Tahun 2019 kuota rumah FLPP sempat habis, bagaimana kondisinya di tahun 2020?
Bisnis perumahan rakyat berada pada level yang paling bawah, sehingga sering kali tidak terekspos. Tetapi yakin saja itu pasti selalu eksis, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Bahkan ini menjadi tugas negara yang sangat penting dan cukup vital dalam konteks pertahanan secara umum bahwa kita tidak akan lepas dari tiga hal, yakni kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Sebenarnya kalau dari sisi kuantitas, pergerakan perumahan rakyat lebih banyak karena hampir setiap hari ada pembangunan dan jual beli. Bahkan pernah dalam sehari kami berhasil menjual 10 unit dan sebulan bisa mencapai 30 unit lebih. Ini karena kami berdampingan dengan angka backlog yang masih tinggi, sekitar 11,5 juta.
Persoalan perumahan subsidi ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2019, saat di mana kuota habis. Kami sempat diundang oleh Bapak Presiden Joko Widodo, dengan para menteri untuk membahas tentang kuota subsidi. Alhamdulillah akhirnya pemerintah menambah
lagi kuotanya dan tahun 2019 berakhir dengan baik.
Tetapi ternyata secara cepat di tahun 2020 negara kita dilanda wabah virus Corona, sejak Maret 2020. Sejak saat itu mulai dilakukan pembatasan-pembatasan. Imbasnya, banyak perusahaan yang tutup bahkan bangkrut. Perumahan juga seperti itu, banyak pengembang yang tidak beroperasi. Antara lain karena dibebani oleh bunga, beban operasional, sehingga berimbas pada keuangan mereka. Sementara penjualan juga berat, relatif hampir
setahun ini.
Kendala lainnya adalah dari perbankan yang juga sempat menghentikan pembiayaan kredit. Jadi sangat minim sekali kredit di tahun 2020. Hanya mungkin melanjutkan
yang sedang berjalan. Ini yang menambah berat sehingga akhirnya banyak teman-teman yang masuk program restrukturisasi. Dan saat ini pun, perbankan masih terlalu selektif. Bank hanya memilih calon-calon konsumen yang berlatar belakang ASN, TNI atau Polri, karyawan BUMN atau karyawan swasta di perusahaan bonafid.Seperti itu gambaran kondisi properti mulai dari tahun 2019 hingga 2020, dan sekarang kita sudah masuk ke 2021.
Artinya di 2020 lalu, penjualan KPN justru meningkat?
Alhamdulillah kami di di PT Kreasi Prima Nusantara (KPN) cukup beruntung, karena telah melakukan inovasi dan terobosan. Sehingga di tahun 2020 lalu justru kami sebut sebagai tahun hat-trick, dimana penjualan kami malah meningkat. Kami mendapatkan segmentasi pasar yang mungkin sebelumnya memiliki kemampuan keuangan sekitar Rp400-Rp500 juta, namun dengan adanya pandemi, kemampuan mereka menurun. Pada akhirnya
mereka membeli rumah seharga Rp200 juta ke bawah. Akhirnya mereka menemukan hunian yang seharga Rp168 juta di proyek kami, namun dengan kualitas yang mirip rumah Rp250 juta.
Sekali lagi, kuncinya pada inovasi dan terobosan yang dilakukan. Sejak 2019 memang kami sudah melakukan berbagai kajian internal. Tahun 2020 berhasil kami lewati
dengan pola baru. Kami membuat sebuah gebrakan baru dimana rumah rakyat atau rumah subsidi yang selama ini terkesan sebagai rumah yang pas-pasan atau bahkan kumuh,jelek, dibangun seadanya dan seterusnya, tetapi di sini, kami tampilkan dengan kualitas lebih, meski tetap dengan harga yang sama, yakni Rp168 juta. Fasilitas dan prasarana umum (PSU) perumahan juga kami tingkatkan, seperti jalan, gerbang dan taman, dan fasilitas lainnya.
Hal-hal seperti inilah yang akhirnya menjadi pertimbangan utama bagi calon konsumen ketika mereka akan membeli rumah. Dan pada akhirnya pilihan mereka tertuju ke kami. Jadi seperti inilah salah satu nilai tambah yang coba kami tampilkan di samping ada
beberapa metode lain, seperti untuk pemasaran pada digital marketing, kemudian publikasi dan lain-lain. Kami punya tim khusus dalam hal ini. Sehingga melalui media online, termasuk media sosial, dari Youtube, Instagram, Facebook hingga Tiktok, semua kami gencarkan. Dan dari sini, kami boleh tersenyum, karena grafik meningkat terus. Tertinggi di Januari 2021 lalu, dimana kami bisa mendapat booking sampai 73 unit. Dan rata-rata
sebulan booking yang masuk ke kami 40 unit. Jadi efek digital marketing ini sangat bagus sekali dalam proses mempercepat penjualan perumahan kami, dan terutama untuk
mendapatkan calon konsumen baru. Meskipun, dari data yang kami peroleh, bahwa dari seluruh booking yang masuk, sebanyak 30%- nya batal dengan berbagai alasan, seperti tiba-tiba perusahaannya terdampak dan alasan lainnya.
Inovasi kami yang lain, jika di tempat kami batal, maka dalam waktu beberapa hari kemudian seluruh uang yang sudah disetorkan, akan kami kembalikan. Berikutnya adalah bahwa sebelum terjadinya akad jual beli (AJB) dan akad dengan perbankan, maka si calon konsumen tersebut tidak membayarkan uang muka ke kami. Jadi uangnya itu kami alihkan di rekening bank yang kami ajak kerja sama. Jadi mereka betul-betul aman. Hal ini juga menjadi nilai tambah yang akhirnya mendongkrak kepercayaan konsumen, dan sampai dengan hari ini relatif sudah hampir selesai, tidak menemukan suatu hambatan yang
berarti dalam menjual produk kami.
Secara umum apa saja yang menjadi faktor penghambat pengembangan rumah subsidi di Indonesia?
Pertama, yang paling urgent dari proses pembangunan rumah subsidi adalah masalah tata ruang. Di proses ini banyak didapati tantangan dan hambatan dalam birokrasi tersebut. Tantangan kedua adalah dalam proses pembebasan lahan. Selanjutnya adalah tidak adanya
pembatasan antara pengembangan rumah subsidi dan rumah komersil. Mestinya jika di sini ada rumah subsidi, maka pengembang besar jangan.
Berikutnya yang juga penting adalah dukungan perbankan, dimana sampai saat ini juga masih belum bisa out-of-the-box. Masih saja mengikuti prosedur yang ada. Ditambah lagi, saat ini pun perbankan masih cukup ketat terutama terhadap karyawan swasta, apalagi yang statusnya kontrak.
Kementerian PUPR meluncurkan beberapa inovasi aplikasi seperti, SiKasep, SiKumbang dan terakhir SiPetruk, seperti apa efektivitas aplikasi tersebut?
Ini memang cukup menantang, tetapi secara umum tentunya lebih baik. Dan pastinya kita memang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, dimana dahulu semuanya masih manual sekarang serba digital. SiKasep untuk calon konsumen, mereka harus masuk
terlebih dahulu ke aplikasi tersebut. Kemudian para pengembang bergabung ke aplikasi SiKumbang. Di sini kita harus mewarnai site plan dan lain-lain. Terakhir adalah SiPetruk untuk pengawasan kualitas konstruksi. Awalnya memang menyebabkan gonjang-ganjing di
kalangan pengembang, karena dihadirkan di tengah pandemi, ketika
para pengembang lagi sulit. Namun, akhirnya pelaksanaan aplikasi ini
diundur, kalau tidak salah mulai Juni.
Secara umum memang di awal agak menyulitkan, karena belum bisa beradaptasi. Tetapi kita menyambut baik setiap kebijakan baru yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan. Dan terbukti bahwa semua itu bisa dilalui dan sekarang sudah banyak terjadi akad-akad yang sudah selesai dilakukan.
Lantas, bagaimana prediksi pasar perumahan subsidi di tahun 2021 ini?
Saya menyebut tahun ini sebagai tahun momentum untuk kita mencoba bangkit. Kalau kami memang sudah lebih dahulu, sehingga di saat pandemi saja ketika banyak yang jatuh, kami terus berjalan dan naik, maka tahun ini saya kira memang kita harus benar-benar bangkit lebih baik lagi. Kami juga berharap agar pemerintah lebih banyak lagi
mengeluarkan kebijakan yang memudahkan, baik konsumen maupun pengembang. Kita sama-sama berkontribusi untuk menyejahterakan masyarakat melalui pembangunan rumah subsidi yang berkualitas dan dengan segala fasilitasnya.
Apa saja proyek-proyek PT KPN yang sudah dan sedang dikembangkan?
PT KPN berdiri tahun 2003, dengan manajemen yang ada, dimana saat itu saya belum bergabung. Tahun 2008 kami mengakuisisi PT KPN, saat itu kami melakukan perombakan dengan beberapa kebijakan baru dan dimulailah era baru pertama dari PT KPN dari tahun 2008. Sehingga sampai dengan tahun 2021 ini kami sudah berjalan 13 tahun. Sejak awal perjalanan kami kami sudah fokuskan di perumahan rakyat rumah subsidi.
Sejak 2008 kami kembangkan Pesona Prima Karanggan di Bogor, seluas 4,8 hektar. Tahun 2010 Pesona Prima Pataruman 1 di Bandung Barat seluas sekitar 1,2 hektar dengan total unit 106. Tahun 2012 Pesona Prima Pataruman 2 seluas 2,9 hektar sebanyak 206 unit. Lanjut di 2014 dengan Pesona Prima Citapen. Kemudian tahun 2016 dengan proyek Pesona Prima Cikahuripan 5, seluas 5,5 hektar, sebanyak 488 unit. Proyek ini rampung dalam tempo 2 tahun. Tahun 2018 kami kembangkan Pesona Prima Cikahuripan 6 dengan jumlah 737 unit di lahan seluas 8 hektar. Sehingga total sampai dengan hari ini 6 proyek.
Tahun ini pun kami sudah siapkan beberapa pengembangan proyek baru. Seperti Pesona Prima 7 Rajamandala di Bandung Barat juga Pesona Prima 8 Banjaran, Soreang, Kabupaten Bandung yang sedang dalam proses pembebasan lahan. Sebenarnya ada satu lagi yang
juga sedang proses negosiasi, yaitu Pesona Prima 9 Cikahuripan, di sampingnya Cikahuripan 6. Dan semua proyek yang kami kembangkan tersebut, akan mulai kami pasarkan setelah unitnya dibangun.
Sejak awal hingga saat ini PT KPN fokus di perumahan subsidi, apa filosofi dan tujuan utama perusahaan?
Ini adalah suatu nilai yang sangat penting karena kalau jujur secara hitung-hitungan bisnis semata, ini tidak masuk. Artinya bisa jadi draw atau bahkan minus. Tetapi bagaimana kita bisa olah itu semua menjadi sesuatu yang lebih bernilai dengan niat dan tujuan yang memang sudah sejak awal kami tanamkan, bahwa selain bertujuan untuk pengembangan bisnis perumahan rakyat, juga adalah bagaimana kita coba berkontribusi terhadap bangsa dan negara tempat kita dilahirkan. Pada zaman dahulu musuh kita adalah para penjajah bangsa asing, namun saat ini, musuh kita adalah kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan lain-lain. Jadi perjuangan kami adalah membangun perumahan rakyat tetapi tetap berkualitas. ● [Pius]