Beranda Golden Developer PT. Lippo Karawaci Tbk (Kategori 5 Perusahaan Emiten Properti Terbaik)

PT. Lippo Karawaci Tbk (Kategori 5 Perusahaan Emiten Properti Terbaik)

0

PT. LIPPO KARAWACI TBK

Golden Developer : Kategori 5 Perusahaan Emiten Properti Terbaik

“Kontribusi Properti masih 60 persen, Rumah Sakit 18 persen, Commercial 15 persen, Asset Management sebesar 7 persen.”

 

PT Lippo Karawaci Tbk. (LKPR) mempertegas keberadaanya di bagian Timur dan Barat Jakarta dengan melansir dua mega proyek di penghujung tahun lalu. Di Cikarang mengembangkan Orange County sedangkan di Karawaci Millenium Village. Developer spesialis township development ini, akan memulai pembangunan beberapa proyeknya yang berada di luar Jawa, seperti di Makassar dan Manado di tahun 2015.

 

Merujuk pada rekam jejaknya, developer ini sedari pertama mengembangkan proyeknya merupakan pionir untuk kawasan yang dikembangkannya. Seperti di Cikarang dan Karawaci, di kawasan ini PT. Lippo Karawaci Tbk. merupakan ‘pembuka pasar’ sehingga wilayah-wilayah tersebut berkembang seperti saat ini. Seperti yang diutarakan oleh Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur PT. Lippo Karawaci Tbk. bahwa Lippo Village, Karawaci telah dilahirkan sejak awal tahun 1990.

 

“Saat itu Karawaci hanyalah hutan dan perkebunan yang tak tertata. Jauh dari gambaran sebuah wilayah yang berkembang. Kita membangun fasilitas terlebih dahulu, setelah itu baru huniannya kita kembangkan dengan konsep modern. Semua infrastruktur underground, tak ada kabel melintang di atas, membuat jaringan telpon sendiri, dan juga memberikan fasilitas TV kabel yang saat itu bagi sebagian orang mustahil,” jelas Ketut sambil tersenyum.

 

Bagaimana perjalanan bisnis LKPR di tahun ini, kami pun beruntung dapat berjumpa dengan beliau di tengah aktifitas kesibukannya yang tinggi. Berikut petikan wawancara dengan Ketut Budi Wijaya di ruang kerjanya lantai 22, Menara Matahari, Karawaci, Banten.

Apa yang akan dilakukan pada 2015?

Perusahaan akan melanjutkan master plan dari proyek yang sudah dikembangkan, seperti di dalam Lippo Village Karawaci kita akan membangun Millenium Village. Sedangkan di Lippo Cikarang kita mengembangkan Orange County. Ini merupakan proyek besar, Millenium Village dikembangkan di atas lahan seluas 70 hektar, berada tepat ditengah kawasan central business district Lippo Village yang dikembangkan dengan konsep Masterplan Global Smart City. Millennium Village akan disandingkan dengan kota-kota berstandar global terbaik. Ini adalah kombinasi large integrated development di dalam lokasi township yang sudah mature.

Sedangkan untuk di Cikarang ini lebih besar lahannya, Orange County luasnya mencapai 320 hektar. Sebelumnya lokasi proyek ini adalah sleeping land bank. Namun saat ini menjadi kawasan terdepan setelah kita membangun pintu Tol Cibatu dan saat ini menjadi prime landbank.

Apa latar belakang dan kelebihan proyek ini?

Dalam setiap pembangunan kita selalu menjadi bagian penting, seperti Orange County akan menjadi satu kawasan yang akan menopang aktivitas kawasan industri di daerah Cikarang, Bekasi hingga Karawang. Kawasan ini menjadi Koridor Timur yang vital karena akan dikembangkan bandara udara baru di pinggiran kota Bandung untuk mengganti bandara yang sudah ada saat ini. Selain itu di sekitar Cikarang, tepatnya di Cilamaya akan dikembangkan sea port, fasilitas ini untuk mendukung aktivitas kawasan industri. Dari Cilamaya dikirim ke Tanjung Priok melalui laut, sehingga lebih cepat dan akan menjadi nilai lebih bagi kawasan industri yang berada di Cikarang dan sekitarnya.

Di Cikarang dan sekitarnya terdapat industri manufaktur yang jumlahnya hingga 60 persen dari total seluruh Indonesia. Selain itu untuk otomotif dan elektronik dan juga beberapa perusahaan makanan telah terkonsentrasi di kawasan ini. Nah, di kawasan ini belum ada yang support, untuk itu kita kembangkan Orange County untuk memenuhi dan melayani kebutuhan tersebut.

 

Sudah kita ketahui, biasanya perusahaan asing seperti Jepang dan Korea hingga saat ini masih memilih kawasan Jakarta Selatan seperti Pondok Indah untuk tempat tinggalnya karena di Cikarang jumlahnya terbatas. Untuk memberikan hunian yang representatif dan sesuai kebutuhan mereka, kita kembangkan Orange County. Sehingga lebih dekat dengan lokasi industri sehingga lebih tepat waktu. Ini tipikal mereka soal waktu terkait urusan kerja. Di Orange County selain hunian juga akan ada berbagai fasilitas yang menunjang semua kebutuhan, mulai dari perkantoran, pendidikan, rumah sakit hingga lifestyle. Semuanya terkoneksi, sehingga untuk menempuh radius 500 meter tak perlu menggunakan mobil. Pedestrian akan seperti Orchad Road yang nyaman serta lalu lintas yang diatur antara penghuni dan umum sehingga akan memudahkan. Hal ini juga kita lakukan di Millenium Village yang juga akan membuka pintu tol baru.

Berapa lama proyek-proyek ini akan dikembangkan?

Dari rencananya bisa sampai 15 tahun, ini menguntungkan perusahaan dari sisi bisnis. Namun saya melihat bisa saja lebih cepat karena proyek dan lokasinya bagus.

Bagaimana dengan portfolio proyek lain?

Kita juga ada di Makassar, Tanjung Bunga dengan konsep reklamasi. Masalah perkotaan dimanapun adalah soal urban renewal, kota yang lama harus segera diperbaharui untuk memberikan daya tarik agar tidak terkesan tua, kumuh dan tak menarik. Ini akan menjadi kota satelit bagi Makassar dan kita membangunnya tak memakan lahan pertanian produktif.

 

Dengan demikian Makassar pelan-pelan bisa menarik aktivitasnya ke kawasan ini. Selain itu di kawasan Panakukang kita juga kembangkan St Moritz Makassar, ini menjadi pionir konsep mixed use development. Awalnya banyak yang kaget dan melihat proyek ini tak cocok di Makassar karena jenis hunian vertikal dan menyasar segmen atas. Namun kita yakin segmen itu ada dan Makassar butuh sentuhan baru, makanya kita kembangkan sebagai proyek mixed use development apartemen, rumah sakit, hotel dan pusat belanja. Dan animo masyarakat ternyata bagus.

Ada proyek lanjutan atau juga sedang mengincar kawasan baru di Jakarta dan sekitarnya?

Roponggi Hills akan dibangun di Kemang Village, Jakarta Selatan, tahun ini. Selain itu kawasan pinggiran Jakarta tetap kita pantau daerah mana yang masih bisa kita masuki dan kebutuhannya dapat kita penuhi. Saat ini kelas menengah berkembang dan tentunya kebutuhan hidup modern telah menjadi tuntutan sesuai kebutuhan kawasan tersebut. Seperti di Bogor belum ada proyek besar yang teritegrasi.

Dari portfolio Lippo Karawaci, tidak semua dari properti. Bagaimana kinerja portfolio non properti?

Potensi yang ada membuat kami terus berkembang dan berkomitmen mengembangkan semua lini bisnis seperti rumah sakit. Pada 2010 Rumah Sakit Siloam jumlahnya hanya 4 dan saat ini sudah mencapai 20. Ini berkembang pesat karena rumah sakit sama seperti dengan sekolah yang merupakan kebutuhan dasar. Walau berstandar internasional tapi kita juga berkomitmen dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum, kita melayani BPJS dan mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Kita mendukung program pemerintah yang telah mengucurkan dana kesehatan yang besar namun kadang kesulitan dalam penerapannya. Kita melihat kesempatan sekaligus mengembangkan bisnis.

 

Kalau kita lihat kontribusi Properti masih 60 persen, Rumah Sakit 18 persen, Commercial 15 persen, Asset Management sebesar 7 persen. Asset Management berupa pengelolaan mal, hotel dan REIT (Real Estate Investment Trust) di Singapura.

 

Secara keseluruhan recurring income itu 55 persen, EBITDA 45 persen. Kondisinya menyebabkan kita sebagai perusahaan dengan recurring income yang besar dan banyak yang mengatakan bisnis model kita defensive. Dimana pada 2014 semua orang pesimis dan begitu pun dengan 2015 ini pada umumnya pesimis. Namun dengan bisnis model yang kita lakukan kita masih bertahan dan berkembang, pada 2014 growth malah cukup tiggi, dari Rp 6 triliun menjadi Rp 11,8 triliun, hampir 100 persen. Kalau dilihat dari income juga mengalami kenaikan, pada 2013 dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 2,5 triliun di 2014 ini tentunya sulit, tapi ini bisa terjadi karena recurring income yang bagus.

 

Dana saham pertama dari market saat kita merger masih USD 200 juta atau di atas Rp 2 miliar. Saat ini dalam 10 tahun yang tertinggi pernah mencapai Rp 40 triliun. Dan aset yang kita kelola mencapai Rp 80 triliun, kalau dengan REIT bisa mencapai Rp 100 triliun. Aset dan revenue yang terbesar pemasukannya masih dari properti.

Jakarta,18/3/2015

{jcomments on}

+ posts
Artikulli paraprakTREN MELAMBAT SEPANJANG 2014
Artikulli tjetërLJHooker termasuk 3 Broker Properti Favorit Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini