Senin, April 28, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Pasar Properti Membaik Usai Pemilu, Ini Alasannya

PropertyandtheCity.com, Jakarta – Bisnis properti ditengarai akan lebih sensitif terhadap pengaruh pemilu legislatif dan pemilu presiden pada 2024, yang tahapannya sudah dimulai sejak tahun ini. 

Head of Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto mengatakan, selain properti kelas menengah ke atas, produk serupa untuk sektor korporasi seperti gedung perkantoran juga sangat dipengaruhi iklim politik. Karena bagi kalangan menengah-atas dan korporat, properti merupakan instrumen investasi. Kan kalau iklim investasi sangat tergantung kepada situasi perpolitikan, seperti pemilu yang berlangsung di suatu negara.

“Kendati pasar melambat bisnisnya, harga properti secara umum tidak mengalami penurunan setiap menjelang pemilu. Harga properti atau tarif sewanya mengalami koreksi, hanya karena faktor internal masing-masing subsektor seperti adanya kelebihan pasok. Biasanya setelah pemilu selesai, baru pasar properti kembali aktif,” katanya menanggapi dinamika politik jelang pemilu 2024, dalam siaran pers yang diterbitkan Rabu (29/11/2023).

Ferry menyebut, saat ini penyerapan unit-unit properti masih relatif lesu, khususnya untuk segmen highrise seperti apartemen dan perkantoran. Hal itu berdampak pada likuiditas perusahaan pengembang yang mendorongnya membatasi peluncuran proyek baru, dan hanya berkonsentrasi pada penjualan proyek yang sudah terinventarisir. Namun, saat semua mata tertuju pada pemilu, sektor properti akan secara hati-hati tetap memupuk optimisme untuk bisa kembali bergairah pasca pemilu. “Umumnya mereka masih bersikap wait and see, memantau proses dan hasil pemilu,” imbuhnya.

Dengan hanya sekian bulan hingga perayaan demokrasi di Indonesia untuk melahirkan pemerintahan baru, investor dan pembeli properti cenderung menunda keputusan bisnisnya. Pasca pemilu juga banyak yang berasumsi kalau harga properti akan melonjak. Umumnya mereka masih bersikap wait and see, memantau proses dan hasil pemilu.

“Berdasarkan riset kami, hal itu tidak berdasar karena ada banyak faktor yang akan berperan terlepas pihak mana nanti yang akan menang atau mengambil alih kepemimpinan. Hasil pemilu tidak akan berdampak besar pada situasi pasar. Bisa memengaruhi secara sentimen, tapi setelah pemilu pasar akan melanjutkan aktivitasnya seperti biasa,” tandas Ferry.

Sebelumnya Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta Arvin F Iskandar mengatakan penjualan properti terancam turun karena bakal tertekan akibat momen tahun politik Pemilu 2024. Untuk itu, lanjutnya, sudah ada beberapa strategi untuk membuat sektor ini tetap bergairah.

“Biasanya penjualan akan lebih drop, cuma kita yakin optimis bahwa politik 2024 ini akan berlangsung aman dengan itu semua. Kita di developer, bisnis plan tetap jalan dalam mengembangkan projek-projek baru dengan memberikan gimmick dan insentif yang baik pula,” katanya.

Historis pemilu-pemilu sebelumnya selalu ada penurunan penjualan. Arvin memprediksi itu bakal terjadi, namun dia  berharap tren penurunan itu tidak berlangsung lama, yakni hanya sampai awal tahun saja. “Kita harap kelesuan ini nggak lebih dari Februari 2024 walau diindikasikan ada 2 putaran (Pemilu), namun apabila aman kita yakin penjualan hanya terkoreksi dikit. Kita harap dari planning 2024 ini selisih hanya 10%, maksudnya nggak terlalu dalam,” pungkas Arvin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles