp 4 juta. “Untung saya masih punya tabungan. Tidak apa meski memulai dari bawah. Tapi saya punya target bahwa dalam enam bulan saya harus mencapai level tertentu dan menerima promosi,” jelas Kezia. Dan target itu tercapai, usaha dan kerja kerasnya berbuah sebuah penghargaan dan promosi ke grup hotel yang sama di Singapura. Namun Kezia tak menerima tawaran tersebut dan memilih bertualang ke ladang baru. Tahun 2008 Kezia bekerja di FX Sudirman hingga pertengahan 2009.

Masih di tahun itu, Kezia beralih profesi dari perhotelan ke bisnis properti. Dia dipercaya dalam sejumlah proyek sebagai Business Tourism Development Division Head PT Sentul City, Tbk. “Saya mencintai apapun yang saya lakukan, saya menyukai tantangan ini. Bagi saya juga sudah sangat cukup dengan pencapaian di karir sebelumnya sebagai hotelier. Jadi buat apa saya harus ke sana lagi, saya mau belajar sesuatu yang benar-benar baru. That’s why I’m coming in to property,” ujarnya.

Ikon Kota Palembang

Karir propertinya pun terus melejit. Tahun 2011, Kezia menerima tawaran tantangan terbesar dalam perjalanan karirnya. Tawaran itu datang dari PT Griya Inti Sejahtera Insani, untuk mengembangkan mega proyek mixed use development Palembang Icon di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Melalui perjalanan, perjuangan dan kerja keras yang tiada henti, proyek senilai Rp 350 miliar tersebut di-support oleh James Riyadi sebagai partner yang memberikan kepercayaan penuh pada Kezia dalam pengembangan proyek prestisius tersebut.

Minim pengalaman, Kezia tetap berjalan ke depan, menantang arus, menjawab tantangan tersebut. Didahului dengan riset dan survei ke Palembang, peluang besar didapatnya. Momen Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) 2011 menjadi menarik untuk dimanfaatkan dalam pengembangan proyeknya tersebut. “Awalnya mau bangun hotel, mall, dan convention. Tapi kemudian berubah dan kita bangun mall terbesar dan convention standar internasional yang menjadi ikon Kota Palembang,” terang Kezia.

Dalam proyek ini, Kezia benar-benar belajar dari nol. Tidak mengerti dan belajar ekstra keras dari pengalaman. Dia pun terjun langsung ke lapangan dan berjibaku mengurusi semua persoalan demi kelancaran proyeknya. Mulai dari riset, proses perizinan, konstruksi, pembangunan, penjualan, pemasaran, operasional, hingga tahap perampungan mega proyek tersebut. Proyek ini pun sukses besar dengan membawahi 50 brand outlet retail pertama di Sumsel, serta menjadi mall termewah dan terbagus di Sumsel. Palembang  Icon pun resmi diluncurkan pada tahun 2014 lalu. “Thank God saya mendapat feedback yang sangat memuaskan dari para tenant, pemerintah setempat, juga dari owner. Ini proyek pertama dalam karir properti saya dan ternyata saya cukup puas melihat banyak pihak turut bangga dengan kesuksesan proyek ini,” terang Kezia. Bahkan Gubernur Sumsel pun mengakui ketangguhan wanita berdarah Ambon ini, “Luar biasa, seorang nona manise yang merantau dan menjadi salah satu pionir proyek pembangunan ikon Kota Palembang yang telah membuat impact besar bagi Sumsel.”

Sukses besar yang diraih tersebut, ternyata menyimpan sejumlah kisah menarik yang tak pernah lepas dari ingatan wanita penyuka olahraga tersebut. Awalnya banyak yang pesimis bahkan tak jarang dia mendapat cibiran. Paras ayu Kezia pun sempat dianggap sebagai wanita yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat setempat, lantaran proses perijinan yang terbilang tidak sesulit biasanya untuk didapatkan. Bahkan dia pun pernah ditodong senjata tajam lantaran berusaha menjadi jembatan dalam pembebasan lahan untuk proyek itu.

Setelah sukses dengan Palembang Icon, karir pekerjaan Kezia di bidang properti terus berlanjut. Kezia menerima tawaran sebagai Chief Operating Officer di proyek senilai Rp 750 miliar dari Palembang City Center. Sekira setahun di sini, Kezia mampu menciptakan sebuah konsep baru pengembangan properti di Palembang, yakni 5 in1 Superblock. “Setelah saya sukses dengan proyek Rp 350 miliar, saya doa minta Tuhan berikan saya kesempatan besar lainnya, eh malah dikasi proyek yang nilai nya double yaitu Rp 700 miliar.”

Februari 2016, dia mendapatkan kesempatan dan kepercayaan ‘menggebrak’ proyek pengembangan CBD di Puri Botanical, yang merupakan anak usaha dari PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSI). “Saya suka membangun. Ciri-ciri kehidupan adalah berkembang biak, bertumbuh, dan mereproduksi. Kalau kita jadi developer, jadi pribadi yang tidak reproduktif, berarti kita mati. Saya rasa saya tidak dilahirkan untuk itu. Saya mau menciptakan sesuatu gebrakan, saya mau ada dalam proses reproduksi itu, berkarya, membangun.”

Berbagi

Hidup mesti berbagi. Kezia menyadari bahwa kesuksesannya yang diraih hingga kini tak lepas dari support dan dukungan berbagai pihak. Untuk ini, Kezia berkeinginan untuk menjadi agen perubahan, yang menginspirasi anak-anak muda, terutama perempuan Indonesia. “Saya percaya bahwa hidup itu harus berbuah. Kalau tidak berbuah berarti mati. Yang penting bisa menghasilkan buah untuk orang lain,” ujarnya. Untuk itu, Kezia ingin sekali menjadi inspirasi bagi anak muda, khususnya perempuan. Kezia pun meyakini bahwa sebuah perubahan harus dilakukan dari hal kecil. “Saya percaya sekali, kalau kamu setia dalam hal kecil, pasti dikasih tantangan dua kali lipat, tapi Tuhan kita tahu kita pasti bisa, asal kita setia, dan pantang menyerah,” tegasnya.

Kini Kezia adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama anak muda. “Saya masih jauh dari sempurna dan pintar, saya ingin bisa lebih banyak belajar dari orang lain, dari kehidupan ini, dari banyak hak di sekeliling saya, belajar dari orang-orang sukses dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan sukses di masa tua, jadi inspirasi di masa muda,” tegasnya. Kezia pun punya obsesi besar untuk bisa melayani dan berbagi dengan lebih banyak orang di bidang sosial dan bahkan pemerintahan.

“Kalau ada kesempatan, saya tidak akan sia-siakan. Kesempatan dan kepercayaan. Maka dari itu sekarang waktunya untuk terus belajar mengejar mimpi dan ingat, selalu menjadi inspirasi bagi generasi muda bangsa Indonesia. Saya ingin bisa seperti Mari Elka Pangestu, Karen Agustiawan, atau Aung San Suu Kyi. Buat saya mereka itu pemimpin-pemimpin wanita yang super hebat, yang jarang sekali ditemukan di pemerintahan. I wish one day saya bisa di level menteri. Kenapa tidak bisa? Pertanyaannya, kapan? hahaha…,” tegas perempuan yang saat ini masih single. Semoga tercapai!
[pius klobor]

Website | + posts
Artikulli paraprak5 MASJID TERBESAR DI INDONESIA
Artikulli tjetërRumah The Manor Seharga Rp 2 Triliun

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini