PowerTag, sensor wireless untuk mengukur dan mengetahui kinerja daya listrik secara nirkabel. / dok. Schneider Electric
Pemerintah tengah giat menggalakan dan meng-upgrade infrastruktur ke automasi dan efisiensi energi. Sejalan dengan itu, Schneider Electric, perusahaan global di bidang manajemen energi dan automasi, melucurkan PowerTag®, sebuah perangkat sensor wireless sebagai pengukur daya listrik nirkabel terkecil pertama di dunia.
Alat ini secara akurat memantau konsumsi energi secara real time, mulai dari pemakaian energi pada bangunan kecil hingga ke fasilitas berskala besar. Alat ini terpasang bersama dengan Miniature Circuit Breaker (MCB), dan akan memberikan informasi yang sangat terperinci mengenai konsumsi dan beban listrik, seperti arus, voltase, daya, kelebihan beban, dan banyak lagi.
PowerTag®, juga disebut menyederhanakan konektivitas circuit breaker individu ke Sistem Manajemen Gedung (Building Management System/BMS), sehingga memberikan pemilik bangunan dan manajer fasilitas gedung data yang tepat, kuat, dan real-time untuk meningkatkan kesehatan aset dan fasilitas yang mereka miliki.
Baca Juga: Inovasi Schneider Electric untuk Bangunan yang Efisien dan Ramah Lingkungan
Menurut Forum Internet of Things (IoT) Indonesia, diperkirakan pada tahun 2022 nanti akan ada sekitar 400 juta perangkat sensor yang terpasang. Dengan begitu, nantinya hampir seluruh perangkat listrik akan dapat saling terkoneksi dan saling berkomunikasi satu sama lain agar kinerja konsumsi dan pengelolaan listrik akan menjadi jauh lebih efisien dan produktif.
“Karena itu, kita memerlukan solusi yang cerdas, mudah dan dengan mulus terhubung ke IoT. PowerTag® dari Schneider Electric memberikan para pemilik bangunan sebuah intelligence atau kecerdasan yang diperlukan untuk membuat keputusan proaktif mengenai pengelolaan energi,” ujar Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia saat peluncuran PowerTag di arena pameran Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Menurut Xavier, PowerTag® dirancang untuk semua jenis bangunan untuk dengan mudah memantau dan mengukur penggunaan energi. Koneksi unik ini memungkinkan keamanan aset listrik yang lebih tinggi dengan menyediakan kemampuan untuk mengelola beban kritis dengan lebih baik.
PowerTag, ketika diaplikasikan pada MCB, sistem kelistrikan gedung / dok. Pius
“Data dikirim secara nirkabel ke konsentrator untuk menampilkan data melalui halaman web, atau dalam BMS yang lebih besar. Data juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan alarm e-mail yang dapat disesuaikan untuk membantu manajer fasilitas dengan pemantauan aset dari jarak jauh,” terang Frankco Nasarino Nainggolan, Product Specialist Schneider Electric Indonesia.
PowerTag memberikan inovasi untuk membuat manajemen energi lebih sederhana, dengan bentuk yang tidak memerlukan perombakan total. Bahkan mayoritas circuit breaker atau MCB yang beredar dapat diaplikasikan dengan PowerTag tersebut.
“Sangat mudah dipasang dan tentunya hemat tempat. Cukup ditempelkan dari atas atau bawah MCB, kemudian dikoneksikan dengan perangkat data dan kita sudah dapat memantau penggunaan daya kita secara akurat,” tambah Rino.
PowerTag tersedia langsung melalui Schneider Electric, atau distributor-distributor resmi Schneider Electric. Saat ini PowerTag® dipasarkan dengan harga Rp2 jutaan, sementara perangkat data seharga Rp4 jutaan. [Pius Klobor]