Semua pengembang maupun pelaku industri di Karawang yang ditemui Property and the City sepakat industri menjadi trigger bagi perkembangan Karawang. Tanah Karawang yang sampai era 90-an terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat, kini menjadi basis industri dengan ribuan pabrik berdiri di bumi Karawang. Bahkan, seperti kata Sanny Iskandar, mungkin dalam waktu 2-3 tahun ke depan Karawang bisa lebih mengungguli Bekasi secara keseluruhan (mencakup Kabupaten Bekasi), khususnya untuk industri manufaktur. Karawang kini menjadi pusat pertumbuhan industri khususnya industri di sektor otomotif.
“Dilihat dari sini, posisi Karawang relatif lebih di tengah-tengah atau menjadi pusat. Mungkin Karawang akan masuk ke greater Jakarta. Sekarang orang bicaranya sudah Jabodetabek-Karawang. Artinya, Karawang sudah menempel ke Bekasi yang menjadi bagian dari Jabodetabek,” ujar Sanny.
Baca juga :
- Karawang, Propertinya Terus Bergerak
- KARAWANG MENUJU SUNRISE PROPERTY
- STRATEGI KOLABORASI MILENIA DAN GENERASI X
Bahkan, lanjut Sanny, pergerakan kawasan industri kemungkinan akan mengarah ke Subang, Indramayu hingga ke Majalengka karena pergerakan orang akan mendekat ke jalan tol dan pelabuhan. Di Subang ada pelabuhan Patimban. Sementara bandara terbaru Kertajati ada di Majalengka. Sangat mungkin nantinya industri di Kabupaten Bekasi bergerak ke Karawang kemudian bergerak lagi ke Subang. Karawang bakal menjadi incaran pelaku industri besar bila pelabuhan dan bandara sudah
siap. Nanti tinggal dilihat mana yang lebih cepat ke pelabuhan Tanjung Periok atau ke pelabuhan Patimban. Bisa jadi lebih cepat ke Patimban apabila sudah siap.
“Kalau pelabuhan dan bandara sudah ready, paling lama satu tahun Karawang sudah hidup. Dulu saya masih ingat, setahun setelah tol Cikampek dibuka, jalan tol ini masih enak dilalui karena masih sepi. Tetapi begitu memasuk tahun kedua dan seterusnya tol Cikampek sudah semakin padat,” ujar Lukas Bong, Ketua Umum DPP AREBI.
Pertumbuhan kawasan industri dari Karawang berlanjut ke utara mengikuti tol Cipali memang sangat memungkinkan. Apalagi seperti disebut di atas bandara Kertajati dan pelabuhan Patimban posisinya di utara dan diuntungkan oleh akses tol. Di luar itu, masih ada satu desain lagi bakal menjadi selling point Karawang yaitu rencana pembentukan Bekapur (Bekasi-Karawang-Purwakarta). Inilah konsep yang menjadikan kawasan industri Bekasi, Karawang dan Purwakarta menjadi satu kawasan terpadu yang terintegrasi di bawah satu badan khusus. Konsep Bekapur ini informasi terakhir yang didengar masih digodok oleh pemerintah.
Menurut Sanny, usulan Kadin ini lebih pada perlunya suatu penanganan yang lebih proper di Bekapur. Proper dalam arti lebih baik dari sisi birokrasi perizinan. Kemudian yang berhubungan dengan infrastruktur dan utilitas. “Kalau masalah perizinan, saya mengharapkan bisa ditangani lebih cepat, transparan, efisien, lebih pada kepastian hukum untuk di sebuah kawasan di area tertentu,” ujar Sanny, yang juga Ketua Apindo Nasional Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi.
enyatuan Bekapur sebetulnya tidak lepas dari pengembangan kawasan di koridor Jakarta-Bandung. Diperkirakan 27 tahun lagi dari sekarang jumlah penduduk di kawasan ini akan mencapai 80 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar ini jelas pengembangan kawasan-kawasan pemukiman baru di sepanjang koridor Jakarta-Bandung akan terus tumbuh. Untuk itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro telah menyampaikan langkah antisipasi yang harus dilakukan pemerintah yaitu mengembangkan infrastruktur di sepanjang koridor Jakarta-Bandung.
Koridor Bekapur yang mencakup Bekasi, Karawang dan Purwakarta merupakan daerah perlintasan tiga kota besar, yakni Jakarta-Bandung-Cirebon, atau bisa dikatakan sebagai kawasan segitiga emas. Jalan tol Jakarta–Bandung, dan Jakarta-Cirebon sudah ada, dan sekarang sedang dibangun jalan tol penghubung Bandung-Cirebon (Tol Cisumdawu). Begitu ramainya wilayah segitiga emas ini, tidaklah heran kalau dari tahun ke tahun Jalan Tol Jakarta-Cikampek semakin macet karena volume kendaraan truk kontainer dan kendaraan pribadi yang tinggi.
Seperti kata Roosita, Karawang adalah kota transit yang berada di tengah antara Jakarta dan Bandung. Ternyata banyak pembeli properti di Karawang adalah mereka yang menggunakannya pada saat melakukan transit bisnis antara Jakarta-Bandung. Tak salah kalau kemudian optimisme melambung melihat masa depan Karawang, sehingga keluar pernyataan “Karawang menatap sunrise property”. ● [Hendaru, Pius Klobor, M. Ali Akbar]