Perusahaan baru dan kecil dikenal sangat dalam mengejar dan menciptakan peluang baru, namun hanya sekitar 25 persen perusahaan baru tersebut yang entrepreneurial mampu bertahan dan melewati transisi menuju perusahaan yang mapan dalam 5 tahun berdirinya. Sementara itu, banyak perusahaan besar dan mapan yang bagus dalam mengeksploitasi keunggulan daya saing saat ini, akhirnya harus bangkrut karena tidak mampu menciptakan peluang entrepreneurial di masa depan. Perusahaan
seperti Kodak, Blackberry dan Nokia merupakan contoh perusahaan perusahaan besar yang harus bangkrut karena tidak mampu menciptakan peluang entrepreneurial baru. Untuk itu, perusahaan harus mampu menjalankan kedua strategi tersebut secara bersamaan. Kemampuan tersebut disebut dengan Strategic Entrepreneurship (SE).
Baca juga, Sinar Mas Land Luncurkan Rumah Resort Muse @Alesha Pool Villa di BSD City
Strategic Entrepreneurship adalah kemampuan perusahaan mengejar peluang baru entrepreneurship di masa depan dan mengeksploitasi keunggulan daya saing saat ini secara simultan. Dari berbagai penelitian, SE terbukti mampu menciptakan kemakmuran serta keunggulan daya saing berkelanjutan bagi perusahaan yang menjalankannya.
Kerangka Strategic Entreprenurship

Untuk membangun Strategic Entrepreneurship (SE) dalam perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan inovasi yang sifatnya eksplorasi dan eksploitatif secara simultan. Inovasi eksplorasi adalah inovasi yang sifatnya menggali peluang-peluang baru di masa depan yang nantinya akan menjadi keunggulan kompetitif baru bagi perusahaan, seperti kegiatan R&D dalam menciptakan produk baru di masa depan. Di sisi lain, inovasi eksploitasi adalah kemampuan perusahaan untuk mengefektifkan keunggulan daya saing saat ini dan menciptakan peluang pasar saat ini sebesar-besarnya. Peningkatan efisiensi proses, kualitas produksi, serta kompetensi SDM merupakan contoh inovasi eksploitasi.
Salah satu perusahaan yang sukses mengembangkan Strategic Entrepreneurship (SE) adalah Samsung. Samsung merupakan perusahaan yang sangat inovatif sekaligus juga
sangat kompeten dalam hal proses engineering serta ekspansif dalam mengembangkan usahanya. Namun pada awalnya Samsung dikenal dengan perusahaan yang produknya kualitas rendah, me-too dan tidak
inovatif.
Pada tahun 1900-an, CEO Samsung melakukan perubahan strategi dan fokus kepada pengembangan inovasi. Samsung kemudian mengembangkan pusat inovasi seperti Value Innovation Program (VIP) pada tahun 1989, dan menghasilkan produk-produk baru yang inovatif dan mampu menguasai market share secara global. Di sisi lain Samsung juga memperkuat proses engeneering, kualitas produksi dan kompetensi SDM. Strategi ini berhasil membuat Samsung menjadi perusahaan besar dan menjadi Top 10 Most Valuable Brand di dunia. Perusahaanperusahaan lain yang berhasil mengembangkan SE meliputi Toyota, Canon, Astra, Ciputra dan beberapa lainnya.
SE Pada Perusahaan Properti di Indonesia
Bagaimana dengan perusahaan properti dan real estate di indonesia? Dari hasil penelitian tentang penerapan SE di perusahaan-perusahaan properti
di Indonesia yang penulis lakukan, sekitar 56 persen perusahaan properti di Indonesia menerapkan strategi SE. Sementara sekitar 16,4 persen
menjalankan hanya inovasi eksplorasi atau eksploitasi saja, dan sekitar 27,3 persen minim inovasi. Dari segi kinerja perusahaan, perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi SE, memperlihatkan kinerja yang lebih baik dibanding perusahaan. yang melakukan salah satu inovasi saja. Sedangkan perusahaan yang minim inovasi memperlihatkan kinerja
yang tidak bagus. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan, penting bagi perusahaan untuk menjalankan SE.
Mengembangkan SE diperusahaan perlu memperhatikan perkembangan situasi lingkungan eksternal yang semakin dinamis dan kondisi VUCA, teknologi digitalisasi serta pandemik Covid-19 yang mempengaruhi perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Gambar 2 memperlihatkan kerangka membangun SE di perusahaan real estate dengan menggunakan proses value chain dan pengembangan ke dalam kegiatan inovasi eksploitasi dan eksplorasi.
Strategi SE akan dapat berjalan dengan efektif apabila didukung oleh kepemimpinan entrepreneurial serta budaya dan mindset entrepreneurial.
Dr. Joni Phangestu MM.
Akademisi PPM School of Management. CEO Grow Consulting
