Top 5 This Week

Related Posts

PASAR OVER SUPPLY, WAKTUNYA KULAKAN!

Gambaran pasar sekunder tahun 2020 lalu seperti apa?

Bicara pasar sekunder adalah masalah trend dan terbentuk dari keseimbangan supply and demand. Pada saat supply banyak, maka akan terjadi Buyer’s Market di mana penawaran lebih banyak, dan pada saat demand tinggi maka terciptalah Seller’s market. Tahun 2020 adalah tahun yang challenging, sehingga orang cenderung wait and see.Tapi terlihat bahwa di kuartal terakhir 2020, masyarakat sudah mulai menyadari situasi, dan dalam kondisi seperti ini agen properti yang bisa berperan sebagai konsultan bagi para kliennya akan muncul sebagai pemenang karena mampu menaklukkan pasar.

Artinya koreksi harga memang betul terjadi, begitu?

Harga tidak bisa dikoreksi. Market is Market. Yang benar adalah market menentukan harga. Dan harga mengikuti market. Kata yang tepat untuk penentuan harga, saya rasa adalah “menyesuaikan” dengan market yang ada. Dan dari riset kami, harga untuk area-area dengan lokasi prestigious tetap tinggi absorption rate nya.

Selain butuh dana segar sehingga banyak yang melepas aset propertinya, lalu berdampak pada ramainya penawaran, faktor apa yang membuat pasar makin melesu?

Sebetulnya market masih ada. Di sektor penyewaan, demand dari business to business (b2b) bahkan cukup banyak meskipun tidak sebanyak dulu karena dari company yang ada, mostly top management yang stay in the country. Over supply untuk pasar primary sangat kami rasakan dan dampaknya membuat sales kami turun drastis hingga 60-70% dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Nah, di saat seperti ini, fungsi kami sebagai konsultan menjadi sangat penting, karena perlu pendekatan yang sangat berbeda dari sisi produk dan servis agar bisa bertahan di pasar.

Bagaimana dengan property listing, apakah yang nitip untuk dijual semakin banyak? Apakah banyak properti murah?

Banyak. Tetapi ini justru bisa menjadi strategi. Karena saat ini adalah supply banyak sekali, pesan saya perbanyaklah listing. Kayak kulakan, supaya di saat market bound kita sudah siap. Membeli properti tergantung dari lokasi, kondisi dan beberapa faktor lainnya.Kalau barang langka penyesuaian harganya tidak banyak.Banyak yang menanyakan, mengapa di area prime, bisa harga murah? Bukan saat ini saja, saya bisa yakinkan itu. Dari dulu sudah ada listingan anomali begitu. Mendadak ada yang jual murah di lokasi premium karena hasil lelang, terbelit hutang atau hasil sitaan bank. Satu dua unit tiba-tiba muncul di pasar dengan harga rendah, selalu ada anomali seperti itu. Kita tidak bisa menilai jika ada rumah sudah berbulan-bulan dipasarkan tapi tidak laku-laku, bukan berarti pasarnya turun. Yang
harus diperhatikan adalah
demand area di sana. Saya selalu meminta tim saya untuk sangat tajam mempelajari pasar, supply demand – trend. Jadi istilah ‘harga Covid-19’ seperti yang tadi ditanyakan, tetap akan sulit didapatkan bila memang demand untuk area itu tinggi dan supply minim.

Jadi karena buyer’s market, saat ini waktu yang tepat untuk belanja properti?

Kalau ada idle money, saya akan katakan yes, it is time to buy!. Tapi kita harus tahu tujuan dari belanja ini untuk apa. Apa yang akan kita buat untuk aset itu. Jadi kalau misalkan anda adalah end user, benar-benar mau pakai sendiri so this is the time to buy. Kalau anda investor, you have to know what you want to do with that property.

Secara umum, seperti apa prospek pasar properti khususnya sekunder di tahun ini?

Bagi saya, pasar properti sangat tergantung dari banyak faktor. Jadi kalau saya harus menilai prospek pasar properti tahun ini, saya hanya bisa berharap membaik. But we need to plan not only long term, but my advise is to plan short term as well. Beberapa rekan developer sudah sangat baik mengantisipasi market ini, dan dari kami, sebagai property agent yang merupakan mitra kerja bagi para developer, kami akan mendukung penuh setiap kegiatan dan ide-ide cemerlang yang bisa membangun aura positif dunia properti Indonesia dan kami akan selalu menjadi pendamping bagi para klien kami dengan memberikan pelayanan terbaik. Sekali lagi, market is market. Adapt fast, istilah yang
sering kami pakai di Keller Williams adalah
Pivot and Shift. Berubahlah dan beradaptasilah dengan cepat. Karena usaha yang kita lakukan tidak pernah mengkhianati hasil yang kita peroleh. Dan sebagai marketer sejati, kita harus tetap optimis, make action plans yang memang doable saat ini.

Bagaimana dengan suku bunga acuan yang sudah rendah (3,75%), apa tidak bisa menolong pasar?

Kebanyakan yang memakai KPR atau KPA adalah primary market. Tapi saat ini pun, jasa perbankan juga sangat ketat dengan requirement-nya. Sehingga apakah bunga rendah bisa menjadi stimulus, pasti.

Lalu katalisnya apa yang membuat rebound?

Yang bisa membuat rebound adalah jika kita mampu mengedukasi dan membuat masyarakat melihat perlunya kebutuhan, how to make the needs itu terpenuhi. Contoh, beberapa developer selalu bisa membuat proyek sukses, dikarenakan mereka bisa membaca kebutuhan pasar. Jadi bagaimana developer dan pemainnya bisa membidik needs dari market yang tepat, akan menjadi katalis yang sangat baik untuk merubah kondisi
pasar.

Saat-saat seperti ini lebih baik beli properti baru atau seken?

Bagi saya, bila anda punya idle cash, seken akan menarik karena faktor kelangkaan akan menjadi pertimbangan utama. Tapi bagi anda yang ingin mendapatkan cara pembayaran yang super ringan, maka membeli properti primary jelas akan menguntungkan karena saat ini sebagian besar developer sangat bisa mengakomodasi permintaan dari konsumen.
Yang jelas perhatikan kredibilitas si pengembang.

Bisa dikenalkan, Keller Williams itu seperti apa?

Keller Williams adalah real estate agent dari Amerika Serikat, dengan head quarter di Austin, Texas, dan saat ini adalah Real Estate Agent No 1 di Amerika sekaligus agensi dengan jumlah agen terbesar di seluruh dunia. Yang membedakan kami dengan perusahaan agen properti lain di Indonesia adalah dari bisnis model dan sistemnya. Konsep kami adalah Interdependent – Agent Centric yang merupakan generasi ke-3 dari real estate agent industry. Di Indonesia, sistem yang ada adalah sistem generasi pertama, yang mengusung konsep Brand Centric, di mana secara model tidak memungkinkan para agen untuk membangun bisnisnya dengan brand dia sendiri, personal branding. Juga sistem dan
model kami menjawab kebutuhan pasar dunia
real estate agency karena untuk membuat ‘kantor’ agen dengan brand anda sendiri, anda tidak lagi perlu merogoh kocek sampai ratusan juta rupiah.

Kenapa bisa begitu?

Gary Keller, founder kami waktu itu mengalami ‘dibedol desa’, alias para agen atau broker meninggalkan kantor principal yang menaunginya. Ini juga sangat sering terjadi di dunia brokerage Indonesia. Punya 70 agen tiba-tiba besoknya sisa 10 agen, punya 100 agen besoknya tinggal 30 agen. Founder kami juga begitu. Sampai pada akhirnya dia berkata,
bagaimana membuat satu perusahaan yang
no body want to leave. Terbentuklah model bisnis Keller Williams, di mana kami memberikan wadah bagi setiap agen junior sampai dia menjadi besar, grow together. Dengan konsep Interdependent-Agent Centric ini, maka pada saat agen mencapai level tertentu yang kita sebut top atau mega, maka agen dapat membentuk team dan memakai brand mereka sendiri dan masih berkantor di kantor yang sama secara bersama-sama. Ini sekali lagi adalah solusi ideal bagi permasalahan klasik dunia real estate agency. Ditambah, di Keller Williams, kami memperkenalkan konsep Growth Share, yang bisa dijadikan sebagai salah satu sumber revenue stream di saat agen
pensiun. Meskipun usia kita bertambah kita tetap bisa mendapatkan pendapatan. Semoga ini bisa membuka wacana dan memberikan sedikit pencerahan untuk dunia
real estate agent tanah air.

Popular Articles