“The universe is asking…Show me your new vibration, I will show you miracles.” – Anonymous
Di saat pandemi, semua pengembang berlomba-lomba melakukan perpindahan strategi pemasaran ke arah online atau kerap disebut digital marketing. Sebelumnya digital marketing digaungkan oleh para pemasar sebagai alam baru, bak lautan luas, biru dan lega. Sebagian besar dari mereka beranggapan ini sebagai salah satu dari Strategi Samudera Biru atau Blue Ocean Strategy.
Iya boleh- boleh saja dikatakan sebagai kebenaran baru, dianggap juga sudah berpola pikir “Thinking Out of Box.” Karena memang dulunya masih berbasis analog (offline)saja, dan sekarang sudah mengkonversikan diri sudah go digital. Sangat beruntung bagi pengembang yang sudah hadir lebih dahulu di digital (online), pastinya sudah banyak merasakan kemudahan dan banyak manfaatnya. Salah satunya mendapatkan biaya konversi akuisisi konsumen lebih murah, mudah dan ideal.
Namun pasca pandemi, situasi dan kondisinya saat ini sudah banyak berubah. Seperti awal kisah tersebut di atas, akhirnya membuat alam digital (khususnya sosial media ) mendadak menjadi penuh, keruh dan jenuh. Kenapa? Karena hampir setiap pengembang berbagi cerita dengan pola yang sama di Sosial Medianya, semua melulu tentang produk dan keunggulannya serta gimmicknya. Alhasil, calon konsumen terjebak kesulitan memutuskan pilihannya. Singkatnya membuat alam digital (online) mengalami hal yang sama dengan kondisi sebelumnya, yakni menjadi Samudera Merah.
Dampak yang sangat terasa ialah Biaya Penjualan/ Akusisi Konsumen menjadi kembali mahal dan semakin menjadi kurang ideal. Para CMO-Chief Marketing Officer dituntut kembali untuk berpikir kreatif, bagaimana menemukan formulasi pemasaran ideal yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan angka penjualan yang lebih baik, namun dengan biaya pemasaran yang lebih rendah.
Apakah cukup saja hanya mengandalkan online atau digital saja? Apakah mesti kembali offline atau harus melakukan keduanya? Yuks sama- sama, kita barengan coba cari tahu!
CERITA BAIK = PESAN BAIK (+) KESAN BAIK
Kita analogikan kegiatan pemasaran sebagai sebuah Cerita Baik. Ini sebagai rangkaian proses men-delivery-kan (mengantarkan) produk kita sampai ke tangan konsumen. Cerita Baik ini bukan sekadar kisah ilustrasi dongeng belaka, namun kisah yang memang telah diaktualisasikan secara baik. Nyata terasa berdampak! Hasilnya bukan sekadar pencitraan merek saja, namun juga menghadirkan persepsi baik di benak konsumen. Tentunya kedepannya akan menjadi Cerita Baik yang bersambung dan berkelanjutan, terus terdengar dari mulut ke mulut di masyarakat (Words of Mouth).
Kita awali dari mensketsakan sebuah Pesan Baik dari produk kita. Ingat loh, kalau kita tidak cukup hanya menyuarakan keunikan produk yang berbeda saja. Melainkan Pesan Baik yang mampu membangkitkan emosional status dari calon konsumen terhadap produk kita. Mereka secara sadar lebih mengenal keunikan produk kita, menimbulkan ketertarikan via nilai yang kita tawarkan, sesuai dengan ekspektasi calon konsumen tentang keinginan dan kebutuhannya.
Pesan Baik itu harus mampu menggugah emosi hati calon konsumen. Pemasar secara detail mengilustrasikan manfaatmanfaat yang akan diperoleh dengan membeli produk/ rumah kita, baik secara manfaat fungsional dan juga manfaat emosional. Secara manfaat fungsional berarti kenyamanan atas hunian, ditambahkan manfaat emosional bisa merasakan kemudahan atas lingkungan pendukung aktivitas hariannya, dan juga keuntungan yang akan diperoleh dari nilai investasi yang lebih baik.
Alangkah lebih baik dalam menyampaikan Pesan Baik, tetap ada tambahan gimmick/ janji penjualan dalam penawaran, seperti diskon, hadiah dan bonus. Tujuannya hanya sebagai penguat pesan baik, namun perlu diingat bahwa gimmick bukan sebagai pesan yang utama.
Kita pun juga sadar harus membangun citra pengembang, cara sederhananya melalui Kesan Baik . Ini sebuah tantangan tersendiri buat para pengembang, dan juga mesti disadari bersama oleh segenap departemen. Ini bukan hanya tugas dan kewajiban dari departemen pemasaran dan penjualan saja namun menjadi tugas bersama, bahu membahu dalam menghadirkan Kesan Baik. Mengkonversikan nilai-nilai yang akan menjadi persepsi (pengalaman tertinggal) di dalam benak setiap calon konsumen dan pelanggan. Akan menjadi luar biasa bila target ouputnya
adalah melibatkan masyarakat umum ikut berperan sebagai promoter.
Kehadiran era digital membuat dunia semakin horizontal, semua insan di bumi menjadi setara. Setiap Pesan Baik kita sampaikan akan di Review, di Rating (diberikan Bintang Apresiasi) dan semoga saja beruntung lanjut di rekomendasikan. Untuk itu kita harus mampu selalu menghadirkan Kesan Baik pembeda, agar terus teringat kuat di benak calon konsumen atau pun pelanggan/ warga penghuni.
Ditambah situasi pandemi kemarin, menjadi tuntunan bersosialisasi untuk kita wajib mengedepankan rasa empati dan kepedulian penuh, berjuang menjadi pengembang yang luar biasa namun tetap rendah hati dalam pelayanan.
Setiap kegiatan yang berhubungan erat dengan titik kontak pelanggan, kita harus melakukan pengawalan maksimal, mulai dari kemajuan progres pembangunan, kecekatan sumber daya manusia dan kecakapan dalam proses pelayanan. Harapan terbesarnya menjadi pengalaman otentik yang sangat berkesan dan targetnya bukan hanya sekedar pengembangan citra semu saja.
Kedua hal tersebut di atas mesti dibarengi oleh Sikap Baik (+) dalam mengeksekusinya, harus selalu dilandasi oleh norma standar etika yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Bila tidak, bakal mengalami kejadian yang tidak diharapkan, seperti cerita sebuah Cafe dengan brand terkenal yang tadinya namanya sudah baik, namun karena kesalahan melanggar norma/etika SARA tertentu, terpaksa ditutup ijinnya oleh pemda setempat.
Alangkah kerennya bila kita mampu menghadirkan sebuah Sikap Baik yang selaras dengan budaya dan kebiasaan kearifan lokal. Tujuannya agar kita lebih mudah mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat setempat. Yakin loh! Mereka pasti akan ikutan bangga, dan tanpa diminta mereka akan ikutan bercerita baik, mengamplifikasi proyek kita.
Pada akhirnya, kita sama- sama telah mengetahui cara bagaimana mengkerangkakan sebuah Cerita Baik. Mulai aja dulu sesuai formulasi sederhana tersebut di atas, intensikan sebagai new role model strategi pemasaran ampuh, awali langkahnya dari tim pemasaran dan penjualan, selanjutnya disinergikan bersama dengan segenap tim support internal semua departemen. Pastinya akan menghasilkan sebuah ledakan energi besar penuh getaran (vibrasi) yang akan dirasakan oleh calon konsumen dan pelanggan serta masyarakat luas.
Target ujungnya atas ini semua akan membuat biaya konversi akuisisi konsumen akan lebih rendah dan sangat ideal. Isu terbaik dalam mengembangkan strategi kreatif pemasaran zaman now adalah tentang berbagi energi yang bervibrasi.
Share Good Vibes! Give Full Love Emotion! Feel Five Stars Experience! •
