Sentul sudah lama diprediksi bakal berkembang. Kini, dengan dibangunnya LRT makin mengkokohkan kawasan ini sebagai kota mandiri di luar Bogor.
Sejak awal tahun 2000-an, Sentul sudah disebut-sebut bakal menjadi daerah yang berkembang sebagai imbas dari melebarnya properti hunian dari Bogor. Perkembangan properti hunian di Bogor sudah tidak memungkinkan lagi ke tengah Kota Bogor, tetapi akan melebar ke kawasan yang terletak antara Jakarta dan Bogor. Melesatnya nama Sentul ditandai dengan dibangunnya kota mandiri Sentul City yang memiliki lahan seluas 14 ribu hektar. Yang kemudian diikuti pengembang lainnya membangun properti hunian di Sentul.
Tentu melesatnya Sentul ditopang oleh infrastruktur yang sudah terbangun yaitu tol Jagorawi. Inilah akses utama yang menghubungkan Jakarta-Bogor, selain jalur commuter line. Seperti diungkap Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch, Sentul yang kini menjelma menjadi kawasan modern tidak lepas dari keberadaan jalan Tol Jagorawi dan rencana infrastruktur lainnya.
Ali tidak menampik bahwa perkembangan properti di Bogor termasuk di Sentul tidak secepat dan semasif seperti di Serpong atau bahkan di Bekasi karena pembangunan infrastrukturnya lebih lambat dibandingkan dua daerah tersebut. Tetapi dengan mulainya pembangunan LRT (light rail transit), kawasan antara Bogor-Jakarta, seperti Sentul akan kembali menggeliat. “Nanti jika LRT sudah beroperasi, tentu kawasan ini akan semakin berkembang pesat,” ujar Ali.
Sentul City, yang disebut-sebut bakal menjadi tempat stasiun LRT, tentu menyambut antusias dibangunnya jaringan LRT yang melewati Sentul City. “Pembangunan LRT akan mempercepat pertumbuhan Sentul City sebagai Kota Mandiri dan sekaligus menggerakan banyak investasi baru di kawasan Sentul City,” ujar Keith Steven Muljadi, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk.
Tentu bukan hanya Sentul City yang bakal menikmati hadirnya LRT yang melewati Sentul. Ada perumahan Mutiara Sentul yang masih memasarkan tipe-tipe terbarunya. Sentul Alaya yang dikembangkan PT Karya Bintang Gemilang, berdiri di atas lahan seluas 110 hektar di dalam kawasan Sentul City. Vivo Sentul dengan luas 17 hektar yang dikembangkan Megapolitan Development. Masih ada perumahan-perumahan lainnya, yang siap ambil untung dari hadirnya LRT.
Komersial Area
Sentul City, seperti juga BSD City di Serpong, yang menjadi jangkar pengembangan kawasan Sentul, tidak hanya penyediakan hunian tetapi juga kawasan komersial, bisnis, belanja dan wisata. Perpaduan ini yang menjadikan Sentul City menjadi icon di kawasan Sentul. Sentul telah memiliki Sentul International Convention Center sebagai salah satu gedung konvensi terbesar, semakin diramaikan dengan hadirnya pusat-pusat perbelanjaan baru.
Pembangunan central business district (CBD) pertama seluas 30 hektar. Pada tahap awal, dibangun superblok Centerra seluas 8.8 hektar yang menelan investasi Rp 2,8 triliun. Kawasan Centerra juga akan dilengkapi dengan office tower, hotel Aeon Mall seluas 103.000 m2 yang direncanakan mulai beroperasi tahun 2018 mendatang, serta menara Universitas Trisakti. “Centerra akan menjadi superblok terintegrasi yang menyatukan konsep kerja, hidup dan bermain,” ujar Andy Natanel, Wakil Presiden Direktur PT Sentul City Tbk.
Keberadaan berbagai fasilitas di Sentul City ini nampaknya menjadi kemudahan bagi Sentul Alaya menawarkan ruko Harmony Park 2 lantai (95/61,5 m2) sebanyak 38 unit dengan harga mulai Rp1,6 miliar. Vivo Sentul saat ini sedang mengerjakan proyek perniagaan yaitu Galleria Mall Vivo Sentul dan Ruko Bizpark seluas 7,3 hektar. Galleria Mall ditargetkan mulai beroperasi di tahun 2018. “Ada tiga konsep pernigaan di Galeria ini, yaitu Galleria Kiosk yang menghadirkan trade center dalam lingkungan pusat perbelanjaan premium. Pusat perbelanjaan dan ritel modern Vivo Mall, juga area kuliner al fresco dining Vivo Walk,” terang Radian Wena Wahyudi, Director – Head of Business Unit Bogor dan Karawaci.
Tidak hanya itu, tempat rekreasi dan permainan anak-anak juga menjadi daya tarik tersendiri bagi kawasan Sentul. Lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta membuat Sentul menjadi pilihan favorit warga Jakarta dan sekitarnya untuk bermain bersama keluarga. Ada Jungleland yang merupakan salah satu obyek wisata dan rekreasi untuk anak-anak. Ada pula Eco Art Park Sentul yang menjadi tempat bersantai sekaligus belajar sains bagi anak-anak. Wisata kuliner yang juga nampaknya punya daya tarik tersendiri, seperti di Pasar Ah Poong yang terkenal dengan keunikannya.
Hunian
Berbagai sarana dan fasilitas yang dikembangkan termasuk keberadaan area-area komersial tentu menjadi magnet bagi konsumen. Megapolitan Development menerapkan strategi ini melalui pengembangan kawasan bisnis, menyusul pengembangan hunian tapak dan vertikal. Respon penjualan komersial yang cukup baik ini tentunya menjadi angin segar untuk segera pula mematangkan konsep hunian yang akan ditawarkan.
“Unit residensial belum bisa kami pasarkan karena masih dalam tahap pematangan konsep,” ucap Desi Yuliana, Director of Sales And Marketing Megapolitan Development. Namun demikian Desi memastikan tidaklah sia-sia berinvestasi di kawasan Vivo Sentul karena adanya akses tol dan stasiun LRT yang hanya berjarak 2 km.
Sementara Sentul City nampaknya kini lebih berkonsetrasi merampungkan pembangunan 4 tower apartemen (Saffron) dalam kawasan Centerra. Hunian jangkung ini menambah portofolio pengembang yang sudah lebih dahulu merampungkan Sentul Tower Apartment (STA) dalam CBD pertama itu. Adapun STA sudah terjual habis dan akan diserahterimakan Juni tahun ini. “Target market apartemen Saffron memang di atas STA,” kata Andy Natanael.
Saat ini tengah dipasarkan tower apartemen pertama, Saffron Noble sebanyak 728 unit yang terdiri atas tiga tipe, yakni suite (34,5 m2), satu kamar tidur (52,6 m2), dan dua kamar tidur (63,8 m2). Harga jualnya antara Rp600 juta hingga Rp1 miliar per unit. Penjualan tahap pertama ini sudah mencapai 70 persen. Rencananya di akhir semester I ini Sentul City juga akan meluncurkan hunian menengah Rp 300 jutaan yang juga tidak jauh dari Aeon Mall.
Sedangkan Sentul Alaya tengah merampungkan pembangunan 6 klaster hunian di area 34 hektar tahap pertama. Adapun klaster pertama Allegro merupakan rumah 1 lantai sebanyak 173 unit yang sudah 90 persen terbangun. Klaster kedua, Grandioso sebanyak 111 unit 2 lantai yang kini dalam proses pembangunan. Serta klaster ketiga, Cadenza yang direncanakan sebanyak 140 unit. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp 800 jutaan hingga di atas Rp 1 miliar. “Pertama kali kami jual di tahun 2012 dengan harga mulai Rp 400 jutaan,” kata Yenius Laoli, Sales Manager Sentul Alaya. [Pius Klobor]