Longjiang Grand Bridge, Negeri Tiongkok sungguh luar biasa dan menakjubkan. Jembatan ini terkesan mampu menopang awan di langit. Jembatan yang memiliki panjang 2.440 meter dengan ketinggian 280 meter dari permukaan tanah ini melintasi Lonjiang River, di provinsi Yunnan Barat Daya. Jembatan tersebut akan dibuka untuk lalu lintas umum mulai 1 Mei 2016. Sebelum dibuka, jembatan ini telah melewati pengujian beban pada awal April 2016 lalu. Jembatan ini menjadi penghubung kota-kota besar yang ada di Baoshand dan Tengchong. Jembatan yang berdiri kokoh diantara dua gunung di dua benua ini, dan menjadi icon baru negeri Tiongkok, khususnya Provinsi Yunnan.
Dana yang digelontorkan untuk pembuatan jembatan yang menghabiskan waktu selama lima tahun ini mencapai 151 juta Euro atau sekitar Rp 2,3 triliun. Longjiang Bridge yang selesai dibangun pada April 2016 ini merupakan bagian dari rangkaian Boateng Expressway yang menghubungkan kota-kota besar di Baoshan dan Tengchong Barat Daya Tiongkok dan langsung bisa menembus negara Myanmar dengan melintasi Lembah Sungai Long. Sebelum Longjiang Grand Bridge dibangun, perjalanan dari Baoshan ke Tengchong harus melalui Boateng Expressway dengan jalan memutar dan melewati pegunungan dengan jarak tempuh mencapai 13,5 km. Tetapi, setelah ada Longjiang Grand Bridge perjalanan menjadi lebih cepat dan hanya menempuh jarak 2.471 m.
Para insinyur merancang bentang tengah jarak jembatan dari menara ke menara lainnya sepanjang 1.196 meter. Untuk bentang tengah jembatan yang memisahkan dua menara utama peyanggah jembatan mencapai jarak 3.924 kaki. Bentangan tengah ini lebih pendek dari Jembatan Golden Gate, San Francisco, USA. Sedangkan sisi bentang yang terhubung langsung ke berbatasan lereng dan bukit jaraknya mencapai 1.274 meter. The Longjiang adalah jembatan gantung tertinggi yang memakai teknologi kotak baja girder dek tipis yang sangat berbeda dengan teknologi dek truss tradisional. [wan]