Propertyandthecity.com, Jakarta – Banyak orang yang mencoba keberuntungan membangun usaha jasa renovasi, namun akhirnya kandas setelah berjalan beberapa waktu. Pemicunya antara lain adalah kurangnya order (pesanan) dari para klien dan mismanagement.
Selain itu, adanya pandangan negatif masyarakat akibat beberapa kontraktor dan pemborong lalai dengan perjanjian. Misalnya tidak tepatnya waktu penyelesaian pembangunan, hasil akhir dari proyek bangunan tidak sesuai dengan keinginan klien, banyak material yang hilang, korupsi bahan material, atau ada kejadian yang lebih buruk lagi, yakni membawa lari uang yang sudah disetor oleh klien sebelum selesainya proses pengerjaan proyek.
Faktor-faktor tersebut juga menjadi pemicu tidak ketidakpercayaan masyarakat terhadap kontraktor.
Strategi cara mencari order borongan renovasi rumah untuk mendapatkan proyek bangunan bisa jadi kendala bagi para kontraktor bangunan pemula. Jangankan dapat tender menggarap proyek besar seperti membangun gedung kantor pemerintah, apartemen, hotel, real estate atau perumahan elite. Dipercaya konsumen untuk sekadar renovasi rumah kecil-kecilan saja tidak gampang.
Cara jadi kontraktor bangunan itu mudah dan (nyaris) tanpa modal. Hanya saja untuk mendapatkan order garapan itu yang tak mudah. Terutama bagi pemborong pemula yang belum punya nama. Biasa, namanya saja baru merintis usaha. Otomatis belum dikenal sehingga susah untuk mendapat kepercayaan dari calon client.
Lalu bagaimana tips strategi untuk memasarkan jasa borongan bangunan? Berikut tips singkat cara promosi serta mencari konsumen.
Fendy Hidayat, pengusaha milenial di bidang jasa renovasi dan kontraktor, sekaligus CEO Raja Renov, start-up di bidang renovasi bangunan, bercerita. Untuk membangun usaha renovasinya bukanlah perkara mudah, apalagi dia harus merintis dari bawah.
Baca: IPW Mengapresiasi Kebijakan DP 0% untuk Rumah, Tapi…
Namun, menurut Fendy, pria lulusan teknik sipil Universitas Parahyangan angkatan 2006 – 2010 ini, hal utama yang harus perlu dilakukan adalah ada promosi, baik melalui mulut ke mulut, maupun melalui media konvensional (media komunikasi massa) maupun sosial media, seperti Facebook atau Instagram.
“Tapi, kalau saya di awal mendirikan usaha ini, saya mendapatkan banyak klien dari networking dan relasi. Awalnya, klien yang datang berdasarkan networking sekitar 60%, sisanya datang berdasarkan informasi di sosial media dan media massa. Namun, saat ini, jumlah klien yang dari sosial media semakin meningkat,” tutur pria yang sempat bekerja di beberapa perusahaan properti ini.
Fendy, yang memulai usaha renovasi dengan usaha borongan kecil-kecilan, bahkan sempat mengangkut bahan material dengan motor bebek ini mengaku bukan juga lulusan terbaik dan tercepat dari kampus.
“Kalau secara akademik, saya tidak terlalu menonjol. Namun, ketekunan, kejujuran, kerja keras, dan doalah yang bisa menghantarkan saya hingga saat ini. Namun, saya tidak boleh berpuas diri, saya akan tetap memacu diri saya supaya usaha saya tumbuh semakin lebih besar agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang, khususnya tukang-tukang bangunan dan usaha-usaha terkait,” lanjut Fendy.
Pria yang pernah digaji sekitar Rp1 jutaan oleh perusahaan properti dan sempat juga menjajal sebagai pedagang kain batik di Pasar Baru ini menuturkan, yang paling penting untuk mendapatkan klien adalah menjaga kepercayaan dan jangan sampai mengecewakan klien. Oleh sebab itu, hampir semua klien yang di tangani kembali memesan jasa renovasinya.
Baca: Nusa Raya Propertindo Segera Luncurkan Tower Kedua Bogorienze Hotel Resort
“Kita harus jujur kepada klien, kerja cepat dan selesai sesuai kesepakatan, bahkan kalau bangunan yang hasilnya kurang memuaskan klien, atau ada yang cacat, kami bersedia memperbaiki atau merombaknya,” tutur Fendy, yang saat awal-awal mencoba usaha jasa renovasinya sempat ditinggal kabur mandor yang mengakibatkan kerugian yang luar biasa, terlebih bahan bangunan juga dijual oleh tukang-tukangnya.
Tidak Pernah Sepi
Berkat kepiawaiannya dalam merenovasi dan membangun bangunan dari nol, serta tetap berusaha menjaga kepercayaan klien, tidak heran usaha jasa renovasinya tidak pernah sepi pemesan. Pada masa pandemi ini dan banyak perusahaan yang gulung tikar, Fendy malahan kebanjiran order sejak Raja Renov didirikan di awal 2020.
Usaha jasa renovasi di Indonesia sudah cukup beragam, namun sedikit yang mampu menyinergikan pekerjaan renovasi dan desain interior. Salah satu perusahaan startup yang jeli melihat peluang tersebut adalah Raja Renov, perusahaan jasa renovasi bangunan, seperti rumah, kantor, apartemen, ruko, dan cafe yang dikelola secara profesional.
Raja Renov mampu menangkap peluang ini, lantaran mampu mengikuti tren terkini soal renovasi dan interior dan menyesuaikan dengan keinginan dan minat konsumen, yang sebagian besar adalah anak–anak muda milenial dan keluarga muda.
Fendy menyebut, selama ini, Raja Renov sudah mengerjakan berbagai renovasi rumah, ruko, perkantoran, dan apartemen di sejumlah wilayah di Jabodetabek pernah digarapnya.
Baca: Crown Group: Orang Asing Beli Apartemen di Australia, Tetap Dapatkan SHM
“Kami hadir untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang timbul di rumah, ruko, apartemen, ataupun kantor Anda. Baik masalah arsitektur, struktur, interior maupun mekanikal elektrikal. Dari segi desain hingga teknis lapangan kami siap membantu. Raja Renov adalah brand yang disuport oleh team yang pengalaman di bidangnya, suplier yang qualified, dan beberapa bank rekanan sehingga membuat kami semakin yakin dalam melangkah di bidang konstruksi ini,” pungkas Fendy.