Beranda Berita Properti Ray White Indonesia: 2015 Penjualan Properti Hanya 10%

Ray White Indonesia: 2015 Penjualan Properti Hanya 10%

0

Ray White Indonesia: 2015 Penjualan Properti Hanya 10%

Pertumbuhan ekonomi melambat. Penjualan properti pun tak sampai target. Demikian agen property Ray White Indonesia yang hanya membubuhkan pertumbuhan penjualan properti 10 % hingga jelang akhir tahun ini.

“Pertumbuhan penjualan kami menurun 10%. Biasanya pertumbuhan kami antara 25 %-35%, sekarang hanya 10%. Jadi masih bertumbuh,” ujar CEO Ray White Indonesia, Johann Boyke Nurtanio di Jakarta, Kamis (29/10/2015).

Wilayah Jakarta dan Botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi) sebut dia, tetap mendominasi dan menjadi wilayah dengan penjualan properti terbanyak. Sementara untuk di luar Jabodetabek, wilayah Surabaya juga punya prospek menjanjikan bagi penjualan Ray White.

“Sebelum ini pertumbuhan penjulalan untuk wilayah Serpong dan Bekasi paling tinggi daripada di Surabaya. Tapi sekarang tertinggal. Justru Surabaya lebih tinggi,” katanya.

Menjawab prospek pertumbuhan properti di-2016 menurut Johann, akan semakin membaik seiring dengan pertumbuhan ekonomi juga berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung industri ini. Aturan dimaksud Johann antaralain soal kepemilikan asing terhadap apartemen (kondominium) mewah dengan harga Rp 10 miliar ke atas. “Ini menarik bawah nanti properti kita akan bersaing secara regional, terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” katanya.

Adanya peraturan yang diumumkan pemerintah melalui paket kebijakan tahap I tersebut akan membuka keran investasi, terutama bagi investor besar yang akan masuk ke Indonesia. Tidak hanya itu, aturan terbaru yang diumumkan melalui paket kebijakan kelima soal pemangkasan pajak ganda untuk instrumen keuangan atau Kontrak Investasi Kolektif dari Dana Investasi Real Estate (KIK-DIRE), menurut Johann akan semakin memajukan bisnis properti Indonesia.

“Ini juga menarik karena memberikan peluang kepada investor yang ingin berinvestasi di properti yang mana dijamin 90% dari profitnya itu dibagi. Jadi properti yang bisa masuk ke dalam DIRE ini adalah properti yang menghasilkan hasil. Contoh seperti penyewaan office building dan mall. Dan menariknya lagi ternyata rumah sakit juga bisa,” terang Johann. Memang tantangan selama ini, sambung Johann, “Adalah persoalan pajak ganda. Jadi kebijakan terbaru ini akan semakin menjamin keberlangsungan pertumbuhan properti di Indonesia.”

Dengan begitu, Ray White memrediksi properti di 2016 akan kembali tumbuh dan menjadi investasi yang sangat menjanjikan. “Kita melihat inflasi kita sekitar 4%. Karena dengan inflasi yang terkontrol sekarang ini, maka kita harapkan tahun depan BI akan lebih melonggarkan kebijakannya. Jadi BI rate-nya akan bisa turun diturunkan dan terutama berhubungan dengan KPR. Bunga bank lebih rendah, tentunya akan semakin banyak orang yang mampu beli properti,” papar Johann.

Website | + posts
Artikulli paraprakSinar Mas Land Pasarkan New Vivacia, Rp 1,8 Miliar
Artikulli tjetërUsia Muda Semakin Melirik Properti di-2016

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini