“Selalu ada aspek psikologi yang harus dipertimbangkan dalam penerapan strategi penjualan”
Berbagai strategi para salesman kerap digunakan untuk menarik minat konsumennya. Dalam sebuah film mengenai kerasnya dunia pialang saham, Boiler Room, begitu judul film tersebut yang mengisahkan seorang mahasiswa drop out yang memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan investasi di pinggiran kota. Trik dan strategi cerdas membuatnya menjadi kaya raya, namun sayangnya, ia terperangkap intrik-intrik kotor permainan pasar yang menipu para konsumennya untuk semata-mata meraup untung. Namun bukan perjalanan hidupnya yang menjadi perhatian kita kali ini.
Dalam sebuah adegan digambarkan bagaimana dia membuat kliennya memutuskan untuk membeli produk investasinya via telepon dengan tutur bahasa yang sangat apik. Namun dalam sebuah adegan, ditampilkan sebuah drama strategi yang sebenarnya berbau penipuan.Diperlihatkan bagaimana dia bekerja sama dengan rekan-rekannya untuk meng-goal-kan penjualan investasinya.
Dia mulai menjelaskan bagaimana produk investasinya sedang hot di pasar. Merasa kliennya agak ragu, jurus lain pun dipakainya. Suasana kantor dibuat seolah-olah sedang berada dalam sebuah acara peluncuran yang dipenuhi dengan banyak orang yang mengantri sambil berteriak-teriak seakan-akan takut kehabisan. Diangkatnya gagang telepon agar suara-suara riuh dan teriak-teriak antrian terdengar sampai di telinga kliennya untuk memberikan suasana ‘rush’ yang dipercaya secara psikologis dapat memberikan dorongan klien untuk mempercepat pengambilan keputusan saat itu juga dengan cepat. Dan strategi ini berhasil!
Bagaimana penerapan strategi tersebut di proyek-proyek Anda. Tanpa memberikan sebuah drama penipuan, seharusnya strategi ini dapat menjadi referensi, karena secara psikologi orang akan terdorong untuk ‘ikutan’ beli melihat banyaknya orang yang juga ikut beli. Terlepas itu latah atau tidak, tidak ada salahnya strategi seperti ini dilakukan untuk membuat pasar lebih hot! Namun jangan menipu konsumen dengan proyek buruk.