...

PENGEMBANG JANGAN TERLENA!

Perkembangan pasar termasuk perilaku konsumen sangat cepat dan dinamis saat ini, bahkan terjadi saat pandemi. Kurang lebih itulah yang digambarkan oleh Ali Tranghanda, CEO dan founder Indonesia Property Watch dalam kunjungannya ke beberapa proyek di Jabodebek-Banten dalam rangka asesmen Golden Property Awards 2021

“Perkembangan produk dan tipe rumah saat ini sangat cepat, khususnya
dari desain, konsep, dan pola layout ruang. Dalam hitungan bulan sudah muncul lagi beberapa produk baru dengan desain yang lebih baru. Hal ini dapat membuat produk lama menjadi terlihat ketinggalan zaman. Para pengembang harus dapat semakin jeli ke depan membaca pasar,” jelas Ali.

Sebut saja beberapa proyek hunian yang menyasar kaum milenial, beberapa diantaranya Waterfront Estate Lippo Cikarang, Cendana Homes Lippo Village, Rotterdam dan Wimbledon di Jababeka, Duo @Talaga Bestari, O2 Grand Wisata, Myza BSD City, Rumah Milenial @PIK 2, Basel di Citra Sentul Raya, Albero di Citra Garden Puri, Girona di Citra Raya, Taman Kuta Indah di Citra Maja, Asera Nishi Kota Harapan Indah, Vanadium Intercon, Apple 1 Condo Villa, Selena @Golden Park 3, Seion @Serang, Apple 1 C Studio Landed Home Moderland Cilejit, dan lainnya. Produk-produk yang diluncurkan saling bersautan dengan sederet inovasi dan kreatifitas yang sangat dinamis. Bila kita perhatikan produk-produk tersebut didominasi oleh para pengembang besar. Bagaimana dengan pengembang di segmen menengah? Nah faktanya banyak pengembang menengah terlena dengan pasar saat ini dengan masih menggunakan model-model lama tanpa inovasi. Kurangnya update lapangan membuat apa yang diluncurkan menjadi biasa saja bahkan ketinggalan zaman. Pola pikir konsumen pun akan semakin berubah dengan banyaknya produk-produk baru di pasaran, yang membuat produk lama semakin ditinggalkan.

Yang paling terlihat tanpa adanya inovasi adalah produk rumah subsidi/
FLPP saat ini. Dengan aturan yang ketat dari pemerintah membuat para pengembang rumah subsidi disibukkan dengan aturan administrasi sehingga lupa untuk juga harus berkreasi. Pasar segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sangat besar tidak dapat diabaikan begitu saja terkait desain untuk menjadi kebanggaan pembelinya. Bentuk modular rumah dari satu proyek subsidi/FLPP ke yang lainnya relatif tidak berbeda jauh. Tidak ada perubahan desain yang nyata. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah memang margin yang terlalu kecil membuat para pengembang subsidi/FLPP tidak bisa berkreasi? Sepertinya bukan itu masalah utamanya. Banyak pengembang subsidi yang terlena terlalu asyik jualan, namun lupa dihadapkan dengan persaingan yang akan semakin ketat ke depan untuk merebut hati konsumennya.

Fakta ini membuat para pengembang harus lebih tanggap dengan perubahan perilaku konsumen ke depan yang semakin kritis dan
standar produk yang semakin tinggi. Jangan sampai para pengembang,
baik pengembang besar, menengah, sampai pengembang subsidi/ FLPP terlena tanpa inovasi dan kreatifitas yang semakin menantang ke depan. “Para pengembang jangan terlena dengan produk saat ini, karena bila tidak dapat mengimbangi perkembangan pasar, mereka akan ditinggalkan pasar,” pungkas Ali. ●

Ali Tranghanda
C E O Indonesia Property Watch |  + posts